9 • "Kamu boros, Sha."

7.5K 572 50
                                    

"Tapa."

"Tapa."

"Tapa. Tapa. Tapa."

"Tapa."

"Ta ... Pa ...."

Kiara sejak tadi guling-guling di kasur, mencari perhatian Papanya yang sibuk mengerjakan tugas di pojokan kamar. Laki-laki itu masih kuliah semester enam, sempat berhenti kuliah saat Ayesha hamil. Dirinya memilih fokus bekerja, tapi atas bujukan Adam, Rendi mau kuliah lagi setelah Kiara lahir.

"Papa, bobo ini." Kiara menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya.

"Nanti ya."

Kiara turun dari kasur, kemudian menggendong boneka Keroppi miliknya. Kakinya berlari kecil menuju Rendi, tapi sayang, kakinya tersandung keset. Kiara terjatuh, menimpa laptop yang diletakkan di atas meja kecil. "Kiara!"

Tangisan Kiara seketika pecah, takut karena dibentak juga karena perutnya sakit terantuk meja.

"Awas!" Rendi mendorong Kiara dengan kasar, segera ia memeriksa laptopnya yang tadi tertutup dengan keras. Belum lagi tangannya tadi terjepit laptop yang tertutup tiba-tiba.

Ayesha yang mendengar suara tangisan Kiara langsung datang dan menggendong anak itu. "Peyutna kakit," adu Kiara.

"Enggak usah bentak-bentak, Pa."

"Diam, Sha."

"Se-"

"Cerewet, minggir sana!" Dilemparnya sebuah buku setebal tiga ratus halaman, mengenai pinggang Ayesha.

Kiara yang kaget langsung memeluk Mamanya erat-erat. Suara tangisannya kembali terdengar. "Lempar sekalian laptopnya, mejanya sekalian dilemparin ke aku."

"Pergi, Sha!" Rendi berdiri dengan laptop di tangannya, kakinya menendang meja hingga benda itu menghantam dinding. "Urusin anaknya, biar enggak ganggu."

Saat Ayesha akan kembali menjawab, tangan kiri Kiara lebih dulu membekap mulutnya. "Ayo, diobati dulu perutnya."

Dibawanya Kiara menuju ruang makan. Ayesha mematikan kompor dan mengambil minyak angin di atas kulkas. "Tadi perutnya kenapa?"

"Atuh."

"Diobatin dulu ya?"

Setelah memgolesi perut Kiara dengan minyak kayu putih, Ayesha mengambil kain jarik dan menggendong Kiara di belakang. Melanjutkan pekerjaan memasaknya yang belum selesai.

"Mama Sa," panggil Kiara, menempelkan pipinya pada punggung Ayesha

"Nanti dulu ya, tahunya belum digoreng."

"Uyun."

"Nanti turunnya, kalau Mama udah selesai masak. Perutnya masih sakit?"

"Acyih."

"Permisi, kak. Paketnya!" seru seseorang di depan pintu.

"Sebentar," sahut Ayesha. Ia mematikan kompor dan menurunkan Kiara. "Duduk dulu ya, Mama mau ke depan."

"Itut."

"Yaudah, ayo." Ayesha mengambil dompetnya dan berjalan ke depan.

"Dengan Kak Farendi?"

"Iya."

"COD ya, kak. Dua ratus empat puluh tujuh ribu."

"Terima kasih."

"Mama Sa, atut." Kiara bergeser dan memeluk kaki Mamanya. Berusaha menutupi pandangannya pada sosok yang baru saja menjadi orang yang ia takuti.

"Jangan takut, kakaknya baik," ucap Ayesha setelah kurir itu pergi.

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang