Kubunuh Kau Jika Menyebut Namanya Sekali Lagi

14.7K 723 6
                                    

Kembali setelah Revisi. 

Untuk kalian yang sudah membaca cerita ini sebelumnya, mohon maaf beberapa part telah diubah. Semoga kalian menyukai hasil revisi ini. 

Selamat membaca. 

Vote jika suka, abaikan jika tidak menarik. 







Author POV

Suasana bar semakin ramai seiring melarutnya malam. Meja-meja terus terisi oleh pengunjung yang silih berganti. Botol-botol minuman berkeliaran bersama pelayan yang masih setia melayani.

Sebuah meja terisi enam orang pria serta dua orang wanita. Mereka terus berbicara mengenai banyak hal. Mulai dari urusan kampus dan tugas-tugas yang menggunung, sampai masalah pemerintahan yang seharusnya tidak perlu dibawa di situasi seperti ini.

Tiga dari delapan orang itu sudah hampir mencapai batas mabuknya. Namun tak satu pun dari mereka yang memutuskan berhenti untuk menenggak minumannya.

Lisa menyentuh gelas pertamanya. Matanya terlihat ragu namun Luke telah mengisi gelasnya dengan Soju. Ia terus berdalih untuk tetap terjaga namun teman-temannya itu terus memaksa Lisa untuk menghabiskan gelas pertamanya sebelum melanjutkan keronde-ronde selanjutnya.

Tangannya menyambar ponsel yang sedari tadi tergeletak begitu saja di atas meja. Ibu jarinya bergerak tanpa irama mengetik sebuah kalimat sebelum mengirimkannya.

Jisoo Eonnie

Eonnie bisakah kau menjemputku di bar nanti ?

Andwe.

Lisa menatap layar ponselnya.

Jisoo Eonnie

Jangan minum.

Ponselnya kembali bergetar saat menerima pesan lainnya. Lisa menatap gelas soju dan layar ponselnya bergantian.

Jisoo Eonnie

Satu jam dari sekarang, tolong jemput di bar Eonnie. Hanya satu gelas, janji.

Lisa mematikan ponselnya sesaat setelah mengirim pesan kepada Eonnienya itu.

Kemudian pandnaganya mengedar. Menemukan pandangan lain yang sedari tadi memperhatikannya diam-diam.

"Mwoo ???" Lisa pada Luke yang berada di seberang mejanya.

Pria bernama Luke itu tersenyum miring, kemudian menenggak gelasnya sebelum mulai berbicara.

"Jisoo ?" Ujarnya.

Lisa diam, meng-iya-kan.

"Perempuan itu melarangmu lagi ?" Katanya.

Lisa menatap Luke, "Perempuan itu ?" Ulangnya dengan nada tak terima.

"Kyaa Lisa-ya, lihatlah sebesar apa dirimu sekarang. Mengapa ia selalu melarangmu melakukan sesuatu yang menyenangkan ? Bukankah itu terdengar kolot ?" Luke.

"Berhenti menghakiminya. Kuperingatkan kau." Dingin Lisa sambil menenggak minumannya.

Gelasnya kosong seketika. Gelas yang ditaruh dengan suara akibat benturan dengan meja kayu. "Apa kau marah ?" Luke.

"Berhenti memprovokasinya hey." Niel, teman satu kelas Lisa sejak menjajaki dunia kampus itu ikut dalam obrolan.

"Apa menurutmu ia tidak melakukan apa yang kau tidak lakukan ? Kyaa .... Kau harus sadar Lisa, Jisoo tidak memegang kendali atas dirimu." Lagi Luke yang belum menyadari situasinya saat ini.

"KUBILANG HENTIKAN." Lisa sambil melempar gelas sojunya kearah Luke.

Gelas malang yang akhirnya menghantam tembok dan hancur berkeping-keping. Tentu hal ini mengundang perhatian banyak orang.

Matanya membulat sempurna dengan tatapan lurus kearah Luke. Luke benar-benar berhasil memprovokasi Lisa malam ini.

"Kkyaaa !!!!!" Maki Luke yang tidak terima atas perlakuan Lisa itu.

Tubuhnya bangkit sementara tangannya mencoba meraih pakaian Lisa.

"Hanya karena jalang itu kau berani melemparku ?"

Bbbuugghhhhh ....

Satu pukulan tekak yang dilayangkan Lisa saat Luke mencoba menggapainya. Tanpa tumpuan yang jelas, serta kuatnya pukulan Lisa, tidak heran jika Luke terhuyung dan jatuh di atas meja seperti sekarang ini.

Lisa bangkit dari kursinya dan mencoba menggapai Luke yang berhasil mengacaukan meja. Beberapa temannya mencoba menahan namun kekuatan Lisa saat sedang marah bukanlah kekuatan yang bisa diredam begitu saja.

"Kyyaa kyaaa kyyaaa !!!! Hentikan." Jae yang mencoba menengahi keduanya.

Untuk Lisa, ini bukanlah saat dimana ia bisa meredam emosinya. Karena tidak mudah baginya untuk itu.

Tangannya menggapai botol Soju yang masih berisi. Diadunya botol tersebut dengan pinggir meja yang sukses memecahkan botol di tangannya. Pecahan botol yang tidak teratur, serta serpihan botol yang tampak mengerikan sukses membuat Jae menyingkir tanpa diperintahnya.

Lisa menghampiri Luke yang masih meringis.

"Kyaa kontrol emosimu brengsek !" Ujarnya setengah memaki.

Langkahnya terus bergulir mendekati Luke yang tersungkur di lantai. Tak satu pun pengunjung bar yang berani mendekati perempuan dengan pecahan botol di tangannya.

"Kubunuh kau jika menyebut namanya sekali lagi." Ancaman Lisa sambil menodongkan ujung botol yang tampak runcing.

STOP!

Vote ? 

Comment ?

Eonnie [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang