20 • "Pantesan cucu Mama kurus."

6.6K 552 69
                                    

👀 Aku baru update aplikasi Wattpad, ternyata bisa kasih reaction stiker gitu ya. Coba kasih reaction stiker dong, penasaran jadi kaya gimana 😂





Tak terasa, sebentar lagi tahun sudah berganti. Rendi yang semakin lama malah membuat jarak dengan anaknya sendiri. Ayesha yang kadang dibuat tak paham dengan anak dan suaminya. Dan Kiara yang seringkali binar keceriaannya meredup.

“Hari ini Kia berangkat bareng Papa ya,” pinta Kiara riang.

Rendi yang sedang menikmati sarapannya menggeleng. “Naik ojek.”

Anak itu tertunduk lesu. “Papa belum pernah antar Kia sekolah. Papa belum tahu sekolahnya Kia, kan?”

“Jangan lupa kasih makan Stephen, Sha.” Bukannya menjawab, laki-laki itu malah berucap lain. Malah memerintah Ayesha yang sedang sibuk di dapur.

“Eum ... kalau nanti Kia pulangnya dijemput Papa, boleh?”

“Papa sibuk kerja. Cariin kamu uang.”

“Uangnya Papa kan udah banyak.”

Rendi meletakkan sendoknya dan menatap gadis kecil berseragam biru muda kotak-kotak. “Kamu banyak minta. Makan yang anteng. Berisik tau gak.”

Ayesha yang baru bergabung di ruang makan menatap gadis kecilnya yang nampak menahan tangis. “Kenapa, Kia?”

“Kepedasan,” jawab Rendi singkat. Ia berdiri dan memakai jaketnya. “Aku berangkat dulu. Makan siang nanti kaya biasanya aja. Kirim lewat ojol, hari ini di toko cuma bertiga. Panji matanya masih bintitan.”

“Iya.” Ayesha beralih menatap Kiara yang terlihat sudah tidak mau menghabiskan sarapannya. “Makannya udah? Habisin dong.”

“Udah. Buat Setepen aja.” Kiara turun dari kursi dan kembali ke kamarnya.

Setelah mengantar Kiara ke sekolah, Ayesha kembali sibuk di dapur. Tempat yang paling ia sukai di rumah ini. Ia bahkan lebih betah di dapur daripada di kamar.

“Sayang, kamu COD lagi?” tanya Rendi yang baru memasuki rumah.

Baru saja perempuan itu memasukkan potongan wortel ke dalam wajan, kompor langsung ia matikan. “Enggak tuh.”

“Terus ini?” Rendi meletakkan sebuah benda seukuran kardus teh gelas di atas meja makan. “Tadi ada kurir di toko, biasanya kan kamu, ya udah aku bayarin. Tapi seingatku kamu enggak bilang apapun. Mahal pula, sejutaan.”

“Hah?” Ayesha langsung mengambil paket itu. “Aku enggak beli apapun. Mending uangnya buat beli cabai.”

“Alamatnya benar loh. Coba kamu buka.”

“Aku ambil HP dulu.” Perempuan itu berlari menuju kamarnya dan kembali membawa ponselnya. “Ih, aku enggak ingat kalau cekout.”

Tanpa berpikir lagi, Rendi segera membuka paket itu. Keningnya berkerut saat membaca blurb salah satu novel. “Ini novel Harry Potter, tapi bahasa Inggris. Kamu bisa baca memangnya?”

Tangan kanan Ayesha terangkat untuk memukul punggung Rendi dengan keras. “Bisa lah!”

Rendi menggerakkan punggungnya untuk menghalau sensasi panas yang ia rasakan. “Coba diingat-ingat lagi.”

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang