Hai, berjumpa lagi 😆
Suara tawa si spons laut berwarna kuning berpadu dengan tawa Kiara. Makhluk berwarna kuning dan merah muda itu terlihat berlari-lari, entah apa yang mereka kejar. Lebaran hari ketiga, Rendi akhirnya bisa leyeh-leyeh setelah bersilaturahmi ke berbagai tempat. Semalam mereka baru pulang dari Purwokerto, mengunjungi saudara Abian.
Rendi membuka kedua matanya. Mendapati Kiara duduk manis di atas perutnya, dengan mata menatap layar televisi. "Kia, kamu berat."
"Um?" Kiara mengangkat bokongnya lalu kembali duduk dengan keras. Rendi mengaduh, perutnya terisi penuh malah dihantam dengan kuat. "Perut Papa sakit."
"Nonton apa?"
"Mbobop."
"Mama dimana?"
"Eygi."
"Kia enggak ikut?" tanya Rendi seraya menarik-narik rambut Kiara yang dikucir tiga. Iya, tiga. Satu di kiri, satu di atas dan satu di kanan.
Kiara turun dari atas perut Papanya, berjongkok di lantai. "Papa, pipis ...."
"Eh?" Segera Rendi mengangkat anak itu, membawanya ke kamar mandi.
Selesai membantu Kiara buang air, Rendi berjalan menuju teras. Rumah mertuanya sepi, sepertinya hanya ada dirinya dan Kiara. Kemana orang-orang?
Apakah ini hari tanpa Rendi dan Kiara?
Seperti yang terjadi pada Spongebob, yang ia tonton kemarin pagi? Dia hanya sendirian di Bikini Bottom.
"Nak!"
"Oy!" sahut Kiara. Asik melompat-lompat tanpa menginjak garis keramik.
"Mama kemana?"
"Eygi."
"Pergi kemana?"
"Enda tahu."
Rendi merogoh saku celana pendeknya, menemukan selembar uang berwarna ungu. Masih baru, begitu kaku dan wangi. "Nak, beli siomay yuk!"
"Juk!"
Segera Rendi kembali masuk, mematikan televisi dan mengambil kerudung Kiara. Dituntunnya anak itu, genggaman tangannya begitu erat. "Enggak cari kadal?" tanya Rendi saat seekor kadal yang menyebrang jalan diabaikan oleh anaknya.
"Enda. Adalna kakal. Ghighi Ia." Kiara mengacungkan tangannya. Jari telunjuknya dibalut plester luka. Katanya digigit kadal, padahal sebenarnya tertusuk duri di semak-semak. Setidaknya Kiara sudah tidak lagi memiliki keinginan menangkap reptil itu.
"Mama pergi kemana?"
Kiara menggelengkan kepalanya.
Setelah berjalan kaki lumayan lama, sampailah mereka di dekat pasar. Lubang hidung Kiara terbuka lebar saat mencium bau beranekaragam jajanan. "Papa, beyi es."
"Beli es?"
"Duwak." Kiara mengacungkan empat jarinya.
Rendi mengulum bibirnya. "Itu empat, Nak. Beli siomay dulu, ya?"
"Owte. Endong ...." Rendi langsung menggendongnya. Kiara berdecak kagum saat melihat uap dari tempat siomay yang baru saja dibuka. Seperti uap para kereta di kartun Thomas and Friends.
"Tu apa, Papa?" tunjuk Kiara pada sebuah teko plastik berisi cairan aneh.
"Itu bumbunya. Kia mau pedas?"
"Hu'um. Edas."
"Kia mau Papa jual ke tukang siomay?"
"Um?" Kiara mengerutkan keningnya, kemudian menatap Papanya. "Mau enggak? Papa taruh disini. Terus Papa tinggal pulang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Young parents || Versi Baru
De Todo#1 Versi baru! ------------------------------------------ Kisah Ayesha dan Rendi yang disatukan oleh si kecil Kiara. Kiara yang tingkahnya begitu menggemaskan, Rendi yang begitu menjengkelkan dan kekanakan, dan senyum paksa yang kadang Ayesha perlih...