Hai readers!
ANTARA kembali setelah tujuh purnama, kayak judul lagu dangdut ya heheheHappy reading!
Setiap orang memiliki rahasia
Entah itu sesuatu yang berbahaya
Atau sesuatu yang memalukan
Sehingga memilih untuk disembunyikanMikha dan Ayu sudah tiba di kampus. Mereka langsung menuju ruang dosen. Seperti biasa, pemandangan yang selalu menghiasi depan ruang dosen. Mahasiswa lainnya sudah duduk berjejer menunggu pembimbing masing-masing. Mikha dan Ayu Masih mencari tempat duduk yang kosong.
"Mikha ... sini!" Andri memanggil sambil menepuk-nepuk bangku di sampingnya yang masih kosong.
"Eehhh itu di dekat Andri kosong," ucap Mikha.
"Enggak apa kam dekat Andri?" tanya Ayu.
"Keadaan darurat, Yu. Daripada capek berdiri." Mikha menghampiri Andri.
Ayu mengangguk paham. Ia pun mengekori Mikha yang sudah jalan lebih dulu. Sesampainya di dekat Andri, Ayu langsung mengambil posisi tepat di samping Andri. Hal itu membuat Andri kesal. Padahal ia mengharapkan Mikha yang duduk di sampingnya. Mikha tersenyum tipis pada Ayu. Temannya itu memang memahami dirinya. Ya, Mikha memang sedang menjaga jarak dengan Andri. Menolaknya dengan halus.
Satu persatu mahasiswa masuk ke ruang pembimbing masing-masing. Hingga tiba pada giliran Mikha. Ia pun bersemangat untuk menuntaskan agendanya hari itu.
"Sepertinya kamu bisa maju ke meja hijau bulan depan, Mikha." Dosen pembimbing Mikha berkata sambil membolak-balik lembaran skripsinya.
Mikha tersenyum, helaan napasnya benar-benar lega. Proses yang dia lalui segera menuju titik akhir.
"Kamu perbaiki saja grafiknya, setelah itu saya akan tandatangan." Dosen Mikha melipat lembaran skripsinya lalu menyodorkan padanya.
"Terima kasih, Pak. Kalau begitu saya permisi," ucap Mikha lalu menyalami dosennya.
"Iya, secepatnya ya Mikha. Jangan ditunda-tunda," pesan dosen Mikha.
Mikha mengiyakan pesan pembimbingnya. Dia kemudian keluar ruangan dan mencari sosok Ayu. Mikha celingukan, batang hidung Ayu tidak nampak. Padahal dia ingin berbagi kebahagiaan dengan sahabatnya.
"Cari Ayu ya, Kha?" tanya Andri yang baru keluar dari ruangan pembimbingnya.
"Iya, Ndri. Kemana ya si Ayu? Apa dia pulang duluan?" duga Mikha
"Tadi sebelum aku masuk, Ayu dapat telepon. Terus dia pesan kamu pulang duluan aja, dia ada urusan katanya," jelas Andri.
"Jadi dia belum bimbingan?" tanya Mikha.
"Belum. Keliatannya Ayu buru-buru," jawab Andri.
"Oke dech, makasih ya Ndri. Aku duluan ya," ujar Mikha meninggalkan Andri.
"Mikha .... aku antar ya," teriak Andri.
Mikha yang sudah berjalan hanya menggeleng tanpa berbalik melihat Andri.
Andri cemberut, menghembuskan napas kecewa. Mikha secara terang-terangan menolaknya.
*****Mikha sudah berada di atas becak dayung. Sebenarnya jarak kampus dan kos tidak terlalu jauh, biasanya dia dan Ayu pulang berjalan kaki. Namun, hari itu cukup panas sehingga Mikha memilih naik becak untuk kembali ke kos.
Becak terus dikayuh oleh supirnya. Mikha yang duduk di depannya sesekali melihat kanan dan kiri jalanan. Kota ini terlalu padat, bahkan tidak sedikit daerah yang menjadi kumuh. Mikha menggelengkan kepala saat melihat seekor anjing yang mengais-ngais pada tumpukan sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Tiểu Thuyết ChungKita adalah Antara. Antara adalah sebuah pembatas dari setiap pilihan yang ada. Kita adalah pembatas itu, berada di tengah. Terkadang bingung mau ke kiri atau ke kanan, ke atas atau ke bawah. Pergi atau tetap tinggal. Seperti Mikha, yang awalnya pe...