Jangan Nangis

518 103 21
                                    

♥♥

Sudah menembus sabtu. Lima hari pacar Min Yoongi terbaring di rumah sakit. Lima hari pula, Yoongi selalu jenguk tiap pulang kerja.

Belum ada perkembangan. Bahkan, anak itu kadang berceletuk ingin pulang dengan suara lemahnya. Membuat Yoongi semakin tersiksa. Belum ada yang berhasil membujuk anak itu untuk melakukan pengobatan lainnya.

"Kakak bawa buah. Mau?"

Dibalas gelengan pelan.

"Mau apa?"

"Bunda" lemah, suaranya seolah tidak ingin keluar.

"Bunda ke toilet"

"Kalau dokter minta cara pengobatan lain, mau, ya?"

Lagi-lagi dibalas gelengan. Kedua tangannya justru diangkat lemah ke udara.

"Apa?"

Tangannya bergerak seolah ingin meraih tubuh Yoongi. Jadi, Yoongi bangkit, condongkan tubuhnya.

Ternyata, anak itu pintu peluk. Yoongi beri pelukannya dengan lembut. Dagu Rae Na bertumpu di bahunya. Tubuhnya bergetar. Tarikan napas menahan isakan terasa menyakitkan. Air matanya mengalir, menetes menembus baju yang dia kenakan.

"Jangan nangis" bisik Yoongi yang sama menahan tangis. "Nanti sesak lagi seperti kemarin"

Bukan reda, justru terdengar suara segukan. Pelan, Yoongi sudahi pelukan. Hapus air mata yang mengalir  di kedua pipinya. Walau sedikit terhalang alat pernapasan.

"Jangan nangis, biar cepet sembuh" katanya, menghibur. Lalu, kembali duduk. "Oh, ya. Banyak yang DM, kenapa SYS gak up. Terus kenapa gak ada konten yang post"

Sedikit senyum terbit. Yoongi jadi ikut senyum. "Nah, senyum. Kan, kakak jadi ikut senyum"

Sekarang, bibirnya sedikit maju. Respon kesal, seperti biasa.

"Malam ini istirahat, ya? Besok kakak temani seharian. Kak Seokie-mu katanya mau datang sama Kak Alin"

Pintu terbuka, bunda sudah kembali. Saatnya Yoongi pulang. Iya, ayah bunda tidak izinkan Yoongi temani sampai malam. Yoongi juga harus istirahat. Tidak enak juga. Bagaimanapun mereka belum ada ikatan apa-apa kecuali, pacar.

"Yoon, pulang gak apa-apa. Ayah juga sebentar lagi datang"

Yoongi sempatkan usap rambut juga punggung tangannya. "Kakak pulang"

"Kamera" cicitnya. "Bawakan kamera di apartemen"

"Iya, besok kakak bawakan"







Tidak langsung pulang, Yoongi justru temui teman-temannya yang sedang kumpul di flat Hoseok. Masuk dan langsung jatuhkan tubuh antara teman-temannya yang menatap kasihan. Terlentang dengan mata dipejamkan dan ditutupi lengan.

Yoongi yang begini membuat semua bingung harus bagaimana. Jika salah kata, berujung kena marah. Jika, didiamkan, sampai dua dekade pun tetap diam.

Mungkin, hanya yang tertua di sana yang berani bertanya. Karena Hoseok sedang buat kopi di dapur.

"Gimana keadaan mungilmu" Seokjin, dia yang tertua.

Diikuti Hoseok, Yoongi, Jungkook, Namjoon, Jimin. Taehyung paling muda. Mereka lahir di tahun yang sama, kecuali Seokjin. Dia di bulan Desember, tahun sebelumnya.

(Iya, aku urutin berdasar bulan lahir. Jadi anggap seumuran ya. Kecuali seokjin di tahun sebelumnya. Gpp cuma selisih 2 bln kok sm hosiki)

"Sama"

Maksudnya, kondisinya masih sama.

Dapat jawaban sesingkat itu, semua kembali diam. Tadinya rame, tapi sejak Yoongi masuk dengan tampang memelas, semua diam. Sekarang, ingin berisik tidak mungkin. Yoongi bisa banting properti di ruang ini. Terjadilah kecanggungan yang membagongkan. 🤭

"Oh, udah sampe" saat semua canggung, Hoseok justru berceletuk seenaknya.

"Gue sayang banget sama dia"

Semua saling pandang. Ucapan temannya sama sekali tidak nyambung.

"Dia tidur?" tanya Hoseok sambil letakkan minuman di atas meja. "Ngelindur?"

Tidak ada yang jawab. Satu per satu dari mereka pilih ambil minum. Hoseok yang kesal, berdecak. Lalu, tendang kaki temannya yang terlentang tidak tahu diri.

"Heh! Bangun! Cuci muka, atau apa gitu!"

"Gue capek, Seok!"

"Kalo capek ya pulang. Istirahat di rumah. Mau cari apa ke sini?"

Hoseok itu tempat curhat. Tapi, juga tempat ribut tidak tahu tempat.

"Hmm"

Yang lain sudah sibuk dengan dunianya masing-masing.

~♥~

Iya, ini anggap waktunya sabtu besok. Hehe.

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang