Ayesha mengitari rumah. Rangga yang sudah lincah merangkak itu tidak ada di seluruh rumah, di luar juga tidak ada. Segera Ayesha berlari ke arah gerbang, ternyata dugaannya benar, Rangga merangkak menuju gerbang rumah Deni.
“Rangga!”
Anak itu duduk dan menoleh, tersenyum lebar dan bertepuk tangan. Petak umpet kali ini, Mamanya menang lagi.
“Ayo pulang dulu, kita makan siang,” ajak Ayesha. Digendongnya anak laki-laki itu kembali ke rumah. Rangga kerap mengajaknya bermain petak umpet dan Gilang mengajaknya bermain tebak-tebakan. Gilang sulit dipahami, kadang justru Kiara yang paham maksudnya.
Untung hari ini mendung, jadi Rangga tidak merangkak di aspal yang panas, tidak kehujanan juga.
“Gilang, makan dulu yuk.” Ayesha memukulkan sendok ke mangkuk. Mengambil alih perhatian dua bayi gembul yang usianya sembilan bulan lebih.
“Bismillah. Rangga dulu yang makan. Buka mulutnya sayang.” Ayesha tersenyum saat Rangga menerima suapannya.
“Brrr.” Rangga tertawa saat berhasil menyemburkan seluruh nasinya.
“Sekarang Gilang, buka mulutnya sayang.”
Gilang menggeleng dan menjauhkan kepalanya. Kembali Ayesha menyuap Rangga, tapi disembur lagi, terus seperti itu sampai-sampai Ayesha harus menutup mulutnya dengan tangan. Setelah perut Rangga terisi meskipun hanya beberapa suap, Ayesha mulai fokus pada Gilang yang asyik bermain pop-it kakaknya.
“Makan yuk, Lang. Sama bayam dan jagung.”
Gilang menggeleng.
Ayesha beranjak ke dapur dan kembali dengan mangkuk berisi tahu rebus. “Siapa mau ini?”
Kali ini Gilang tersenyum dan meletakkan mainannya, memukul-mukul mejanya dengan semangat. Bibirnya terus mengoceh dan senyumnya semakin lebar saat menerima satu buah tahu kuning. Anak itu mirip Kiara, sulit makan nasi tapi lebih suka makan sesuatu yang direbus. Lebih suka makan sendiri daripada disuapi, tidak seperti Rangga.
Kini Rangga meleburkan tahu kuning rebus di tangannya, lalu ia oleskan ke wajah. Bayi gembul itu tertawa riang saat Ayesha menatap ke arahnya.
“Aga nanti malam makan sama Papa ya, harus makan yang banyak.”
Tawa Rangga semakin terdengar keras saat ia berhasil merebut tahu di tangan adiknya. Ia remat hingga lebur dan kembali ia usapkan di wajah. Gilang yang merasa diganggu memukul-mukul mejanya dengan wajah kesal. Mengoceh entah apa.
“Gilang mau mimik wortel?” tanya Ayesha. Beranjak ke dapur untuk mengambil jus wortel untuk Gilang setelah memberi tahu rebus lagi pada dua anak itu.
Tepat saat ia kembali, Rangga sudah anteng disuapi Rendi. “Ini kenapa kamu maskeran tahu? Biar mukanya glowing kayak Mama?”
“Gilang sekalian disuapi, Pa,” pinta Ayesha.
Rendi menarik set kursi meja Gilang agar lebih dekat dengannya. “Sekarang makan nasi dulu ya, buka mulutnya, aaa.”
Gilang kembali menolak, asyik menikmati tahu rebus yang sebenarnya memiliki rasa hambar. Ia mendongak dan menadahkan tangannya saat melihat sesuatu yang ada di tangan Ayesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young parents || Versi Baru
De Todo#1 Versi baru! ------------------------------------------ Kisah Ayesha dan Rendi yang disatukan oleh si kecil Kiara. Kiara yang tingkahnya begitu menggemaskan, Rendi yang begitu menjengkelkan dan kekanakan, dan senyum paksa yang kadang Ayesha perlih...