32 • "Cie~ yang sekarang jadi bapak beranak tiga."

4.6K 406 50
                                    

Rendi mengusap puncak kepala Ayesha dan tersenyum lembut, sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk menyentil perut istrinya. “Jangan bandel. Tinggal brojol aja, enggak usah kebanyakan ulah. Oke?”

“Aku mau telepon Rafi dulu, semoga dia bisa jemput Kiara di sekolah.” Rendi sedikit menjauh dan segera menghubungi temannya satu-persatu, sayangnya tidak ada yang mengangkat panggilannya di Kamis pagi ini.

“Akhirnya ada yang angkat. Sibuk, Raf? Boleh minta tolong jemput Kiara di sekolah? Emaknya mau lahiran, sama dokter memang udah sepakat hari ini, tapi gue lupa bilang sama Kiara. Bisa, kan?”

“....”

“Em ... ajak ke rumah aja. Nanti ada kakek neneknya di sana, kalau udah ganti baju, udah makan, lo bawa kemana gitu, biar enggak panik. Kiara enggak bisa jauh-jauh dari emaknya, takutnya nangis.”

“....”

“Yoi, jam besuknya sore jam empat. Kalian bareng-bareng aja ke sini. Gue tunggu. Makasih, bestie.”

“....”

“Anak gue? Keluar aja belum, sama dokternya enggak dikasih spoiler cewek atau cowok. Oh iya, hari ini Kiara pulang jam setengah dua belas. Jangan lupa dijemput.”

Setelah memastikan ada yang mengurus Kiara nanti, Rendi berbalik menghampiri Ayesha yang sebentar lagi perutnya akan meletus. Dor!

“Mumpung masih ada waktu beberapa menit lagi sebelum lahir, mending kalian suit dulu deh. Yang menang, keluar duluan dan yang kalah keluar terakhir. Yang lahir duluan jangan nyesel, soalnya bukan jadi anak bungsu. Oh iya, nanti pas keluar jangan ada yang nyangkut ya, kan ribet kalau kesangkut.”

“Anakmu keluar dari rahim, Ren, bukan lambung.”

“Siapa tahu aja kakinya jalan-jalan sampai ginjal, dikira bantal.”

Dua orang perawat yang hendak membawa Ayesha ke ruang operasi hanya bisa menahan tawa. Biasanya romantis-romantis dulu sebelum si istri dioperasi, ini malah lain.

“Udah belum suitnya? Yang menang, Papa tunggu keluarnya. Yang kalah, jangan sedih, kamu tetap bakalan keluar kok. Jangan berebut loh ya keluarnya, kalian udah suit. Jangan keluar bareng-bareng. Oke?”

“Ren, udah.” Ayesha mengibaskan tangannya.

“Sebentar. Kita belum tos untuk terakhir kali.” Dua tangan Rendi menyentil perut Ayesha dan berjalan mundur. “Yuk, buruan dibawa. Takut anak gue udah gak sabar pengen keluar, pengap di dalam, berdua sempit-sempitan.”

“Enggak mau tos sama istrinya?” tanya salah satu perawat.

Rendi menggeleng. “Nanti di dalam juga gandengan. Kalian jangan baper. Takutnya malah gandengan sama anak gue.”

Sesaat sebelum masuk ke ruang operasi, Rendi mencium salah satu tangan Ayesha. “Nanti di dalam kita ngomongin cogan fiksi aja enggak apa-apa, biar anaknya kayak cogan Wattpad. Semangat, ayang!”

🕊️❤️

Ayesha mengambil tangan kanan Rendi yang mengusap-usap alis tipisnya. “Kenapa diam?”

“Sakit enggak, Sha?”

“Udah mulai belum sih?” Ayesha sedikit menaikkan kepalanya. “Aku udah disuntik, Tante?”

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang