Dapatnya

923 141 75
                                    







♥♥





Sebenarnya, ada alasan lain kenapa Rae Na sulit didekati. Bahkan, dia memang tidak lagi mendekatkan diri pada laki-laki mana pun karena alasan itu.

Dulu, waktu masih kelas dua SMP Rae Na pernah dekat dengan kakak seniornya. Sementara, kakak senior itu kelas dua SMA. Rae Na bahkan sampai yakin kakak itu menyukainya. Saling berbalas pesan menjadi buktinya. Tak jarang pulang sekolah bersama.

Tapi, suatu ketika. Ternyata, kakak itu justru pacaran dengan teman dekatnya sendiri. Katakanlah, itu sahabat Rae Na dari kecil. Rae Na merasa dibohongi. Hatinya sempat sakit sekali. Bagaimana mungkin selama kedekatan mereka, bahkan anak itu tidak pernah mengatakan perasaannya. Tapi, justru tiba-tiba pacaran dengan sahabatnya yang belum lama dikenal si pria.

Dari sana, Rae Na belajar untuk tidak mudah dekat dengan seorang laki-laki. Mungkin Rae Na masih awal remaja waktu itu. Jadi, terdengar sedikit lebay, mungkin. Tapi, dasarnya anak yang manja dan penuh kasih sayang dari orang tua. Mengalami hal itu tentu membekas di hatinya.

Karena trauma dibodohi lagi, Rae Na memutuskan menutup diri. Tidak mudah terjebak ucapan laki-laki. Sampai akhirnya, ada Yoongi yang tiba-tiba datang menghampiri.

"Ugh! Aku gak mau cerita ini. Tapi, sudah terlanjur cerita" kesalnya pada diri sendiri yang hanya dibalas kekehan dari Yoongi.

"Jadi, kamu takut kakak seperti itu?"

Hanya diam. Memilih menyedot susu kotak yang tadi diberikan Yoongi.

"Kenapa suka sekali susu kotak?" Yoongi alihkan pembicaraan. Mungkin memang si mungil ini tidak mau membahas lagi.

"Enak"

"Selain itu?"

"Karena aku gak suka susu yang diseduh sendiri"

"Kenapa?"

"Amis. Bau kambing, wleekk!" Buat ekspresi muntah yang buat Yoongi tertawa kecil. Auto acak rambutnya.

"Memang itu gak bau kambing?"

"Gak. Ini enak, manis"

"Manis mana sama kakak?"

"Huh?" Angkat kepala, tatap kakak di sampingnya.

"Manis mana sama kakak?"

"Manis ini, lah! Kalo kakak, kan yang manis omongannya. Biasanya yang manis begitu ujungnya pahit"

"Manis kakak gak berujung. Jadi, gak akan pahit"

Kedikkan bahu, tak acuh. Rae Na jalan lebih dulu. Yoongi jalan cepat buat kejar pujaannya. Hari mulai petang, mereka harus segera pergi dari taman buat pulang.

Ah, hubungan mereka sudah sedekat itu. Tapi, belum ada ikatan. Pernyataan Yoongi waktu itu cuma dianggap angin lalu, atau candaan buat Rae Na.

Setelah sama langkahnya, Yoongi kembali buka pembicaraan.

"Jadi, sudah berapa lama kita saling kenal?"

"Tidak hitung"

"Sudah sayang belum?"

"Sayang apa?"

"Tak kenal maka tak sayang. Sekarang sudah kenal. Jadi, sudah sayang belum?"

Total nunduk. Mukanya berasa panas. Pertanyaan kakak ini selalu aneh-aneh.

"Kakak udah sayang, lho! Dari lama. Gak mau dibalas?"

Diam lagi. Sampai Yoongi kembali ambil suara. "Atau emang gak bisa sayang?"

"G-gak tau! A-aku gak tau" palingkan wajah, alihkan obrolan. "Kakak masih mau di sini? Aku pulang dulu, ya"

Penolakan ke berapa, Min Yoongi?

"Loh, kakak yang bawa kamu ke sini. Jadi, kakak juga harus antar kamu"

Akhirnya, Rae Na diantar Yoongi sampai depan pagar.

"Makasih, ya kak"

"Hm! Sampai jumpa besok. Jangan lupa balas pesan kakak. Nanti kakak rindu"



~



Astaga!

Dapatkan yang satu ini sulit sekali. Yoongi sampai pusing cari cara lagi dan lagi. Mau lepaskan saja. Tapi, tiap bayangkan dia mesra-mesraan sama laki-laki lain, di lindungi sama laki-laki lain. Yoongi rasanya sudah meradang. Tidak rela dan sakit hati.

Dengan semangat yang tinggi. Yoongi ajak ketemu lagi hari ini. Ke jembatan tempat pertama bertemu.

"Waktu itu kakak belum perhatiin kamu" katanya sambil lihat matahari senja. "Apa yang kamu pikir tentang kakak waktu itu"

"Gak ada. Gak pikir apa-apa"

"Sampai sekarang?"

Hanya menggeleng. "Kak, pulang, yuk!"

"Sebentar lagi. Kakak mau mengenang dulu. Kalau-kalau akhirnya kakak harus ngelepas kamu"

Berubah pikiran. Tadinya Yoongi semangat mau ikat anak itu. Tapi, waktu perjalanan ke sini, dia pikir ulang. Berakhir harus menyerah jika memang tidak bisa diperjuangkan.

"Kak?"

Yoongi pandang gadis di hadapan lekat-lekat. Nikmati wajahnya yang mungkin nanti tidak bisa dilihat lagi.

Dilihat begitu, lama-lama Rae Na nunduk. Perasaannya jadi gelisah. Tiba-tiba matanya perih. Jujur, Rae Na mulai nyaman. Tapi, kenapa tiap sudah nyaman dengan seseorang malah pada pergi.

Yoongi yang dari tadi sandaran pembatas jembatan, berdiri tegak. Dekati, lalu tangkup kepalanya. Kecup keningnya cukup lama.

"Kakak siap lepas kamu. Ayo, pulang"


Melaju dengan kecepatan sedang. Diam-diam Rae Na menangis duduk di belakang sambil sandarkan pipi di punggung Yoongi. Sementara, Yoongi sendiri hanya diam kemudikan motornya.


Usap wajah yang basah, Rae Na turun dari motor. Mau ucap terima kasih, tapi, Yoongi ikut turun.

"Kenapa nangis? Setelah ini kamu gak perlu ngerasa gak nyaman lagi karena adanya kakak" Halus, sampai Rae Na merasa akan menyesal jika jauh dari orang ini.

"Tapi, aku nyaman sama kakak"

"Tapi, kamu gak sayang sama kakak"

"Aku juga sayang kakak, hiks!"

"Jangan dipaksa"

"Aku serius!"

"Jadi?"

"Jangan dilepas. Aku, a-aku,,, aku mau kakak selalu sayang aku"

Yoongi senyum. Apa ini tandanya.....

"Kakak! Kenapa diem!" Belum apa-apa, tapi udah berani bentak-bentak.

"Mikir, apa yang harus kakak lakuin. Kamu terima kakak, kan?"

"Gak tau, ah! Sebel!"

Bahagia, Yoongi langsung peluk pacar barunya. Ciumi pelipisnya. Maaf, Yoongi tidak tahan.

"Sayang pacarku. Mulai sekarang, kamu harus selalu yakin. Pacarmu selalu sayang pacarnya"

"Sayang pacarku juga"







~♥~

Berat dapetinnya.

Selesai ya flesbeknya. Besok kita kembali ke masa sekarang.

Lavyu

Ryeozka

Your Boyfriend, His Girlfriend / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang