Dating

2.7K 228 1
                                    

Lisa POV

Mataku sangat berat setelah menangis. Lelah, mengantuk, juga pusing membuatku nyaman berbaring di tempat tidur. Terlebih Jennie di sampingku.

"Jennie-ya." Gumamku seraya bermain dengan tangannya.

Jennie nyaman berbaring dengan lenganku sebagai bantalnya. Sementara aku asik bermain dengan tangannya.

"Tidak ada Jennie di sini." Katanya.

Aku diam. Mencoba mencerna.

"Panggil aku Yeobo."

Tentu aku membatu seketika. Dadaku berdebar tanpa ritme. Aku tak sanggup bersuara karena leherku tercekat.

"Yeobo." Jennie mendongak dan menatapku yang masih kaku.

Aku berkedip semata untuk meluruhkan gugup yang menyelimutiku.

"Mengapa pipimu memerah Hon ?" Jennie mengusap pipiku seraya menjulurkan wajahnya mendekat. Membuatku semakin ingin meledak.

Aku menjauh. Membuatnya semakin mendekatiku. "Apa kau gugup ?" Katanya yang kini berada di atasku.

Aku terus bergerak menjauh sampai akhirnya punggungku terbaring di tempat tidur. Jennie yang merasa mendapat ruang justru terus mengejarku. Dan di sini lah ia sekarang. Tepat di atas tubuhku yang mungkin terlihat seperti terpanggang.

Kuambil tangannya yang mengusap pipiku. Menaruhnya tepat di dadaku. "Apa kau mengerti dadaku seperti ingin meledak saat ini." Jelasku sambil menatapnya.

Ia tersenyum. "Ingin aku berbuat lebih ?"

.

.

.

Jennie terus menggodaku sepanjang malam. Aku tidak mengerti mengapa ia terlihat sangat sexy baik saat berpakaian atau pun tidak. 

Oia, kami menghabiskan sepertiga malam untuk bercinta. Ia benar-benar sempurna dalam hal itu. Jennie-ku, yang kini terlelap dan terlihat lelah akibat bertempur semalaman.

"Honey." Ujarku seraya mengusap pipinya. Pipi mandu yang sangat lembut.

Ia berdeham dan bergeser mendekat kearahku. Kaki pendeknya menyelusup diantara kaki jenjangku. Kami tidak berpakaian. Itu mengapa kulitku dapat merasakan halus kulit pahanya.

"Sebentar lagi sayang." Katanya lemah.

Kukecup keningnya dan tak lupa merapihkan selimut agar tetap menjaga tubuhnya dari udara dingin. Aku hendak bangkit dan pergi mandi namun tangannya dengan cepat menahan pergerakanku.

"Tetaplah di sini Ly." Ujarnya yang kini menyelusup di dadaku.

Memelukku lemah dan bernapas di sana. Aku tidak mengerti mengapa ia terus membuatku berdegup karena ulahnya.

"I love u Jen." Kubalas pelukannya dengan pelukan yang lebih bertenaga.

Tak ada balasan setelahnya. Membuatku cukup tidak percaya diri. "Aku milikmu, Lily."

Eonnie [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang