Lisa POV
Jennie duduk di pangkuanku. Kedua kakinya melingkar di pinggangku sementara kedua tangannya terus bergerilia disekitar leher dan punggungku. Ia terus mendesah dan membuatku semakin bergairah.
"Mmmmhhhhh ....." lengguhannya saat lidahku menyapu lehernya.
Tangannya terasa mengusap punggungku dan mencengkramnya sesekali. Sementara Lidahku terus menyapu setiap senti lehernya yang menggairahkan. Jilatan itu berganti dengan kecupan-kecupan ringan. Kemudian hisapan yang sukses membuatnya mengerang.
"Aaarrrgghhhhhh Lisssaaa !!!!!"
Ia mendongak, memberiku jalan untuk terus mengeksplor lehernya. Kedua tangannya kini melingkar di leherku. Menahan kepalaku agar tidak pergi dari lehernya. Sayang, aku tidak bisa menyelesaikan bagian itu secara utuh.
"Aaawwhhhh Bbbaaeeee ...." pekikkannya saat aku menggigit lehernya gemas.
Tangannya yang semula melingkar di leherku mulai merambah rahangku, kemudian mengangkatnya. Aku tersenyum saat pandangan kami bertemu. Jennie memang wanita tersexy yang pernah kutemui. Tidak salah jika aku benar-benar tergila-gila padanya.
Ia mengecup bibirku sekilas sesaat aku sedang tersenyum padanya.
"Aku tidak ingin ada yang memiliki bibir ini selain aku." katanya, kemudian kembali mengecup bibirku.
Kecupannya kali ini tidak latas kubiarkan berlalu.
Kuhisap bibirnya saat bibirnya hendak pergi setelah memberiku sebuah kecupan lagi. Hisapan yang kemudian beralih menjadi lumatan ganas. Kulumat bibirnya dengan penuh agresifitas. Membuatnya sedikit kewalahan untuk mengimbanginya. Sementara tanganku tidak tinggal diam, kuremas bokongnya yang cukup hangat dibalut celana pendek dari kain.
Bibirnya mencoba meninggalkanku, namun cepat-cepat tanganku menahan gerak kepalanya. Tangannya kini berada tepat di bahuku, seakan memohon meminta pengampunan. Namun aku belum tergerak untuk melepaskan bibirnya.
Aku tersenyum sesaat setelah melepaskan bibirnya. Ia benar-benar terlihat seperti ikan yang diletakan bebas di udara.
"Kau ingin membunuhku huh ?" kesalnya setelah berhasil menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Aku hanya bisa menyengir kuda.
"Kau terlalu menggairahkan untukku biarkan." kataku, membuatnya tersenyum meremehkan.
"Cihh !!! Dasar mulutmu itu." ujarnya sambil memukul bibirku dengan tangan mungilnya.
Kuremas salah satu bukit kembarnya. Tentu dengan pandangan yang masih mengarah ke wajahnya. "Aku menginginkannya." ujarku meminta izin.
Ia terlihat sedikit meringis saat aku meremasnya.
"Kyaa !! Jangan menggodaku." katanya saat aku menghentika remasan itu.
Ia benar-benar menggemaskan. Aku tidak pernah tahan dengan itu.
Kulumat lagi bibirnya yang semakin merekah itu. Tentunya dengan tanganku yang kembali meremas payudaranya.
Bibirnya kembali bergerak menyambut bibirku. Kami saling melumat dan berpangutan. Sementara satu tangannya melingkar di leherku dan tangannya yang lain menggenggam tanganku yang sibuk meremas payudaranya.
"Emmmhhhh ..." dehamnya disela-sela pangutan kami.
Matanya kembali terpejam, wajahnya benar-benar berubah 100 kali lebih sexy saat sedang bergairah seperti ini.
"Lisapooooooppppp !!!!" suara Chaeng berbarengan dengan suara pintu yang terbuka kunciya.
Aku benar-benar mengutuk anak ini demi seluruh keturunanku. Mengapa ia datang disaat-saat seperti ini Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie [SELESAI]
Fanfic"Susah payah kugapai, tidak akan ku lepas." Lisa "Apa kau memperhatikanku sepanjang malam ?" Jennie