Sebaiknya...

489 100 37
                                    

♥♥

"Sebaiknya, segera ambil tindakan"

Begitu saran dokter memulai perbincangan dengan tiga orang di hadapannya. Ayah, bunda, juga Yoongi. Mereka berdiri dekat pintu keluar. Beberapa meter dari tempat si mungil tertidur.

Panjang lebar, dokter beritahukan kemungkinan langkah-langkah yang bisa diambil. Yang jadi masalah adalah persetujuan dari masing-masing pihak.

"Transplantasi jantung..."

Tepat saat dokter berkata demikian, Rae Na baru saja sadar dari tidurnya. Seketika, jantungnya berdebar keras. Bibirnya bergetar, air matanya terkumpul tanpa diminta.

Tidak. Dia tidak mau melakukannya. Transplantasi jantung, itu sama saja mengganti jantungnya dengan jantung orang lain. Tidak, tidak, tidak mau!

Hiks!

Semua menoleh dengar isakan dari orang yang terbaring di ranjang. Segera saja mereka hampiri.

"Rae? Kenapa, sayang?" Bunda langsung panik.

Dokter langsung periksa kondisinya. "Jangan banyak pikiran, ya. Supaya cepat sembuh" begitu saran dokter sebelum pergi. Beliau juga bilang, untuk pertimbangan lebih lanjut dan lebih jelas, meminta ayah bunda menemuinya di ruangan.

Yoongi dekati dan hapus air mata pacarnya. "Jangan nangis"

"Mau pulang" rengeknya di sela isakan. "Pulaang~"

"Rae, Rae, dengerin bunda" bunda belai rambut lepek anaknya, akibat tidak keramas selama di rumah sakit. "Rae Na boleh pulang. Tapi, nanti. Nanti kalau sudah sembuh, ya. Sekarang, turuti kata dokter supaya Rae Na cepet sembuh"

Bukan tenang, anak itu justru semakin terisak. Dalam pikirannya, menuruti dokter berarti setuju untuk melakukan transplantasi jantung.

Tidak mau. Demi apapun, dia tidak mau.

"Ayah, mau pulang"

Ayah ambil posisi bunda. Lalu, kecup kening putrinya penuh sayang. "Iya, besok pulang. Tapi, anak ayah sembuh dulu. Mau, ya, dioperasi" demi apapun, ayah tidak tega mengatakannya. Tapi, anaknya harus tahu. Harus melakukan pengobatan lain untuk kesembuhannya. "Supaya cepet pulang. Kalau sudah pulang, kita liburan. Ayah janji, nanti liburan ke tempat yang Rae mau"

"Ayaah~" terus menangis. Yoongi tidak tega lihatnya. "Kak Gi?"

Yoongi tersenyum sambil tahan air matanya. Tapi, tidak bisa berkata apa-apa. Hanya genggaman erat yang dia berikan pada telapaknya.

"Sekarang, Rae Na istirahat, ya" saran bunda.



Ini sudah satu minggu, dari hari selasa tiba selasa lagi. Tapi, tidak ada peningkatan apapun. Membuat ayah bunda dilanda cemas dan khawatir. Ini masalah jantung, sangat riskan dan rawan. Jika obat tidak lagi menyembuhkan. Maka, satu-satunya cara hanya operasi. Hanya saja, membujuk anak itu bukanlah hal mudah. Itu yang tengah menjadi beban.

Pukul satu malam, Rae Na terbangun. Membuat panik ayah bunda. Napas anak itu tersengal-sengal disertai batuk. Segera saja ayah memanggil dokter.

Bersama dua perawat, dokter datang memeriksa dan melakukan penanganan mendesak. Bunda sudah menangis di dekapan ayah.

Dosa apa, kelalaian apa yang telah bunda lakukan sampai anaknya seperti ini.

"Sebaiknya, keluarga cepat memutuskan. Kita harus segera mengambil tindakan. Penyumbatan pada pembuluh darahnya bertambah..."

Terang dokter begitu keluar dari ruangan. Setelah pasiennya dapat ditangani.

Rasanya, bunda ingin pingsan saja. Tapi, bunda harus kuat agar anaknya juga kuat.




..


"Yoon, Rae Na kritis"

Yoongi terperanjat. Dia lirik jam di nakas sampingnya tidur. Pukul tiga dini hari. Cukup lega, ternyata hanya mimpi. Meskipun ada rasa gelisah tersisa.

Demi alihkan perasaannya, Yoongi raih ponsel. Dia buka menu galeri di layar. Pandangi gambar-gambar pacar saat masih ceria, masih segar, masih sehat, saat masih bisa tertawa bersama.

"Cepat sembuh, kakak rindu" bergumam pelan dengan mata berkaca.

Dia lihat notifikasi yang bermunculan. Coba buka, ternyata ada komentar di post-an terakhir di IG.

Kak Yoongi, siapa yang sakit? Kak Rae Na sakit, ya? Tadi aku lihat kakak masuk rumah sakit?

Langsung saja, satu komentar itu dapat tanggapan dari lainnya.

Jangan-jangan bener Kak Rae sakit. Ini udah seminggu lebih mereka gak muncul.

Kak, ayo klarifikasi.

Kak, Kak Rae kemana? Kalo beneran sakit, sakit apa?

Kak, kita rindu kalian. Jangan bilang beneran ada yang sakit.

Ingin membalas. Tapi, tidak tahu harus membalas apa. Jadi, Yoongi memilih kembali pandangi gambar pacar. Barangkali, bisa jadi pengantar tidur.

Ya, tidur. Tidur dengan air mata yang tiba-tiba mengalir.

Yoongi rindu pacarnya.

~♥~

Dialog yoongi cuma bilang "jangan nangis" sama "cepat sembuh, kakak rindu" masa?

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang