13 • "Naik embek. Ngeng ...."

5K 427 42
                                    

makasih ya, makasih. Buat yang bersedia nunggu.


Ayesha turun dari sebuah mobil berwarna merah, diikuti Kiara dengan penampilan begitu mirip dengan Mamanya. Sama-sama memakai baju kodok dengan dalaman kaus putih, juga kerudung segiempat berwarna hitam.

"Papa dimana?" tanya Kiara. Kesulitan melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. "Mama, gelap ...," rengeknya.

Ayesha terkekeh dan menunduk, lalu membantu Kiara melepas kacamatanya. "Sana, cari Papa."

"Owke!"

Kiara tersenyum lebar, kakinya berlari mendekati seorang laki-laki yang berjongkok di halaman rumah, mengikat sesuatu entah apa. Kiara yakin, itu adalah jaket milik Papanya. "Papa!"

"Eh?" Orang itu terlonjak kaget begitu Kiara memeluknya. Senyuman Kiara pudar begitu mendapati jika orang itu bukan Papanya.

"Papa dimana?" tanya Kiara garang. Ia melotot galak.

"Papanya siapa?"

Tanpa permisi, Kiara masuk ke dalam sebuah rumah yang merupakan posko KKN. Berteriak-teriak memanggil Papanya. Ayesha masih berdiri di tempat, mengawasi Kiara yang mencari sosok yang satu bulan ini tak mereka temui.

Kiara keluar dari rumah dengan wajah sendu. "Kia enda punya Papa lagi ...."

"Kia!"

Senyuman Kiara kembali terbit. "Papa! Papa!" Kiara melompat-lompat senang, melihat sosok Rendi berjalan mendekat dan kemudian menggendongnya. "Utututu, cantiknya Papa udah gede."

Kiara tersenyum lebar dan mengusap-usap dagu Rendi yang berpenduduk. "Papa jeyek."

Baru saja Rendi merasa terbang ke angkasa, kala melihat putrinya datang mengunjunginya ke posko KKN. Tiba-tiba saja malah dihempaskan ke bumi. "Apa? Papa jelek?"

"Iya ...."

"Enak aja dibilang jelek," protes Rendi. Langsung menurunkan Kiara. Ia menjauh dan melipat tangannya di depan dada. "Kia yang jelek!"

"Hi-hi, Papa jeyek." Kiara menutup mulutnya dengan kedua tangan, menahan tawa.

Ayesha mendekat, ia sepakat dengan pendapat Kiara. Rendi jelek karena tidak pernah bercukur. Rambutnya semakin gondrong, brewokan pula.

Plak

Rendi membulatkan matanya saat Ayesha menamparnya dengan pelan. "Ada apa, Sha? Aku enggak selingkuh."

"Jelek! Enggak pernah keramas ya? Ya Allah, kucel banget. Muka kamu enggak cocok kalau brewokan kaya gitu, Ren. Kapan terakhir keramas? Sampai gimbal gitu rambutnya. Atau ternyata malah ada kutunya? Kamu kok jorok banget sih," omel Ayesha.

Teman-teman Rendi langsung mengintip dari balik gorden. Sedangkan yang di halaman tadi sudah pergi entah kemana. Penasaran dengan orang yang baru datang. Penasaran dengan sosok istri Rendi yang tidak pernah mereka lihat, meskipun berupa foto.

Dihempaskan ke bumi oleh Kiara, malah ditenggelamkan di palung Mariana oleh Ayesha. Rendi merasa jantungnya berdenyut. Ya kan masih hidup. _-

"Nanti kalau aku ganteng, takut ada yang naksir, Sha ...."

"Tapi jangan kaya gini, jelek banget. Mama pasti ngomel kalau tahu anaknya kaya gini. Ini, titipan dari Mama." Ayesha memberikan kantung plastik yang ia bawa.

"Wuih, Mama baik banget. Tahu aja kalau anaknya disini bingung mau makan apa. Makasih ya, Sha," ucap Rendi. Ia tersenyum lebar saat mengetahui isi plastik itu. Berbagai macam nugget dan satu kotak ayam goreng.

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang