Jennie POV
Aku terbangun dengan Lisa yang sudah tidak ditempatnya. Ia benar-benar berubah. Bahkan perasaannya hilang seketika. Bagaimana bisa ia melakukan itu sementara aku masih terbayang akannya.
Kulihat ia masuk ke kamar untuk mengambil sesuatu. Ia sudah dalam keadaan yang cukup siap untuk pergi.
Mataku masih silau terkena sinar matahari dan belum terbuka sepenuhnya. Aku bangkit dari tidurku. Kemudian mencoba membiasakan mataku dengan sinar matahari sambil duduk di ranjang.
"Apa kau akan pergi ?" kataku dengan suara parau.
Lisa tidak menoleh kearahku. Membuatku lagi-lagi merasa terabaikan.
"Bertemu dengan Jungkook."
Lihatlah bgaimana cara ia menyapa seakan mereka sudah berteman lama.
Kini aku benar-benar bangkit dari kasurku. Menata rambutku yang terurai kemudian melangkah menuju dapur. Aku melewatinya yang sibuk mencari sesuatu disekitar nakas dan lemari. "Mari benar-benar berpisah mulai sekarang." dinginku saat melampauinya.
Aku terlalu berharga untuk diabaikan seperti ini. Kutahu aku salah, namun apa yang Lisa lakukan sudah melewati batas.
"Senang telah mengenalmu Jennie Kim."
DEG.
Langkahku terhenti seketika. Aku memang berniat melepaskannya. Namun aku tak pernah menyangka jika rasanya sesakit ini. Dilepaskan begitu saja setelah apa yang telah terjadi diantara kami. Aku ingin menangis. Untuk apa ia memperdulikanku yang pulang larut jika pada dasarnya ia tidak benar-benar perduli padaku. Kyaa Lalisa !!!! Batinku menjerit.
"Simpan saja omong kosongmu itu brengsek." gumamku yang kuyakin dapat didengarnya.
Aku bertolak menuju kamar mandi. Aku menenangkan pikiranku di bawah guyuran shower. Rasanya benar-benar menyegarkan. Ya, setidaknya aku harus menenagkan pikiranku sebelum mengemudi sampai ke rumah. Aku tidak ingin sesuatu terjadi hanya karena bocah menyebalkan itu yang sukses membuat pikiranku kacau belakang ini.
"Apa kau masih berhubungan dengannya ?"
Lisa benar-benar mengagetkanku. Aku keluar dari kamar mandi dan mendapati dirinya yang duduk tak jauh dari kamar mandi.
Ia menatapku. Entah apa yang coba ia cari, Bahkan aku telah mengatakan semua yang terjadi. Aku tidak berbohong.
"Apa aku terlihat semurah itu di matamu ?" dinginku yang hampir marah dibuatnya.
Sikap dan kalimatnya benar-benar melukaiku. Aku tau ia terluka, namun apa yang ia lakukan benar-benar sudah kelewatan.
"Bagaimana aku bisa percaya padamu ?" katanya.
"Tentu, kau tidak perlu mempercayaiku. Aku benar-benar melepasmu sekarang. Silakan urus dirimu sendiri dan mengutukku jika ingin." jelasku memberanikan diri.
Ia diam. Aku tidak menyangka ia akan diam dan tertunduk.
"Maaf jika aku menyakitimu." katanya yang terdengar jelas.
Lisa memang menyakitiku, namun sikapnya kali ini benar-benar patut mendapat pujian.
"Aku pantas untuk itu." Aku melenggang mencoba tidak memperdulikannya.
Aku hendak mengambil tasku yang berada di meja dapur sebelum pergi.
"Bisakah kau berjanji untuk tidak mengulanginya lagi ?" Lisa.
Aku berbalik, memandangnya yang masih bertahan di tempatnya.
"Bisakah kau berjanji untuk tidak menyakitiku dengan sikap dan kalimatmu lagi ?" balasku menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie [SELESAI]
Fanfic"Susah payah kugapai, tidak akan ku lepas." Lisa "Apa kau memperhatikanku sepanjang malam ?" Jennie