Cemburu

3.3K 239 4
                                    

Jennie POV 

Rose pulang ke negaranya setelah mendapat kabar ibunya masuk rumah sakit. Kami bertemu setelah aku dan Lisa kembali ke rumah. Beberapa hari kemudian Rose pergi. Sebenarnya aku ingin ikut dengannya untuk sekedar liburan. Namun rasanya keadaan tidak mendukung. Mungkin lain waktu. 

Kami duduk bersama di ruang TV. Aku dan Jisoo Eonnie yang duduk di lantai, sementara Lisa duduk di sofa. Kami melakukan panggilan video dengan Rose setelah ia tiba. Ia terlihat baik-baik saja. Bahkan saat kami melakukan panggilan video, ia sedang asik menyantap kudapan. 

"Apa Eomma-mu baik-baik saja ?" Jisoo Eonnie. 

Ia mengangguk. 

"Hanya kelelahan dan mungkin merindukanku Eonnie." ujar Rose percaya diri. 

"Rosie bagaimana denganmu ? Apa kau baik-baik saja ?" Aku. 

"Tidakkah kau melihat ia sangat bugar Jen ?" Jisoo Eonnie. 

Kami tertawa. 

"Chaeng-ah aku sangat merindukanmu." Lisa yang kini tangan mulai bergerak menuju bahu Jisoo Eonnie yang luput dari pakaiannya. Jisoo Eonnie mengenakan off shoulder top sehinga tangan Lisa dapat menyentuh area bahunya dengan leluasa. 

Aku melirik tangannya dan berusaha mengabaikan. 

Rose menjelaskan tentang diagnosis dokter dan kemungkinan yang akan terjadi. Kami mendengarkan dengan seksama meski tidak tahu menau tentang dunia kedokteran. Lagi-lagi mataku melirik tangan Lisa. 

Tangan yang semula hanya menumpang di bahu Jisoo Eonnie itu bergerak menuju lengan dan mengusapnya. Entah ia sadar atau tidak telah melakukannya. Namun aku merasa tidak terima dengan gerakan tangannya itu. Sudah kubilang tanganmu hanya untukku, batinku. 

Kutunjukan boneka yang sedari tadi kudekap kepada Lisa. Ia terlihat tersenyum gemas. "Gwiyeowo ...." Ia mengusap boneka babi berwarna merah muda yang sesekali kugunakan untuk bantal tidur di sofa. 

Aku tersenyum menyambut kemenanganku. Tangannya telah beralih dari Jisoo Eonnie dan pandangannya tertuju padaku.

Kukembalikan bonekaku di pangkuanku. Aku kembali pada Rosie sambil memeluk bonekaku. Kemudian sebuah tangan panjang melingkar di leherku. Itu tangan Lisa. Lagi-lagi aku tersenyum karena merasa benar-benar memenangkan perhatiannya. 

Kuusap lengannya lembut kemudian dagunya mendarat di pucuk kepalaku. Dapat kulihat dari layar ponsel wajahnya yang sangat menggemaskan.

"Rosie, aku tahu aku tak seharusnya mengatakan ini. Tapi dengarkan baik baik." Ujarku yang sepertinya menyita perhatian bayak orang.

"Jaga kesehatanmu dan jangan telat makan."

"Aku sudah cukup khawatir dengan dua manusia yang sangat kurus ini." Sambungku.

Kulihat Jisoo Eonnie dan Lisa saling bertukar pandang.

"Kau memang terlihat sangat kurus Lisa." Jisoo Eonnie.

"Kyaa !!! Lihatlah bagaimana tubuh Eonnie di cermin." Bantah Lisa.

"Aku seperti ini karena kalian tidak mengurusku yang sibuk bekerja." Jisoo membela diri.

Jisoo memandang Lisa. Sedangkan Lisa memandang aku. Sementara di layar, Rose tersenyum jengah. "Kau dalam masalah Eonnie." Ujar Rose yang sepertinya ditujukan untukku.

"Mwoo ??" Aku bingung memandang keduanya bergantian.

"Apa kau bahagia dengan hidupmu Eonnie ? Kyaa ... Lihatlah bagaimana tubuhmu bisa terlihat begitu sehat sementara kami seperti tidak pernah diurus." Protes Lisa sambil melepaskan kaitan tangannya di leherku.

Eonnie [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang