Satu Lagi

894 140 99
                                    




♥♥





Yoongi dibuat heran. Pacarnya ini benar-benar tidak dapat dipercaya. Bagaimana mungkin, sekarang ruang tengah apartemennya ada banyak bantal warna warni tergeletak di karpet bulu. Ruang kecil itu sekarang jadi mirip kamar anak-anak. Kalau bukan pacarnya, mungkin Yoongi sudah marah-marah. Apalagi, Yoongi tidak suka banyak barang di sekitarnya.

Sementara, Yoongi berdiri terkejut. Justru pacarnya itu hanya meringis tanpa dosa.

"Ttaraaaa! Bagus, kan?"

"Kapan bawa semua itu?" Yoongi dekati pacarnya yang berdiri di tengah bantal.

"Tadi. Suruh ayah nganter. Heee"

"Terus, ini fungsinya apa, banyak bantal begini?" Tunjuk bantal-bantal yang berserakan tak karuan. Padahal, memang sengaja Rae Na buat begitu.

"Iiihh! Kakak, sih gak keren. Lihat, doong! Karpetnya aja ku ganti sama yang lebih tebel"

Lihat ke bawah. Dan benar, karpet bulu yang kemarin warna abu-abu sekarang jadi warna coklat cerah dan memang lebih tebal.

"Terus yang lama ke mana?"

"Ku loundry"

"Habis berapa banyak biaya buat barang-barang gak penting ini?" Sedikit ketus. Mengingat barang-barang itu tidak penting menurutnya.

"Ck! Kata siapa gak penting? Ini tuh biar jadi studio pribadi. Gitu, loh. Gak keren kakak, mah. Lucu, tauk. Ditempatin juga jadi anget. You're pasti seneng kalo lihat" cekikikan, merasa bangga.

"Terserahmu. Kakak mau mandi" langsung berlalu ke kamar.

Kerucutkan bibir. Lalu, menggerutu. "Dasar gak keren!"

Lanjut mikir buat ubah ruangan lagi. Sampai Yoongi selesai mandi dengan pakaian yang sudah ganti.

"Kakak! Ayo pindah sofanya ke sini" tunjuk tempat kosong di belakangnya.

"Gak. Biar di situ aja. Kalau kamu taruh sana, kalau ada tamu gimana? Suruh duduk di mana? Di karpet penuh bantal itu?"

Agak ngegas Yoonginya. Buat Rae Na mencebik kesal. "Ya, sudah"

Lalu, kembali duduk di karpet bulu.

"Tapi, kalo pulang dirapiin. Kakak gak suka berantakan gini"

"Iya!" Agak memekik. Sudah terlanjur kesal. Kakaknya tidak mengerti keinginannya.

Yoongi justru terkekeh lihat pacarnya marah. Lalu, dia mendekat dan peluk kesayangannya dari samping.

"Pacarku marah, hmm?" Kecupi pelipisnya berkali-kali. "Marah, hmm?"

"Gak tau! Nyebelin banget!"

Keduanya jadi diam. Yoongi nyamankan posisi duduknya jadi di belakang pacar. Lingkarkan tangan di pinggang. Letakkan dagu di bahu.

"Kakak dapat tawaran gabung di tim marketing"

"Hmm?" Rae Na yang tadi palingkan wajah dari pacarnya jadi noleh.

"Kakak dapat tawaran di bagian marketing hotel"

"Serius?"

"Merkurius"

"Yeaa!" Reflek sedikit putar badan dan peluk kakaknya. "Berarti gak ke luar kota, kan?"

"Kakak gak ada bilang mau ke luar kota"

"Siapa tau?"

Diam lagi. Sampai Rae Na mulai bicara lagi.

"Kakak! Aku beli boneka satu lagi"

Benar, kan? Pacarnya ini tidak dapat dipercaya.

"Buat apa?"

"Buat ditaruh di sini. Yang waktu itu kan di rumah. Jadi, aku juga mau di sini ada"

Yoongi hela napas. Sudahlah, pasrah saja. Daripada pacarnya marah.

Ada suara bunyi bel. Rae Na buru-buru berdiri. Wajahnya sudah sangat girang. Yoongi hanya tatap datar.

"Nah, pasti itu udah datang" lalu berlari untuk buka pintu. Kembali lagi dan bawa dua boneka sekaligus. Satu cukup besar, yang satu kecil. Kira-kira ukuran 60cm sama 40cm.

Sudahlah, Yoongi sudah tidak tahu lagi pikiran pacarnya. Padahal, tadi bilangnya satu. Kenapa datangnya dua?

"Lucu, kan?" Letakkan boneka di depannya duduk.

"Yang satu bonus?"

"Hmm? Mana ada bonus? Beli, lah"

"Katanya tadi satu. Kenapa datangnya dua?"

Meringis lagi. Dasar anak ini. Bukannya menjawab malah kenalkan nama bonekanya. "Nah, yang besar ini Flo namanya. Yang kecil Piu. Ini mau ku taruh di sini"

Letakkan bonekanya bersandar dinding. Tapi, Yoongi tidak peduli. Sekarang, Yoongi merasa ada di tempat penitipan anak.

"Jadi, habis berapa semua ini?"

"Kakak gak perlu tau. Ini, kan uangku"

"Iya, lah. Kalau pakai uang kakak, gak akan kakak beliin. Gak penting"

"Kakak! Jangan bilang gak penting! Nyakitin banget!"

"Bukan nyakitin. Cuma pengen ngingetin. Kalo kiranya gak butuh, gak fungsi, gak usah beli. Simpan uangmu buat masa depan"

Kan, Rae Na jadi cemberut.

"Minggu depan kakak wisuda. Datang, kay?" Sambil acak rambut pacarnya.


"Emm, pasti"







~♥~

Dengerin tuh kata Kak Gi.

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang