Masih Kuat

483 105 26
                                    

♥♥

Masih kuat, harus selalu kuat. Minggu ini, dia akan lebih bersemangat. Terlebih, minggu depan pacarnya akan ulang tahun. Sambil bekerja, mungil Min Yoongi itu terus memikirkan kado yang tepat untuk pacarnya. Sampai tidak sadar, debu beterbangan ke wajahnya. Seketika batuk-batuk.

"Oh, kena, ya? Ups! Sorry"

Menoleh. Ternyata, senior galak itu tengah membersihkan meja. Sepertinya sengaja diarahkan kepadanya. Bahkan, bukan seperti membersihkan meja. Justru seperti memukul-mukulkan alat itu ke meja agat debunya keluar.

Tidak menjawab, Rae Na memilih berlalu. Bersembunyi di balik dinding untuk mengeluarkan batuknya. Jujur saja, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Tenggorokannya gatal, dadanya juga terasa sesak. Air matanya sampai muncul ke permukaan.

Dalam hati, Rae Na berdoa. "Tuhan, jangan sekarang. Aku mohon, jangan biarkan aku pingsan sekarang"

Dirasa batuknya mereda, diusap wajahnya. Bersandar dinding, normalkan detak jantung juga napasnya. Setelahnya, dia buru-buru ke ruangan untuk minum obat.

Tiba di ruangan, ponselnya bergetar. Seketika senyumnya muncul setelah tahu pacarnya yang menghubungi.

"Sudah minum obat?" tanyanya di seberang sana.

Terbatuk lebih dulu, sebelum menjawab. Sisa-sisa batuk tadi masih ada rupanya. Jujur saja, setiap batuk napasnya jadi berantakan. Dia jadi harus mengaturnya dulu.

"Ini sedang minum"

Seperti biasa, Yoongi akan menghubungi jika sempat. Sekedar menanyakan keadaan atau mengingatkan minum obat.

Di tengah obrolan, napasnya terasa tidak baik. Rasanya sesak dan tidak nyaman. Tapi, sebisa mungkin menyembunyikannya dari pacar.

"U-udah dulu, ya, kak. Jam istirahatku habis"

Akhiri panggilan. Reflek mendongak, seolah mencari oksigen sebanyak-banyaknya. Bulir-bulir keringat muncul di pelipis.

Rae Na tidak tahu kenapa. Dua hari ini rasanya obat yang dia konsumsi tidak bereaksi. Dadanya tetap nyeri dan tarikan nafasnya terasa berat.



"Kenapa, sih, kamu sebegitu gak sukanya sama Rae Na?

Rae Na berhenti ketika dengar namanya disebutkan dalam obrolan dua orang di depannya. Reflek, dia bersembunyi antara dua mobil yang terparkir.

"Ya, gak apa-apa. Cuma gak suka aja"

"Di matamu, apa sih yang salah sama dia?"

"Jijik, gila"

Tersentak, jijik katanya. Rae Na sampai menahan air mata mendengarnya.

"Wajah sok polosnya itu, loh. Udah gitu, kerjaannya halus banget, kurang cekatan. Menurutku justru kalian yang aneh, suka sama pekerja kayak gitu"

"Ya, dia ramah, sih. Gak pernah ada masalah sama kita. Kamu tuh yang suka cari masalah sama dia"

"Kalo aku punya adik kayak gitu, udah abis. Tiap hari ku marahin. Manja banget, sialan! Kebiasaan, sih. Anak orang kaya, gak tau dunia luar keras. Aku gak yakin dia bakal keterima di sini kalo bukan karena Joohyun. Dia itu cuma anak nol besar di mataku. Gak tau lah. Pokoknya hampir dua tahun dia di sini, sekalipun aku belum pernah suka sama dia"

Kalimat menusuk sampai berhasil meluncurkan air matanya. Perjalanan pulangnya jadi terasa menyedihkan. Air matanya terus ingin jatuh.

Barulah setibanya di kamar anak itu benar-benar menangis. Nol besar katanya?

"... Aku gak yakin dia bakal keterima di sini kalo bukan karena Joohyun. Dia itu cuma anak nol besar di mataku"

Ternyata, seburuk itu dia di mata beberapa orang. Pikiran buruk makin memenuhi otaknya. Membuat tangisnya semakin tersedu. Tidak peduli napasnya yang sudah tersengal dan batuk yang menjadi-menjadi. Rasa sakitnya serasa berlipat.

Kalau bukan karena kakak tingkatnya, dia belum tentu bisa bekerja sekarang. Benar. Memang apa yang bisa dilakukan anak manja. Bahkan, netizen sudah seringkali mengoloknya.

"Kakak" gumamnya di sela tangisan. Pikirannya berkelana. Apakah selama ini kakaknya hanya terpaksa menerimanya?

"S-sakit" mengeluh entah pada siapa. Semuanya jadi terasa sakit. Dadanya sakit, detak jantungnya menjadi-jadi. Napasnya tersengal-sengal, keringatnya turun bercucuran.

Buru-buru mencari obat di dalam tas. Meminumnya dengan kasar. Lalu, meringkuk di tempat tidur. Berharap sakitnya akan segera hilang.

Tidak ingin menghubungi siapapun. Takut hanya akan membuat orang khawatir.

Walaupun, nyatanya Yoongi merasa tidak nyaman di tempatnya. Kebetulan, ada lembur.

"Kenapa tiba-tiba rasanya gelisah gini?" sambil memutar-mutar pena di jarinya.




~♥~

H-berapa ini? 😭😭

Kak gi ultah. Pacar malah sesakitan.

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang