Ekstra Part - 03 - Pacaran

1.8K 71 2
                                    

Ini ekstra part yang terakhir. Selamat membaca 🧡

Pesawat baru saja meninggalkan tanah. Rendi memejamkan kedua matanya. Setelah membaca pesan dari Ayesha, ia tidak bisa tidur. Pagi tadi usai subuh, ia melihat Abian mampir ke rumahnya sepulang dari masjid. Ia merasa semakin tidak karuan. Segera saja Rendi mencari tiket pesawat menuju Jogja. Ia harus bertemu Ayesha hari ini juga.

Entah sudah berapa kali ia membolos. Padahal semester tiga baru berjalan selama satu bulan. Rendi menatap ponselnya, ada banyak pesan masuk dari teman-temannya. Bukannya membalas, ia malah mengetik pesan untuk Ayesha. Sejak semalam, mereka tidak bertukar pesan lagi setelah Ayesha bertanya apakah kemarin memakai pengaman atau tidak.

Rendi:
Sha, aku di perjalanan mau ke Jogja. Kita ketemu dimana?

Ayesha:
Aku jemput kamu di bandara. Hari ini aku bolos.

Rendi:
Di rumah sama siapa?

Ayesha:
Sendiri. Mas Fahri udah di Depok lagi.

Rendi:
Nanti aku kabari kalau udah hampir sampai.

Setelah itu Rendi memejamkan kedua matanya. Ia sangat bingung harus berbuat apa setelah ini. Semoga saja, yang ia takutkan tidak terjadi.

Di bandara keduanya langsung bertemu. Tanpa suara mereka berjalan beriringan keluar dari area bandara.

"Ren."

"Jangan ngobrol di sini. Aku udah pesan hotel terdekat. Kita ngobrol di sana," ajak Rendi. Meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

Ayesha mengangguk dan mengikuti langkah Rendi dengan pikiran carut-marut.

Kini, sampailah mereka di tempat tujuan. Sebuah kamar hotel yang harganya paling ramah di kantong. Rendi meletakkan ranselnya dan masuk ke kamar mandi. Usai membasuh wajah, ia keluar. Duduk di samping Ayesha. "Kamu udah coba tes?"

"Belum."

"Seriusan kamu belum hadi lagi?"

"Iya, Ren. Seharusnya hari ini selesai. Tapi sampai sekarang aku belum haid. Dua hari terakhir aku muntah-muntah, aku takut."

Kepala Rendi seketika pening.

"Aku harus apa?" tanya Ayesha. Menggoyangkan tangan Rendi yang ada di pangkuannya.

"Coba dites dulu. Pakai testpack."

Ayesha langsung merogoh tasnya. "Aku mampir beli ini tadi. Tapi aku takut."

"Kamu tenang dulu, jangan panik. Kita sama-sama tenang, oke? Sekarang kamu pakai ini, biar nanti aku yang lihat hasilnya."

Ayesha mengangguk pelan dan segera masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian ia muncul, memberikan benda tadi pada Rendi. "Kamu gak jijik? Itu bekas pipis aku."

"Astaga, Sha. Kepalaku rasanya mau pecah dan bisa-bisanya kamu tanya itu." Rendi berdecak dan berjalan mendekati kasur, tak sengaja ia melihat garis di benda pipih itu.

Seketika Rendi terdiam.

"Ren? Kamu kenapa?" tanya Ayesha. Mendekat dan menyentuh bahu Rendi.

Young parents || Versi BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang