Kembali Kerja

486 109 31
                                    

Oh ya, lupa bilang. Jd, di sini anggap hoseok se-line sm yoongi ya, cuma beda bulan aja. Jadi, lebih tua satu bulan dr yoongi. Key?

♥♥

Pagi sekali, seperti biasanya, Yoongi antarkan pacar pakai mobil. Inginnya pacar naik motor seperti biasa. Jangan terlalu khawatir, katanya. Dingin angin tidak berpengaruh sama jantung, begitu kata si mungil. Tapi, Yoongi yang tak mau ambil risiko. Jadi, tolak kemauan kesayangan. Saking sayangnya sampai overprotectif.

Tiba di tempat, Yoongi tahan lengan pacar. Padahal, sudah hampir buka pintu. Tatapannya sendu, cemas, entahlah. Yang Yoongi tahu, hatinya tidak tega meninggalkan pacar jauh dari orang-orang terdekatnya.

"Pulang aja, yuk!" ajaknya halus. "Gak usah kerja"

Yang diajak bicara tersenyum seraya geleng kepala. "Kak, aku udah dikasih obat sama dokter. Percaya, deh, sama aku. Aku pasti baik-baik aja. Kakak jangan cemas gitu, ah. Nanti kakak yang sakit"

"Tapi, gak ada yang perhatiin kamu di sini. Resign aja, di rumah istirahat"

"Kan, udah ku bilang, kakak!" si mungil justru gemas sama pacarnya. Sampai wajahnya ditangkup. "Tanggung. Kontrakku di sini tinggal 9 bulan lagi"

Yoongi hela napas, mengalah. "Kalau ada apa-apa langsung hubungi kakak, ayah, atau bunda"

"Iya"

"Jangan lupa minum obatnya"

"Iya"

"Makan makanan sehat"

"Iya. Kakak, ih! Udah ngalahin bunda bawelnya"

Tidak marah, Yoongi justru rengkuh pacarnya beberapa detik. Sebelum biarkan pacar ke luar dari mobil. Lalu, Yoongi buka kaca mobil di sampingnya. "Sebentar"

Si mungil yang sudah beberapa langkah, hampir masuk gerbang jadi harus putar kepala.

"Ke sini!"

Patuh. Meski tidak tahu ada apa. Lalu, bungkukkan badan, sejajarkan wajah pada kakaknya.

Kecupan di kening. Yoongi hanya ingin memberikan itu. "Jaga diri"

"Pasti"







Setelah pulang, benar saja, Rae Na menuntut tahu. Akhirnya, bunda jujur apa adanya. Anak itu tertegun. Tapi, setelahnya merengek minta tetap masuk kerja. Ayah bunda nolak, tentu saja. Tapi, anak itu kukuh. Justru bilang. Kalau yang sakit itu jantungnya, bukan badan, kaki, atau tangannya.

"Bunda, ayah, jujur. Aku kenapa?"

Ternyata, ayah lebih tidak bisa berkata pada anaknya. Ayah terlalu sayang. Selama ini, ayah yang selalu manjakan anaknya. Walaupun akhir-akhir ini tidak lagi. Jadi, Ayah tidak tega. Terpaksa, bunda yang harus bilang.

Bunda sudah di samping, dekap putrinya. "Rae, di sini" bunda sentuh bagian dada anaknya. Sakit sekali mengatakannya. Sampai rasa ingin menangis saja. "Rae sakit di sini. Dokter bilang begitu"

Ternyata, anak itu langsung tanggap. "Jantung?"

Bunda mengangguk. "Koroner"

Setelah bergumam begitu, bunda langsung tenggelamkan wajah di tengkuk putrinya dari samping. Tidak ingin memperlihatkan kelemahannya. Kalau ayah bundanya saja lemah. Bagaimana anaknya yang mengalami?

Saat itu, Rae Na tertegun beberapa detik. Tapi, langsung tersenyum. Dilihatnya ayah yang duduk di seberang tumpukan kepala, menengadah ke atas di sandaran sofa.

"Gak apa-apa. Ayah, bunda jangan cemas. Jangan takut, atau khawatir. Nanti, ayah bunda yang sakit. Aku gak apa-apa, kok. Rae baik-baik aja"

Bunda eratkan pelukan. Semakin tidak tega anaknya bicara begitu.

"Kak Gi belum tahu, kan? Jangan dikasih tau, ya, bun, yah. Biar aku kasih tau sendiri"

Hening. Ayah bunda diam. Jadi, Rae Na yang kembali bicara. "Oh, ya. Besok aku tetep mau masuk kerja, ya?"

Bunda langsung lepas pelukan. Ayah juga langsung duduk tegak tatap putrinya.

"Rae? Jangan nekad"

Lama meyakinkan. Sampai harus bilang. "Yah, bun. Yang sakit, kan, jantungku. Bukan badan, kaki, atau tangan. Jadi, gak apa-apa. Janji sama ayah bunda, aku bakal jaga diri di sana"

Seperti permintaan putrinya. Ayah bunda tidak bilang pada Yoongi. Jadi, bunda bilang. "Dia di kamar. Sedang istirahat. Katanya, dia sendiri yang mau cerita sama kamu"

Buru-buru ke kamar pacar. Yoongi asal buka pintu. Dilihatnya, anak itu duduk di kursi belajar. Tatap lembut ke arahnya.

Yoongi masuk, segera dekap kesayangan ke pelukan. Lalu, duduk di sebelahnya.

"Kak, kata dokter aku di sini sakit" sambil letakkan dua telapak tangan di dada pacar.

Yoongi hanya diam menanggapi. Perih, pacarnya bilang begitu sambil tersenyum.

"Tapi, aku lega. Karena yang sakit bukan bunda, ayah, atau kakak"

Anak itu terus berceloteh tanpa tatap pacarnya. Hanya menatap lurus ke depan dengan mata berkaca.

Sampai akhirnya menoleh juga. "Kak, kakak jangan sedih gitu. Aku baik-baik aja. Aku gak akan mati semudah itu"

"Mulut!" reflek, Yoongi pukul bibir pacar pakai jari telunjuknya.

Mulai hari ini, dapat dipastikan kata 'mati' akan jadi kata sensitif bagi Yoongi.



Sepanjang kerja Yoongi tidak tenang. Dia lebih banyak gunakan komputernya untuk mencari artikel tentang penyakit jantung. Terutama, jantung koroner.

Sesekali akan buka akun instagramnya lewat ponsel. Semalam, mereka ambil foto dan dipost. Yoongi makin sedih, banyak netizen yang sadar kondisi pacarnya.

"Kak Rae kenapa? Mukanya pucet gitu"

"Ini cuma penglihatanku apa beneran, kalo kakak pucet banget"

"Kakak gak make up, ya? Mukanya pucet gitu. Tapi, aku pernah lihat kakak gak pake make up dan gak sepucet itu"

"Kakak sakit, kok pucet banget"

"Kak, sakit apa kok pucet"

Semua, hampir semua komentari wajah pucat pacarnya. Yoongi tidak bisa klarifikasi. Pacarnya sudah wanti-wanti jangan bilang sama You're.

"Kak, jangan kasih tau You're ya. Kasian kalo mereka ikut khawatir. Aku gak bisa kasih apa-apa. Tapi, bikin orang khawatir. Gak nyaman rasanya"



~♥~

Bahkan saat begini aja masih mikirin youre loh. Raena mah anak baik.

Emm,,, maaf kalo cara penyampaian bunda ke raena ato raena ke Yoongi kurang greget. Kurang sedih gitu. Tp emang sengaja gak ku bikin yang mellow. Kan gak semua rasa sakit harus disampaikan dgn mendayu-dayu. Hehe...

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang