Jennie POV
Kami berangkat pagi-pagi sekali. Menggunakan bus keberangkatan pertama. Kami duduk bersama sementara suasana bus sangat-sangat sepi. Awalnya hanya kami yang mengisi ruang penumpang. Namun di pemberhentian pertama, beberapa orang datang dan mengisi bangku di bagian depan. Sementara kami tenang di bangku bagian belakang.
Aku duduk di dekat kaca sementara Lisa menjagaku. Ia tertidur sesaat setelah bus berangkat. Katanya, ia sangat lelah setelah mempersiapkan diri untuk wawancaranya. Tinggal lah aku yang sedari tadi hanya mampu memandangi pemandangan di luar jendela. Sesekali aku berkirim pesan dengan Jisoo yang sebelumnya mengantar kami, Jisoo mengatakan jika ia ingin aku menjaga Lisa.
"Meski ia selalu membuatku pusing, ia tetap adik-ku." Kata-kata Jisoo Eonnie yang selalu terbayang di pikiranku. Aku masih tidak percaya jika Lisa dan Jisoo Eonnie tidak memiliki hubungan spesial. Namun aku tak bisa membuktikannya.
Aku menoleh kearah Lisa yang tertidur dengan tenang. Bahkan guncangan bus tak mampu mengusik tidurnya. Mungkin ia lelah, setelah seharian penuh berkutat dengan kontennya, ia masih harus mempersiapkan diri untuk sesi wawancaranya.
Kuperhatikan kulit Lisa sangatlah bersih dan sehat. Mata besarnya, hidungnya yang sempurna, serta bibirnya yang cukup mengugah. Aku tidak tahu ada apa denganku, namun aku mulai merasa nyaman memperhatikan wajahnya seperti ini.
Sinar mata hari menembus kaca yang tak terhalang. Menyentuh kulit Lisa yang membuatnya terlihat bersinar. Aku mencoba menghalangi sinar matahari dengan satu tanganku. Berharap sinar itu tidak langsung menyentuh area matanya. Lisa menggeliat sejenak, namun tetap dengan mata yang terpejam dan aku, yang masih menatapnya diam-diam.
Kali ini Lisa menyuguhkanku pemandangan leher jenjangnya yang benar-benar mempesona. Bahkan ia bukan hanya memiliki bahu yang lebar, melainkan leher jenjang yang cukup sexy.
Aku menyingkirkan tanganku. Mempersilakan cahaya itu kembali merusak matanya.
"Berhenti menatapku Eonnie." gumamnya dengan mata terpejam.
DEG.
Aku tertangkap basah.
"Kau tidak tidur ?" kataku, gugup.
"Kau mengharapkannya ?" Lisa membuka matanya perlahan dan membenahi posisi duduknya.
Aku tidak tahu bagaimana bentuk wajahku saat ini, yang pasti aku sangat malu setelah tertangkap basah.
"Jisoo Eonnie mengirim pesan tentangmu, itu mengapa aku melihatmu." jelasku setengah bohong.
Lisa terlihat mengedipkan kedua matanya kemudian menatapku santai. "Jinja ?".
Aku mengangguk. Sementara Lisa mencoba mempercayainya.
"Lisa-ya." Aku, yang tidak bisa terus memendam.
Ia menatapku dengan tatapan sendunya.
"Seberapa besar rasa sayangmu pada Jisoo Eonnie ?"
Ia tersenyum.
"Lebih dari yang kau pikirkan." jawabannya.
"Bagaimana dengan Chaeng ?"
"Chaeng adalah sahabat terbaik." Jawabnya tanpa berpikir.
"Aku sangat beruntung memiliki Eonnie seperti Jisoo dan sahabat seperti Chaeng. Mereka selalu menguatkanku saat rapuh, dan menangis bersama jika aku lelah." Jelasnya.
"Jisoo Eonnie akan mendekapku saat aku tak bisa tidur. Ia tak akan berpikir dua kali untuk merawatku saat sakit. Bahkan ketika aku hanya berpura-pura sakit." sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie [SELESAI]
Fanfiction"Susah payah kugapai, tidak akan ku lepas." Lisa "Apa kau memperhatikanku sepanjang malam ?" Jennie