Hai, teman-teman.
Young Parents kembali dengan versi baru. Ya ... meskipun nanti ada yang masih sama sih.
Kalau endingnya, bisa sama bisa beda. 👀
Selamat membaca. 🌝
"Pa, Rendi pengen lamar pacar Rendi," ungkap seorang pemuda berkaus biru muda. Langsung pada intinya, tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.
Meja makan yang tadinya hanya terdengar dentingan sendok, kini benar-benar senyap. Orang yang menjadi pendengar sontak menghentikan gerakan tangan dan mulut mereka. Untung saja tidak ada yang tersedak tahu bacem.
Mereka menatap si putra bungsu, yang bahkan masih kuliah semester tiga. Itupun malas-malasan. Dan tiba-tiba ingi menikah?
"Nikah, dek?"
Kakak dari pemuda itu—Indah Mentari Pagi— meletakkan sendoknya. Lauk malam ini ia memilih ikan bandeng presto, tapi rasanya ada duri ikan yang tersangkut di tenggorokan.
"Iya, Pa. Rendi benar-benar serius mau lamar pacar Rendi." Wajah pemuda itu terlihat serius, tapi nada bicaranya tidak. Begitu juga dengan sorot matanya. Seperti ada sesuatu.
Pasangan suami-istri, Bagas dan Lina, saling berpandangan. "Kamu mau nikah, Ren?" tanya Lina. Ratu di rumah ini.
Pemuda bernama Farendi Ghaksan itu mengangguk pelan. "Rendi mau lamar pacar ...."
Suara batuk dari orang yang paling tua di rumah ini mengalihkan atensi mereka. Ia tersedak irisan bawang putih. Adam mengangkat tangannya, meminta perhatian dari anak, menantu dan cucu-cucunya. "Kamu masih kuliah, Ren. Masih muda dan kamu belum bekerja. Mau dikasih makan apa istri kamu nanti?"
"Rendi bisa cari kerja, apa aja yang penting dapat uang."
"Ren, kuliah aja kaya gini, malas-malasan. Apalagi kerja." Sang kakek benar-benar tidak mempercayai keinginan cucunya untuk bekerja. Pagi, masih harus dibangunkan. Sore, masih harus diceramahi agar segera mandi. Malam, masih terus direcoki agar pulang dari tempat tongkrongan.
"Tapi, Rendi mau lamar dia." Rendi menunduk, menatap makanan kesukaannya yang hari ini berubah menjadi tidak ia sukai. Tahu bacem rasanya seperti tahu rebus, hambar.
"Papa enggak yakin," ucap Bagas. Menjauhkan piringnya. Nafsu makannya hilang.
"Pa, mau lamarin dia buat Rendi, kan?"
"Benar kata kakek kamu, Ren. Kamu bahkan masih kuliah, IP kamu kemarin dibawah 3,5. Nilai kamu paling mentok cuma B, itu juga cuma satu. Kalau ada tugas, juga dibantu kakak kamu." Lina menggelengkan kepalanya. Tak paham dengan isi pikiran putranya yang bandel itu.
"Pacar Rendi hamil, Pa ...."
Wajah Indah berubah pucat, Lina membelakkan matanya, Bagas langsung menggebrak meja. Adam? Sendok langsung mengenai kening cucunya hingga meringis kesakitan.
"Ngomong sekali lagi!" seru Bagas, menarik kaus putranya hingga pemuda itu berdiri.
"Pacar Rendi ha—"
"Papa!" Indah menjerit saat tubuh adiknya terjungkal. Ia menutup mulut saat melihat adiknya memegangi pipi.
"Ngomong sekali lagi!"
"Pa, udah ya. Kita bicarain pakai kepala dingin," sela Indah saat tangan Papanya hendak melayang lagi.
"Sudah cukup kamu bela adik kamu, Indah!" Dibentak dengan begitu keras, Indah melangkah mundur.
"Siapa pacar kamu, hm?"
"Ayesha, anaknya Om Abian ...."
Tubuh Lina luruh ke lantai. Abian bersahabat baik dengan keluarga ini. Tetangga rumah ini selama kurang-lebih lima tahun. Ayesha? Mereka tahu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young parents || Versi Baru
Random#1 Versi baru! ------------------------------------------ Kisah Ayesha dan Rendi yang disatukan oleh si kecil Kiara. Kiara yang tingkahnya begitu menggemaskan, Rendi yang begitu menjengkelkan dan kekanakan, dan senyum paksa yang kadang Ayesha perlih...