Hai readers!
Akhir tahun kabar2an dulu sama ANTARA yok!
Sebelum ganti tahun, ANTARA nyempatkan update nih.Maaf ya sudah membuat menunggu lama!
Happy reading!
Yang terlihat ceria ternyata menyimpan banyak luka
Bersembunyi di balik tawa begitu caranya mengelabui"Mikha baru siuman, Bang. Aku pasti kasih tahu dia. Tolong aku, Bang ...."
Ayu tampak memelas.
"Tolong apa lagi? Aku sudah sering menolongmu bahkan memberimu kesempatan berkali-kali, aku sudah tak bisa sabar lagi," murka Yudha.
"Aku pasti akan bayar semuanya, tolong jangan libatkan Mikha, Bang. Aku mohon!" Ayu terus memelas dengan Yudha.
"Hey, jangan belagak pikun. Dari awal ini perjanjiannya. Jadi, jangan coba untuk mengelabuiku." Yudha tetap tidak bisa ditawar.
"Tapi aku enggak bisa. Aku ...."
"Sudahlah. Aku kesini bukan untuk negosiasi. Kau bilang sama Mikha yang sebenarnya. Kalau besok belum juga kau sampaikan, aku enggak akan mengampunimu." Yudha mengancam Ayu. Kemudian dia pergi begitu saja.
Ayu tampak frustasi. Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Rasa bersalah semakin menguasai dirinya. Ayu menyesali tindakannya yang tidak memikirkan dampak buruk dikemudian hari. Seperti hari itu, akibat sikapnya yang gegabah dia harus berurusan dengan Yudha dan yang lebih parah dia telah melibatkan sahabatnya kedalam masalah tersebut.
"Yu, ada apa?" tanya Mikha yang mengejutkan Ayu.
"Enggak ada apa-apa, Mik." Ayu masih menyembunyikan faktanya.
"Tadi aku dengar ada ribut-ribut, kamu ribut sama siapa, Yu?" tanya Mikha lagi.
"Enggak ada, Mik. Salah dengar kam, nak."
"Terus kamu ngapain disini sendiri? Cuaca panas, Yu. Kok kamu malah berjemur di halaman." Mikha masih curiga.
"Oohhh aku ... aku cuma gerah, 'kan cuaca panas makanya aku keluar cari angin," elak Ayu.
Mikha mengangguk meski didalam hatinya dia tidak sepenuhnya mempercayai ucapan Ayu.
"Udah yuk masuk," ajak Ayu.
*****David sedang mengendarai mobilnya. Dia menyusuri jalanan kota Pekanbaru yang cukup padat malam itu. Raut wajahnya terlihat bahagia. Di bangku sebelahnya tampak sebuket bunga mawar berwarna merah muda. Sepertinya David ingin mengunjungi seseorang.
Mobil David berhenti di sebuah cafe. Dia turun dengan senyum sumringah. Tangannya telah menggenggam buket bunga yang telah dia siapkan. Langkah David terlihat yakin dan gagah. Dia masuk ke cafe dan menghampiri seorang wanita yang telah lebih dahulu tiba.
"Hai sayang! Ma'af ya aku telat," ucap David.
Wanita itu mengerucutkan bibirnya.
"Kok manyun sih? 'Kan aku beli ini buat kamu." David menyerahkan buket bunga.
Seketika wajah wanita itu menjadi ceria. Senyumnya mengembang seperti bunga yang dia terima.
"Makasih ya sayang, aku kangen banget sama kamu," ucap wanita itu kemudian berdiri dan memeluk David.
"Baru juga empat hari enggak ketemu."
"Kamu enggak kangen ya sama aku?" Wanita itu melepas pelukannya.
"Kok cemberut lagi? Udah ah malu dilihat orang," ucap David menenangkan.
"Ya aku paham, kamu 'kan habis ketemu Mikha." Wanita itu tampak kesal lalu duduk kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Narrativa generaleKita adalah Antara. Antara adalah sebuah pembatas dari setiap pilihan yang ada. Kita adalah pembatas itu, berada di tengah. Terkadang bingung mau ke kiri atau ke kanan, ke atas atau ke bawah. Pergi atau tetap tinggal. Seperti Mikha, yang awalnya pe...