Ekstra Part ✨

3.1K 124 4
                                    

Bagaimana bulan Mei nya?

Senang?

Sedih?

Galau?

Atau campur aduk?

"Aduh, Papa pelan-pelan dong. Kia kesandung."

"Kamu jalannya lambat banget."

"Kaki Kia masih kecil, Papa. Belum besar."

"Maaf, ya, lagi-lagi Papa lupa. Kirain kamu udah nenek-nenek." Rendi menghentikan langkah dan meletakkan meja yang tadi dia gotong dengan Kiara. Sebenarnya bisa laki-laki itu mengangkat meja ruang tamu sendirian, tapi pahlawan datang. Kiara memaksa untuk membantu, meskipun setiap lima langkah sekali harus istirahat karena berat.

"Terus kita ngapain lagi, Pa?" Kiara membenarkan poninya yang berantakan. Sejak naik ke kelas tiga, dia sangat suka dengan kuda poni. Jadi, sekarang anak itu memiliki poni seperti Dora.

"Mama tadi di telepon bilang apa?"

"Kata Mama, em ... Kia lupa, Pa."

Rendi menghela napas, dia meninggalkan anak itu, menuju kamarnya berada. Si kembar sejak tadi tak berhenti merengek. Ternyata dua anak kembar berusia dua tahun itu sedang asyik bermain air di lantai.

Tunggu.

Air?

Segera Rendi berlari mendekat dan mengangkat Gilang, anak itu tersenyum dan menepuk-nepuk pipi sang ayah. "Pipi pipi."

"Buuuu." Rangga malah gelosoran sendiri.

"Astaghfirullah, ini pipis. Bau pesing, kotor, malah dibuat mainan sama kalian. Ayo, ikut Papa mandi."

"Enda mawu!" Gilang meronta di gendongan Rendi, segera laki-laki itu membawa si bungsu ke kamar mandi. Melepas bajunya dan kembali mengambil si tengah.

"Jorok banget sih. Kalau mau pipis, bilang sama Papa. Bukan malah dibuat mainan," omel Rendi.

"Ain, ain, ain." Rangga langsung masuk ke dalam ember, disusul adiknya. Melihat dua anaknya yang sebentar lagi pasti akan berebut tempat, segera Rendi mengambil ember yang lain. Sebenarnya Ayesha menyebutnya bak mandi, bukan ember. Hanya Rendi saja di rumah ini yang menyebut benda berwarna hitam itu adalah ember.

"Kakak!"

"Yuhu!" sahut Kiara. "Princess Kia datang ...."

"Itu bekas pipisnya adik, tolong dilap pakai kain yang ada di ruang makan ya. Yang ada di rak dekat kulkas!"

"Oke, Papa."

Rendi berjongkok dan mulai memandikan putranya satu-persatu. Gilang yang sebenarnya susah jika diajak mandi, tapi jika sudah berendam di bak, tidak mau keluar.

"Aga pakai shampoo dulu, biar wangi." Rendi mengusapkan cairan beraroma melon ke kepala Rangga, anak itu malah mengambil busa dan dijilat. "Eh, nak, itu bukan permen."

"Mama, Mama." Gilang menepuk-nepuk punggung Rendi dengan botol shampoo miliknya.

Rendi berbalik dan menunjuk dirinya sendiri. "Ini Papa, bukan Mama. Pa-pa."

Gilang manggut-manggut. "Mama na?"

"Mama pergi ke sekolah kakak. Ada rapat. Sekarang gantian Gilang ya yang keramas. Biar rambutnya wangi, kayak rambutnya Aga. Oke?"

"Te."

Usai memandikan si kembar yang untung saja tidak kebanyakan drama, Rendi langsung mengepel lantai yang tadi sudah dilap oleh Kiara. Selesai mengepel, Rendi menoleh ke kasur, balita-balita tadi sudah tidak ada di sana. Langsung saja dia berlari keluar. Jantungnya nyaris lepas saat melihat tiga anaknya saling bergandengan dan menuruni tangga.

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang