"Semua udah takdirnya, Sha. Berarti kami enggak berjodoh."
"Patah hati tapi kan," ucap Ayesha.
"Itu sih pasti. Tapi ya udah. Semua pasti ada hikmahnya. Kalau dulu kami egois, Kiara enggak mungkin bisa tumbuh bersama ayah kandungnya. Kalian enggak mungkin bisa sama-sama kayak sekarang. Sha, kamu enggak perlu merasa bersalah karena kami gagal menikah. Ini pasti yang terbaik. Kami ikhlas, meskipun berat."
Ayesha mengembuskan napas perlahan. "Kalau aja kita tahu kalau kalian udah lebih dulu jatuh cinta, aku sama Rendi pasti ngalah."
"Ngalah atau semakin lihai berbohong? Kalaupun kalian ngalah, Mas Fahri yakin kamu sama Rendi tetap dekat. Suatu saat, pasti akan ada bom waktu yang meledak. Bisa jadi, Kiara ada beberapa tahun setelah kalian pacaran diam-diam."
Rendi berdeham dan menatap kakak iparnya. "Saya minta maaf, Mas Fahri, dari dulu sebenarnya pengen ngomong ini, tapi Mas Fahri ngilang gitu aja setelah saya sama Ayesha nikah."
Fahri mengangguk.
"Saya minta maaf, udah ngajak Ayesha aneh-aneh sampai akhirnya Kiara ada."
"Saya maafkan."
"Tapi Ayesha juga sering ngasih jatah kalau kita ketemuan diam-diam, ya saya mana mungkin nolak."
"Heh!"
Rendi mengusap pahanya yang terasa panas
"Jadiin itu pelajaran, jangan sampai di masa depan Kiara ulangi kesalahan kalian. Ren, kamu harus jadi Papa yang baik buat Kiara, jangan buat dia terluka. Jangan ragu atau gengsi buat nunjukin kasih sayang secara langsung, jangan sampai bentak-bentak atau marahi anak kamu, apalagi sampai main tangan. Kamu yang udah buat Kiara ada, jadi jangan disakiti."
Rendi mengangguk.
"Kalian jangan khawatir. Mas Fahri sama Indah sekarang berteman baik. Indah beberapa kali cerita tentang kalian, termasuk yang pas Ayesha sama Bu Lina ribut. Mungkin sampai sekarang dia masih kecewa. Semoga, segera ada kandidat menantu potensial lagi. Jangan pelit sama Mama kamu ya, Ren. Nanti takutnya ada kesalahpahaman lagi."
"Indah belum move-on ...."
"Belum menemukan pengganti bukan berarti belum move-on. Juga, move-on itu mengikhlaskan, bukan melupakan. Ikhlas kalau bukan jodohnya."
"Gara-gara aku, Mas Fahri jadi pergi jauh," ucap Ayesha.
"Kalau Mas Fahri enggak pergi, enggak bakalan ketemu Aisyah, enggak mungkin kita bulan depan menikah. Semua pasti ada hikmahnya, Sha. Ayesha, Bu Lina juga Mama kamu, jangan sampai kamu enggak suka sama dia. Tanpa Bu Lina, Rendi enggak bakalan ada di dunia ini, Kiara juga. Jadi, baik-baik ya sama mertua kamu?"
Ayesha mengangguk pelan.
"Jangan lupa datang bulan depan. Kemarin kalian mau diajak pas acara lamaran, tapi kata Ayah, Ayesha demam tinggi. Akhirnya enggak jadi ngajak."
"Maaf ya, Mas Fahri. Kami enggak bisa ke sana kemarin. Kiara juga akhir-akhir ini sering tantrum, minta dimasukin SD."
Tadi pagi Kiara menangis, menolak memakai sepatu berwarna putih karena sepatu hitamnya belum kering. Alhasil anak itu tidak berangkat ke sekolah. Lagi. Mungkin jika dihitung, sudah sepuluh kali lebih Kiara tidak berangkat sekolah bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young parents || Versi Baru
Ngẫu nhiên#1 Versi baru! ------------------------------------------ Kisah Ayesha dan Rendi yang disatukan oleh si kecil Kiara. Kiara yang tingkahnya begitu menggemaskan, Rendi yang begitu menjengkelkan dan kekanakan, dan senyum paksa yang kadang Ayesha perlih...