Lebaran sebentar lagi, mudik gak nih?
Main ke rumah nenek?
Suara dengkuran Rendi masih terdengar, sesekali ia bergidik dalam tidurnya. Merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh telapak kakinya.
Perlahan kedua matanya terbuka, sedetik kemudian kembali terpejam. Setengah sadar, Rendi bisa merasakan sesuatu itu semakin merambat. Dirinya yang tengah tengkurap merasakan jika sesuatu itu melewati betisnya, paha semakin ke atas ....
"Ren, subuh!"
Rendi mendesis saat kantuknya hilang begitu saja, setelah sebuah tamparan mendarat di betisnya.
"Aku bangunin kamu dari jam empat lhoo ...."
"Hm." Bukannya bangun, Rendi malah menarik Kiara dan memeluknya.
"Udah jam setengah lima, Ren."
"Aku baru tidur jam setengah empat, Sha, kalau kamu lupa."
"Makanya langsung mandi, biar enggak ngantuk. Mandi, keramas, gosok gigi, cuci muka. Bukannya tidur lagi."
"Bawel."
"Salah sendiri, jam setengah tiga bangunin aku, cuma minta dibuatin sup."
Rendi bergumam malas. Tadi dia memang membangunkan Ayesha. Mungkin karena selama satu bulan kemarin dirinya bangun pukul tiga untuk sahur. Keterusan sampai sekarang, bangun sekitar pukul tiga dan merasa lapar.
"Subuh."
"Kalau bangunin suami itu yang mesra."
Ayesha melengos, ia memilih menggelar sajadah untuk mereka berdua salat jamaah nanti. Kepalanya menoleh ke ranjang. Seketika berseru panik, "Itu anak kamu, bukan kasur!"
Tubuh Kiara nyaris tertindih tubuh besar Rendi. Hanya kepalanya saja yang belum. Segera Rendi menarik dirinya. "Ya Allah, tidurnya yang anteng dong, Nak. Untung enggak kegilas."
"Udah tahu badannya gede, tidurnya petakilan. Subuh, Ren."
"Iya, Sha, iya."
Selesai menunaikan salat subuh, Rendi tidak kembali ke kasur. Tapi menggelar karpet dan merebahkan dirinya di sana. Tak lupa tangannya memegang ponsel dengan posisi landscape. Bermain game pastinya.
"Ren," panggil Ayesha. "Be-
Klontang
Keduanya berpandangan. Tidak ada tikus disini. Tidak mungkin ada angin yang meniup panci hingga jatuh dari rak. Mana mungkin ada nyamuk bisa menjatuhkan panci.
"Taruh pancinya udah benar, Sha?" tanya Rendi. Beranjak duduk dan menyimpan ponselnya.
"Pancinya ada dua. Yang satu di wastafel, yang satunya di atas kompor. Mana bisa panci lompat?"
Meong~
"Anak tiri, gue kutuk jadi kucing lo ya!" seru Rendi. Langsung berlari menuju dapur.
Sup buatan Ayesha tadi sudah tumpah di lantai. Pelakunya adalah seekor kucing berwarna oranye. Kucing yang baru mereka adopsi kemarin sore.
"Sha, anak kamu ini loh, numpahin supku!"
Namanya Kiki. Oleh Ayesha sudah dianggap seperti anak sendiri.
Tapi bagi Rendi, dia adalah musuh.
Bagi Kiara, Kiki adalah teman yang sangat ingin ia remet.
"Kiki, sini," panggil Ayesha. Kucing oranye itu langsung melompat turun dari atas kompor. Mendusel manja di kedua kaki Ayesha.
![](https://img.wattpad.com/cover/259855736-288-k430483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Young parents || Versi Baru
عشوائي#1 Versi baru! ------------------------------------------ Kisah Ayesha dan Rendi yang disatukan oleh si kecil Kiara. Kiara yang tingkahnya begitu menggemaskan, Rendi yang begitu menjengkelkan dan kekanakan, dan senyum paksa yang kadang Ayesha perlih...