Jennie POV
Aku kembali setelah pergi bersama Jisoo untuk berkeliling di sekitar kampus. Kami berada di program yang sama, itu jauh lebih baik. Jisoo mengenalkanku kepada beberapa temannya di kampus. Mereka sungguh luar biasa. Bahkan di hari libur pun mereka tetap berkunjung ke kampus untuk menyelesaikan project-nya.
Suasan rumah cukup sepi juga gelap. Kupikir Rose belum pulang sejak pagi. Aku melangkah menuju tirai dan menyekanya, kemudian menuju dapur untuk mengambil air. Di luar sangat panas dan tenggorokanku cukup kering. Sempat aku menoleh kearah kamar Lisa dan tidak menemukannya di sana. Kamarnya terbuka begitu saja.
Aku pergi menuju kamar setelah menaruh kembali gelas pada tempatnya. Langkahku sedikit terguncang saat melewati ruang TV dan menemukan Lisa tertidur di sana. Ia telah berganti pakaian, mungkin ia sudah mandi.
Kulihat ia tertidur dengan pulas sampai tak sadar jika bajunya sedikit terangkat. Oh mungkin bukan hanya sedikit,melainkan benar-benar terangkat sampai menunjukan perut ratanya yang terlihat cukup berotot.
Entah apa sebabnya, aku berdetak lebih cepat karenanya. Aku tahu ini salah, namun kalian pasti tahu, satu-satunya otot yang tak bisa diatur adalah otot jantung.
Kucoba untuk melanjutkan langkahku dan menghiraukannya. Namun lagi-lagi pandanganku jatuh padanya.
"Ini lebih baik." gumamku setelah menaruh bantal sofa di atas perutnya.
Lisa bergerak. Ini diluar perkiraanku. Ia merenggangkan tubuhnya sambil membuka mata. Mata kami bertemu. Mata lelahnya dan mata kagetku.
"Eonnie." suara paraunya yang terdengar cukup sexy.
"Mengapa kau tidur di sofa Lisa ? Apakah ranjangmu tidak cukup nyaman ?" tanyaku mencoba untuk tidak gugup.
Ia hanya berdeham sambil membuang muka. "Bisakah tirai itu tetap tertutup Eonnie ?" katanya, memuatku sedikit merasa bersalah karena telah membangunkannya.
"Oh, apakah aku mengganggu tidurmu ?" Aku berlari kecil menuju tirai dan menggeretnya agar menghalangi cahaya dengan segera.
"Bukankah sudah jelas ?" Nada bicaranya begitu dingin padaku. Sangat berbeda saat ia berbicara dengan Jisoo dan Rose.
Ia bangkit dari sofa, kemudian membenahi bajunya. Ia terlihat cukup menggemaskan dengan hotpants dan kaos over size.
Aku sama sekali tidak berbicara setelahnya. Entah mengapa, sikapnya denganku saat ini tidak seperti sikapnya sebelumnya.
Ia melangkah menuju kamarnya tanpa mengatakan apa pun. Sementara aku menatap punggungnya bergerak menjauh.
Hanya beberapa langkah sebelum ambang pintu, Lisa menghentikan langkahnya. Ia menoleh kearahku yang masih mengintainya.
"Aku hanya bercanda Eonnie." katanya yang seketika tersenyum lebar.
Itu Lisa yang kulihat saat bersaa Jisoo dan Rose.
Kali ini aku berhasil bernapas lega. Setidaknya Lisa tidak terganggu dengan kehadiranku di rumah ini. Bahkan jika pun ia terganggu, seharusnya aku tidak bersalah dalam situasi ini. Bahkan aku tidak pernah meminta untuk tinggal di tempat ini. Juga, aku haya menerima ajakan Jisoo yang memaksaku untuk tinggal bersamanya.
"Aku ingin berbelanja untuk makan malam nanti, apa kau membutuhkan sesuatu ?" tanyanya dari kejauhan.
Aku menggeleng, "Haruskah aku ikut denganmu ?".
Lisa POV
Setelah sarapan dan melepas kepergian semua orang, aku mandi dan kembali tidur. Aku sangat membutuhkan asupan tidur yang berkualitas untuk menunjang aktivitasku yang cukup padat. Aku harus berlatih koreografi serta memeras otakku untuk menciptakan gerakan baru, kemudian pergi kuliah dan beraktivitas seperti biasanya.
Aku tidak ingat sudah berapa lama tidur di sofa ruang TV. Sampai akhirnya cahaya merambat kearahku lewat jendela yang sebelumnya telah kuhalangi dengan tirai. Aku mulai terjaga. Mataku perlahan bergerak untuk membuka kelopaknya. Namun aku masih begitu malas untuk itu.
Aku tahu seseorang datang, namun aku memilih untuk tetap dengan posisiku untuk beberapa saat. Sampai akhirnya benar-benar terjaga, disaat bersamaan kurasakan seseorang bergerak kearahku. Pergerakannya berakhir dengan sebuah benda yang bertengger diatas perutku. Kurasakan permukaannya bersentuhan langsung dengan kulitku. Itu berarti, perutku ter-ekspose sejak tadi.
"Eonnie." suaraku yang terdengar cukup parau.
"Mengapa kau tidur di sofa Lisa ? Apakah ranjangmu tidak cukup nyaman ?" pertanyaannya yang aku sendiri tidak tahu mengapa.
"Bisakah tirai itu tetap tertutup Eonnie ?"
"Oh, apakah aku mengganggu tidurmu ?" Ia melangkah cepat untuk menutupnya kembali, itu terlihat lucu. Bahkan ia masih terlihat canggung meski aku tidak bermasalah dengan kehadirannya.
"Bukankah sudah jelas ?" aku, menjawab pertanyaannya.
Aku bangkit dari sofa, hendak pergi ke kamarku. Aku menunggunya bersuara menanggapi kalimatku, atau bahkan mungkin nada bicaraku yang berbeda dengannya. Namun ia masih diam. Bahkan sampai hampir habis langkahku, ia masih diam. Aku yakin ia masih di sana, namun aku tidak mengerti mengapa ia tak lagi bersuara.
Langkahku hanya terpaut dua sampai tiga langkah dari ambang pintu.
"Aku hanya bercanda Eonnie." Aku tersenyum lebar setelahnya. Mengklarifikasi jika tidak ada sesuatu yang terjadi diantara kita. Jennie Eonnie adalah teman Jisoo Eonnie dan kami tinggal bersama saat ini, itu berarti kami akan atau bahkan telah menjadi keluarga. Tidak ada alasan untukku membedakan sikap saat bersamanya dan bersama kedua room mate-ku lainnya.
Ekspresinya sedikit berubah saat itu. Ia benar-benar terlihat sangat menggemaskan. Jauh lebih menggemaskan dari Jisoo Eonnie. Sejujurnya aroma tubuhnya itu terus mengganggu tidurku sejak malam tadi. Aku menyukainya, aroma itu. Juga wajah dengan pipi seperti mandunya. Ah tidak, kurasa sesuatu yang salah terjadi. Aku tidak mungkin menyukainya.
"Aku ingin berbelanja untuk makan malam nanti, apa kau membutuhkan sesuatu ?"
Jisoo Eonnie menyuruhku berbelanja karena hanya aku yang tidak memiliki kegiatan pagi ini. Harusnya aku pergi dengan Rose, namu dia justru pergi dengan orang lain yang aku sendiri tidak tahu siapa.
Jennie Eonnie mengisyaratkan jika ia tidak membutuhkan apa pun dengan gestur wajahnya, kemudian ia balik bertanya "Haruskah aku ikut denganmu ?".
Ini kali pertamaku pergi dengannya, itu mengapa aku cukup gugup untuk menjawabnya. Haruskan kuterima dan menjadi lebih dekat dengannya, atau menolaknya agar suasana santai saat berbelanja hari ini tidak berubah menjadi canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie [SELESAI]
Fanfiction"Susah payah kugapai, tidak akan ku lepas." Lisa "Apa kau memperhatikanku sepanjang malam ?" Jennie