Chapter 4 Kunjungan II

79 12 6
                                    

Hai hai readers!
Maafkan karena terlalu lama mengkarantina ANTARA, eehhh tapi bukan karena corona ya!

Ada yang penasaran gak sih sama cast David? Baiklah biar pun enggak pada penasaran, tapi episode kali ini David akan hadir bersama wajah tampannya seperti kata Ayu hehehe kata Mikha juga donk!

Ada yang penasaran gak sih sama cast David? Baiklah biar pun enggak pada penasaran, tapi episode kali ini David akan hadir bersama wajah tampannya seperti kata Ayu hehehe kata Mikha juga donk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

David, 1991

Gimana gimana? Tampan enggak David? Hehehe
Yuk lha capcus baca.
Happy reading!

Rajuknya membuat candu
Bahkan menyemai rindu
Begitupun manjanya

Desember 2009, hari ketiga ujian semester ganjil. Mikha masih serius menjawab soal-soal yang menjadi fokusnya hari itu. Ia tidak mau ada kegagalan. Beberapa hasil ujian sebelumnya sudah ada yang keluar, Mikha sangat puas.

Setelah menjawab soal terakhir, Mikha langsung mengumpulkan lembar jawabannya ke meja guru. Ia menarik napas lega, mengingat hari itu adalah ujian mata pelajaran kimia, mata pelajaran yang Mikha anggap paling sulit dan harus benar-benar berhati-hati.

"Mikha ...." panggil seseorang dari arah belakang saat Mikha hendak menaiki anak tangga.

Mikha menoleh, ia dapati senior yang duduk sebangku dengannya selama ujian.

"Ya, ada apa kak?" tanya Mikha.

"Kamu belum ingat siapa aku?" tanya siswa itu.

Mikha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia belum bisa mengingatnya.

Lantas siswa tersebut memperagakan sebuah kejadian. Mengayuh sepeda, lalu jatuh, kemudian mengangkat satu kaki.

"Aaahhhh yayaya aku ingat," lantang Mikha.

Tentu Mikha mengingat kejadian yang memalukan itu. Pertama kalinya ia mendapat hukuman karena telat tiba di sekolah.

"Kamu sudah ingat?" tanya siswa itu dengan riang.

"Yaaa tentu aku ingat kejadian memalukan itu. Kuharap itu yang terakhir kali, " ucap Mikha.

"Berarti kamu ingat aku donk," ujar siswa itu.

"Kakak?" Mikha menggelengkan kepala.

Kakak kelas Mikha tersebut menghela napas panjang, ia berusaha sabar menghadapi situasi itu.

"Kamu enggak ingat siswa SMA yang menawarkan bantuan? Yang ikut dihukum denganmu?" Siswa itu bertanya lagi.

Mikha memang ingat hari itu. Tetapi, tentang siswa SMA yang dihukum bersamanya ia tidak ingat dan merasa bukan hal yang penting. Memang, selepas hari itu Mikha tidak pernah bertemu lagi, juga tidak mengetahui namanya. Sekarang ia tahu, kakak kelasnya yang berdiri di hadapannya adalah siswa SMA waktu itu.

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang