Lisa POV
Aku kembali menuju apartemen setelah bertemu dengan Chaeng. Kami banyak berbicara tentang apa pun dan menjajaki setiap makanan yang diinginkannya. Aku tidak keberatan untuk itu. Karena selama bekerja, aku selalu makan makanan instan di apartemen. Selain untuk menghemat waktu, itu akan juga menghemat pengeluaranku.
Aku melakukan panggilan video dengan Jisoo Eonnie di apartemenku. Ia hendak tidur katanya, namun ia tetap menjawab panggilan videoku. Aku bercerita banyak tentang pekerjaanku padanya. Bagaimana Jeong Oppa mengurusku, suasana di balik layar saat siaran langsung, bertemu dengan banyak pekerja seni, sampai hidup di Seoul di malam hari. Aku berhasil membuatnya iri dan berniat untuk mengunjungiku setelah syuting drama berakhir. Kami juga berbicara tentang kuliahnya yang terbengkalai setelah syuting berlangsung. Ia berencara untuk berhenti kuliah dan menekuni dunia peran. Namun aku menentangnya tanpa berpikir.
Kami mengakhiri panggilan karena kami harus bekerja besok pagi. Kemudian aku tertidur dan bangun setelah sinar matahari menembus tiraiku. Rasanya tubuhku sangat lelah. Mungkin benar kata Chaeng, makanan berpengaruh pada kesehatan dan staminaku. Atau mungkin memang aku yang belum terbiasa akan rutinitas ini. Itu mengapa rasanya sungguh sangat melelahkan.
"Aku membelikanmu sesuatu. Kutunggu di tempat syuting."
Pesan dari IU yang terkirim beberapa menit sebelum aku membuka ponselku.
Semenjak bertukar nomor ponsel, kami sering terlibat dalam chat pribadi. Sesekali ia menanyakan kabarku dan perjalanan syutingku. Terlebih jika kami berada dalam acara yang sama seperti hari ini.
Tubuhku yang semula letih menjadi bugar seketika setelah melihat paper bag berlabel sebuah label internasional. Bentuknya yang cukup besar membuatku berpikir mungkin sebuah pakaian tersimpan di dalamnya. Aku semakin tidak sabar untuk melihatnya.
Aku mandi dan bersiap.
"Kajja ! Kajja !" kataku sesaat setelah membukakan pintu untuk Jeong Oppa.
Biasanya Jeong Oppa akan tiba setelah aku mandi. Ia akan menungguku untuk bersiap dan memakai riasan sederhana. Namun kali ini aku benar-benar telah siap untuk berangkat. Itu mengapa Jeong Oppa sedikit menyipitkan matanya saat aku membukakan pintu dengan keadaan yang sudah sangat siap.
"Apa kau baik-baik saja ?" katanya mencoba mengejar langkahku.
"Bukankah aku terlihat cukup bugar untuk orang yang sedang tidak baik-baik saja Oppa ?" jawabku santai.
Ia menyetir untukku. Sebenarnya aku ingin menyetir mobil untukku sendiri. Namun au tidak cukup mahir untuk itu. Mungkin itu karena aku lebih menyukai berkendara dengan motor.
Jalanan cukup senggang, mungkin karena hari ini adalah hari libur. Jeong Oppa sibuk menyetir sementara aku mengamati gerakan dance-ku yang akan kutampilkan. Aku cukup gugup hari ini karena acara ini bukanlah acara biasa. Banyak bintang besar menghadiri acara ini termasuk EXO dan Ji Eun Eonnie. Aku jadi teringat Jennie Eonnie karena mengingat EXO. Terlebih ketika melewati halte dimana kami bersama saat pertama kali mengunjungi Seoul berdua. Aku benar-benar merindukannya.
"Apa kau baik-baik saja ?" Suara Jeong Oppa yang menyadarkanku dari lamunanku.
Aku menoleh kearahnya, "Nde ?" kataku bingung.
Ia tersenyum kemudian melepas seat belt-nya. "Jangan membuatku takut karena bersikap penuh semangat dan melamun dalam waktu yang berdekatan." jelasnya sebelum keluar dari mobil.
Kulihat keadaan sekeliling, kami telah tiba.
Kali ini aku yang mengejar langkahnya. Memasuki sebuah gedung yang cukup megah. Di dalamnya sudah terdapat beberapa orang yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Jeong Oppa menuntunku menuju ruang gantiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie [SELESAI]
Fiksi Penggemar"Susah payah kugapai, tidak akan ku lepas." Lisa "Apa kau memperhatikanku sepanjang malam ?" Jennie