Plan ke-3

324 78 14
                                    

♥♥

Ini hari pertunangan mereka. Tidak banyak tamu yang hadir. Hanya keluarga besar dan kerabat. Bahkan, Hoseok pun tidak hadir. Dia sudah berangkat wamil bulan lalu.

Pestanya memang sederhana. Mengingat acara ini diadakan mendadak. Itu rencana Yoongi. Dia tidak ingin tinggalkan pacar begitu saja. Mau pasangkan cincin di jari manis secepatnya. Takut kalau-kalau, ketika ditinggal nanti mungilnya nakal. Melirik yang lain atau dilirik yang lain.

Tapi sepertinya, pertunangan ini tidak sepenuhnya bahagia. Karena minggu depan, Yoongi akan laksanakan dinas pertamanya.

Si mungil menangis saat pacar pasangkan cincin di jari manisnya. Bagaimana mungkin, baru satu minggu bertunangan langsung ditinggalkan. Sedih sekali. Bahkan, sejak diberi tahu seminggu sebelum tunangan, si mungil berharap waktu tidak segera berlalu.

Tangan Rae Na bergetar begitu pasang cincin di jari Yoongi. Untung cincinnya tidak jatuh. Sampai bergumam pelan. "K-kak?"

Hanya dibalas senyum. Lalu, ditangkup wajahnya dan  kecup lama keningnya.



Hari-hari berikutnya, si mungil tidak mau lepas dengan calon suami. Tiap bersama pasti peluk erat.

"Lepas bentar. Kakak mau ambil minum"

Dijawab gelengan.

Mereka di apartemen, duduk di karpet bulu. Sejak sampai di sana, Rae Na tidak mau lepas pelukan. Yoongi heran, kenapa calon istrinya tiba-tiba begini.

"Ya, udah. Kamu yang ambilin!"

Lagi-lagi dijawab gelengan.

"Terus maunya gimana?"

Diam, hanya pelukannya yang makin erat.

Tidak tahan, Yoongi benar-benar haus. Jadi, terpaksa angkat tubuh pacar dalam gendongan, dibawa ke dapur.

"Cuma kamu yang makin tua, makin manja"

Cubitan di punggung jadi balasan.

Dudukkan di meja. Yoongi ambil minuman di kulkas.

"Kak? Kita ini apa?" berceletuk sambil putar-putar cincin di jari manis.

Selesai teguk minum, Yoongi berbalik, kungkung pacarnya yang masih duduk di meja. "Memang menurutmu kita apa?"

Si mungil tatap mata pacar. Lalu, menggeleng.

"Kenapa diam?"

"Kakak tega ninggalin aku?"

"Kakak bukan ninggalin kamu. Kakak tunaikan kewajiban"

"Tapi, aku gak suka" tatapannya pindah pada rambut pacar yang sudah sangat pendek. Potongan tentara sekali. Jelek kalo dipandangan si mungil.

"Dengar!" Yoongi tegakkan tubuhnya. Cubit hidup pacar, sedikit digerak-gerakkan. "Sekarang, kakak tunaikan kewajiban negara. Setelah itu, kakak tunaikan kewajiban kepala keluarga"

"Kapan?"

"Ya, nanti. Kalo calon istri kakak sudah mau dinikahi"

"Kak! Ayo, nikah sekarang!"

Jentikan mendarat di dahi. Si korban meringis kesakitan. "Bicaramu!"

"Kenapa, sih! Diajak nikah kok gak mau!"

"Kalaupun mau nikah, yang ajak itu kakak, bukan kamu. Pikirmu, di mana harga diri kakak?"

Balik nunduk, mainkan lagi cincin di tangan. Yoongi tegakkan lagi wajahnya. "Kamu ingat, planning-planning kita? Plan ke berapa kita bakal nikah?"

Tidak dijawab.

"Kakak ingatkan lagi. Pertama, lulus. Ke-2, kerja. Ke-3, kakak wamil. Ke-4, baru kita nikah. Kakak sedang lakukan plan kita yang ke-3. Kita sudah bahas ini di tahun-tahun sebelumnya. Jadi, bantu kakak. Dukung kakak buat selesaikan plan kita. Hmm?"

Baru ingin kembali bersuara, Rae Na tiba-tiba tubruk bibir calon suami. Cukup lama tapi, hanya menempel.

"Maaf" katanya setelah sudahi kecupannya.

Yoongi acak rambutnya.

"Maaf. Aku cuma ngerasa gak biasa ditinggal kakak lama. Rasanya takut. Belum apa-apa aja rasanya sudah rindu"

Akhirnya, yang ditunggu Yoongi tiba. Ungkapan kegelisahan pacar yang dipendam.

"Tunggu kakak. Sebentar saja. Cuma 18bulan, kakak akan kembali"

Mengangguk.

"Sudah lega?"

Mengangguk lagi. Yoongi langsung peluk pacar.

"Sayang calon istriku"








Hari itu, di pertengahan bulan Mei, Yoongi pergi. Penuhi kewajibannya sebagai warga negara. Tinggalkan orang tercintanya sementara.

"Jangan nangis terus. Kakak tinggal"


~♥~

Dah wamil dong. Tinggal nikah. Yee! Jadi, dulu wamil memang 2thn. Tp ada kebijakan baru jd 18bulan aja. Nanti cek google ya.

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang