19 • "Gemas, pengen lempar ke laut."

5.5K 513 56
                                    

Halo para manusia hebat 😃













Sinar matahari mulai menyorot, Ayesha masih saja mondar-mandir di dalam kamar. Membangunkan Kiara yang semalam bergadang dan membantu Rendi bersiap.

"Sha, kaus kakinya masa pendek sebelah sih," gerutu Rendi. Berjalan menyusul Ayesha yang ada di kamar Kiara.

"Sebentar ya, Ren." Ayesha menarik tangan Kiara dan langsung melepas baju anak itu. "Bangun dulu, sekarang mandi."

"Kia masih mau bobok, Ma," rengek Kiara. Baru saja akan kembali berbaring, tubuhnya diangkat oleh Rendi. "Mandi. Papa bisa kesiangan gara-gara kamu."

Rengekan Kiara semakin menjadi saat dirinya dibawa paksa ke kamar mandi. Oleh Rendi langsung dimasukkan ke dalam ember berisi air hangat. "Mandi."

Rendi kembali ke kamar dan mencari kaus kakinya yang lain. "Bantu cari, Sha."

"Kamu pakai parfum apaan sih? Baunya kayak om-om," protes Ayesha. Memukul punggung Rendi menggunakan pulpen di tangannya.

"Parfum baru, hadiah dari Indah. Enak gini baunya, malah dibilang kayak om-om Buruan ih cari kaus kakinya. Habis itu kamu siap-siap."

Hari ini Rendi akan melaksanakan wisuda, tapi sepertinya persiapan jauh-jauh hari tidak berguna. Karena sejak subuh tadi laki-laki itu sibuk ini-itu.

"Heh, saru. Pakai celana dulu!" teriak Ayesha saat Rendi berjalan menuruni tangga, hendak mengambil Kiara yang sudah selesai mandi.

Rendi menunduk. Ia berdecak dan melepas kaus kaki juga sepatunya. Sudah memakai alas kaki lengkap, memakai kemeja putih yang nampak licin, menggunakan dasi, tapi ternyata masih memakai celana kolor bergambar Squidward. "Kenapa enggak bilang sih, Sha? Pantesan dari tadi pada cengar-cengir pas aku lewat. Ada gambar Squidward gede banget lagi di depan. Ish."

"Ren, ayo sarapan dulu!" teriak Bagas. Para orang tua sejak tadi sudah duduk manis di meja makan, menunggu Rendi yang tak kunjung selesai bersiap.

"Sebentar, Pa. Rendi kepengen eek dulu!"

Dengan kompak, para orang tua mendengkus kesal.

🕊️❤️

"Pokoknya Kiara harus ketemu." Ayesha mengusap air mata menggunakan ujung kerudungnya. Tadi saat Rendi keluar dari ruangan wisuda, ia terlalu bersemangat ingin berfoto selfie dengan laki-laki itu. Begitu juga dengan yang lainnya. Alhasil, Kiara hilang dari pandangan. Padahal belum ada sepuluh menit ditinggal.

"Ya sabar, Sha. Ini ramai banget. Dia enggak bisa ditelepon atau dilacak pakai GPS," ucap Rendi.

"Cariin anakku, buruan."

Kakek Adam, Indah, Bagas dan Abian sudah berpencar mencari Kiara. Lina dan Sofia masih mencari di sekitar tempat mereka tadi. Rendi hanya berdiri di tempat dan Ayesha menangis sesenggukan. Pencarian setengah jam belum membuahkan hasil.

"Anakmu hilang, buruan cari!" protes Ayesha saat Rendi hanya diam saja.

"Cari dimana?"

"Capek aku sama kamu." Ayesha melangkah pergi, meninggalkan Rendi yang malah bermain ponsel.

"Subhanallah, dulu ngidam apa sih, Sha?" gumamnya. Tadi di grup, ia meminta bantuan teman-temannya untuk mencari Kiara. Ada yang sudah menemukan gadis kecil itu. Tengah berada di taman, lebih tepatnya di sebuah kolam ikan air mancur mini.

"Roy, jagain dulu ya. Jangan sampai kelelep ataupun lari. Pokoknya jagain," ucap Rendi pada temannya di telepon.

Segera ia berlari menghampiri tempat Kiara mengobok-obok kolam ikan.

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang