11 • "Kiki danan eygi!"

6.9K 553 56
                                    

Baru 24 jam Kiara tidak di rumah. Namun, rasanya seperti sudah berabad-abad. Rumah yang biasanya berisik oleh suara ocehan Kiara, kini senyap.

Kiki merayakan kebebasannya dengan tidur. Seharian tadi, kucing itu tidur pulas di salah satu sofa. Majikan kecilnya pergi. Dialah yang disayang oleh ibu negara.

"Kiki."

Kucing itu langsung melompat, mendusel-dusel pada Ayesha yang tengah duduk menonton televisi. "Senang ya? Enggak ada Kiara?"

Meong

Ayesha menatap ekor kiki, merasa iba. Kucing persia berwarna oranye itu ekornya tidak lagi cantik. Botak sana-sini. "Seharusnya Kiara gunting rambut Papanya," gumam Ayesha.

"Rambut Papanya udah gondrong. Besok kalau KKN, pasti pulangnya gimbal."

Rendi yang tengah tengkurap di atas karpet, membalikkan tubuhnya. "Sha, aku bosan."

"Jalan-jalan sana, mumpung masih sore. Cari angin, cuci mata, lihat paha gratis, lihat dada gede, lihat cewek glowing. Sana, jalan-jalan. Malam Minggu kaya gini, banyak cabe-cabean umbar kemolekan badan."

"Sha ... jangan gitu. Salahin Twitternya dong, kenapa trending topiknya kaya gitu. Aku enggak sengaja, Sha ...."

"Halah, enggak sengaja kok scroll terus ke bawah," cibir Ayesha. Ia meletakkan kedua kakinya di pangkuan Rendi. "Pijitin kakinya cewek cantik, biar rejekinya lancar."

Rendi menatap kaki itu. Kemudian memijatnya perlahan. "Enak?"

Bukannya menyahut, Ayesha malah asik mengobrol dengan Kiki.

"Sha, malam mingguan yuk," ajak Rendi.

"Enggak. Aku mau tidur cepat malam ini." Ayesha menarik kakinya dan beranjak ke kamar.

Rendi merubah posisinya menjadi duduk. "Kamu marah gara-gara aku lihat—"

"Marah, Ren. Marah!" seru Ayesha. "Jadi suami itu harus jaga mata. Menundukkan pandangan bukan cuma di dunia nyata, tapi di dunia maya juga. Percuma kalau kamu di dunia nyata udah enggak pernah kontak mata, kontak fisik sama perempuan lain. Tapi, di dunia maya mata kamu melotot kalau lihat postingan foto, cewek cuma pakai dalaman."

"Tadi enggak sengaja, Sha."

"Enggak sengaja tapi kamu tatapnya lebih dari lima detik."

"Kamu cemburu?"

Rendi kira, jawaban dari Ayesha atas pertanyaannya, tidak jauh berbeda dengan jawaban cewek fiksi yang biasanya hidup di dunia oyen.

"Enggak. Aku enggak cemburu."

"Enak aja aku cemburu, enggak ya."

Namun, ternyata salah.

"Kamu pikir, perempuan mana yang enggak cemburu, ketika pasangannya melotot lihatin perempuan lain? Ren, seorang istri itu kelihatan cantik, bukan karena suaminya rajin beliin skincare, rajin antar istrinya perawatan, bukan. Istri itu kelihatan cantik kalau suaminya menjaga pandangan."

Kiki melompat dari pangkuan Ayesha, ia lari terbirit-birit ke dapur. Melompat masuk ke dalam kotak yang merupakan tempat tidurnya. Ada atau tidaknya Kiara, Kiki tetap merasa terancam. Badannya sakit karena diremat oleh Ayesha yang tengah menahan marah.

"Kamu sendiri suka lihatin foto-foto cowok fiksi."

"Kapan aku kaya gitu? Kalaupun ada visualnya, enggak pernah aku lihatin. Karena, selama ini tokoh laki-laki di imajinasi aku itu kamu. Enggak pernah aku bayangin laki-laki lain. Udahlah, aku capek."

"Kita belum selesai, Sha!"

"Aku tidur duluan. Kalau kamu habis isya nanti mau keluar, boleh. Pintunya jangan lupa dikunci. Kamu juga perlu healing. Hati-hati di jalan."


Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang