Hai readers!
Capcus dah episode 13!
Happy reading!
Aku menunggumu
Aku butuh kamu
Namun sepertinya kamu tak mau tahu"Aku senang sekali malam ini, makasih ya Sayang," ucap Aurel sebelum turun dari mobil.
"Makasih juga sudah enggak ngambek lagi," ujar David lalu mengusap lembut kepala Aurel.
Setelah itu, mereka berpisah.Malam sebelumnya .....
Aurel
Aku masih menunggu David, tidak biasanya dia telat begini. Apa aku bukan prioritasnya? Ahh pertanyaan bodoh, tentu saja bukan. Yang ada di kepala David pastilah hanya Mikha."Hai sayang! Ma'af ya aku telat," ucap David.
Aku mengerucutkan bibit.
"Kok manyun sih? 'Kan aku beli ini buat kamu." David menyerahkan buket bunga.
Seketika wajahku menjadi ceria. Senyumku mungkin lebih mekar dari bunga yang kuterima.
"Makasih ya sayang, aku kangen banget sama kamu," ucapku lalu berdiri menyamai dan memeluk David.
"Baru juga empat hari enggak ketemu."
"Kamu enggak kangen ya sama aku?" Aku melepas pelukanku, kesal sekali mendengar respon David.
"Kok cemberut lagi? Udah ah malu dilihat orang," ucap David menenangkanku
"Ya aku paham, kamu 'kan habis ketemu Mikha." Aku kesal lalu duduk kembali.
David ikut duduk di kursi yang berseberangan denganku.
"Udah dong Aurel, jangan mulai deh. Enggak usah ngebahas Mikha," pinta David.
"Kenapa? Kamu merasa menyakiti aku? Atau kamu merasa bersalah dengan Mikha?" Pertanyaanku begitu menohok dan memojokkan David. Aku terlanjur kecewa.
"Aurel sayang, bukan begitu. Sekarang ini aku sama kamu. Kenapa membahas orang yang tidak ada? Udah yah, kita ketemu bukan untuk ribut." David kemudian memanggil pelayan cafe untuk memesan makanan.
'Bukan hanya itu permasalahannya, Vid. Aku hanya ingin mendengar kamu mengatakan bahwa kamu juga rindu sama aku. Kenapa sih Vid sekali saja kamu tidak pernah membalas ucapan rinduku?' Ingin rasanya aku berkata demikian. Tetapi lidahku mendadak kelu.
"Kamu pesan apa sayang?" tanya David.
"Samakan aja, sayang." Aku tidak lagi bersemangat.
Makanan sudah datang, sebenarnya nafsu makanku juga sudah hilang. Namun, aku berusaha menyembunyikannya. Aku tidak mau dicap kekanak-kanakan oleh David.
Aku dan David baru saja menyuapkan makanan beberapa sendok, dering gawai David membuyarkan kekhidmatan makan malam kami. David tidak menjawabnya. Kulirik layar gawai David yang terletak di atas meja. 'Adek Sayang' nama yang tertera. Ternyata Mikha yang menelepon. Dering itu terus bersambung, hingga akhirnya David mengangkat telepon tersebut.
"Halo, Assalamualaikum, Dek!" David menjawab telepon Mikha.
.....
"Eeeemm enggak kok, kenapa Dek?" tanya David.
.....
"Ooo itu tadi Mas lagi di kamar mandi. Adek udah makan?"
.....
Entah apa yang ditanyakan Mikha, yang pasti David sedang berbohong. David terdiam sesaat, mungkin mendengarkan Mikha berbicara."Eeee Dek ma'af ya kayaknya temen Mas udah sampe deh," ucap David gugup.
.....
"Temen kantor mau ambil berkas. Udah dulu ya, Dek. Nanti Mas telepon kalau temen Mas udah pulang." David berjanji.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Fiksi UmumKita adalah Antara. Antara adalah sebuah pembatas dari setiap pilihan yang ada. Kita adalah pembatas itu, berada di tengah. Terkadang bingung mau ke kiri atau ke kanan, ke atas atau ke bawah. Pergi atau tetap tinggal. Seperti Mikha, yang awalnya pe...