17 • "Masih bayi kok punya bayi."

6.8K 523 49
                                    

Lama tak berjumpa, maafin aku ya 😭🙏🏼


Bulan Februari tiba, bulan yang berbeda dengan bulan yang lainnya. Karena hanya sampai di angka dua puluh delapan.

"Sayurnya, Bun say!"

"Yuk, yang tadi pagi delivery sayur, jangan lupa bayar!"

"Ini awal bulan loh, Bun. Yuk bayar yuk!"

"Bun, mari-mari kita berbelanja sembari bergosip ria!"

Mendengar suara seruan dari tukang sayur keliling, Ayesha mematikan kompor dan mengambil kerudungnya. "Ren, aku ke depan dulu."

Rendi yang tengah duduk menonton televisi sambil sarapan makanan ringan, mengangguk. Kebiasaan laki-laki itu sejak kecil, sarapan makanan ringan, bukan nasi. Entah itu jajanan pasar ataupun jajanan warung.

Sebenarnya Ayesha tidak ingin berbelanja seperti beberapa hari terakhir, tapi ada barang yang harus ia beli. Terpaksa ia mendekati penjual sayuran yang berhenti tidak jauh dari gerbang rumah.

"Bu, bawang merahnya seperempat kilogram aja," pinta Ayesha. "Eum ... sama cumi-cumi satu bungkus."

"Benar kan, Bu, omongan saya kemarin."

"Kayaknya sih masih seumuran anak saya yang kuliah di UI, jeng."

"Kasihan sebenarnya. Masih sekolah tapi harus berhenti."

"Salah dia sendiri, mau-maunya digituin. Hilih ...."

"Kalau aku lebih kasihan mertuanya. Pas kemarin anaknya sakit, eh, mertuanya yang direpotin. Masih bayi kok punya bayi. Ya bisanya cuma ngerepotin orang tua."

Jantung Ayesha mencelus. Ia menatap penjual sayur dan menanyakan jumlah belanjaannya. Setelah itu berpamitan dengan yang lain.

"Aku yakin, jeng, dia enggak bisa ngurus anak sama suami. Pasti kerjaannya sehari-hari cuma rebahan sambil main HP."

"Baru beberapa kali aku lihat dia belanja di sini, selama ini masak enggak tuh?"

"Palingan suaminya yang masakin."

"Eh, Bu. Tapi dia pakai kerudungnya lebar loh, kok bisa hamil diluar nikah ya?"

Ayesha mengusap air matanya begitu sampai di dalam rumah. Ia menarik napas dalam-dalam. Sejak kemarin setelah Kiara sakit, dirinya memang menjadi topik gosip nomor satu ibu-ibu pembeli pedagang sayur keliling.

'Masih bayi kok punya bayi'.

'Mertuanya yang direpotin'.

'Enggak bisa ngurus anak'.

'Cuma main HP'.

"Astaghfirullahaladzim." Ayesha menyenderkan tubuhnya di dinding dapur, menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak.

"Aku enggak kuat."

"Capek tinggal di sini."

"Pengen pindah."

Perempuan itu berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Menangis tanpa suara.

"Ya Allah ...."

Sebenarnya, sudah sejak lama ia tidak betah tinggal di sini. Tapi mau bagaimana lagi, tinggal satu atap dengan Lina juga begitu menyakitkan hati.

"Satu!"

"Dua!"

"Tiga!"

"Em ... Mama nangis?" Kiara yang sedang melompati keramik sembari berhitung menatap Mamanya. "Mama?"

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang