ANTARA update lagi nih readers!
Happy reading!
Aku belum menentukan
Entah ini yang akan kupilih
Aku tidak bisa memastikan"Aku enggak perlu menjelaskan lagi 'kan, Rel? Kurasa kamu lebih paham soal ini," jawab Andri.
"Andri ...." Aurel menatap sendu Andri, dia bisa merasakan kesedihan itu.
"Kamu enggak perlu kasihan sama aku, Rel. Sekarang memang masih sangat sesak, tapi mungkin suatu hari nanti aku akan bener-bener ikhlas. Mikha berhak bahagia. Dan yang aku tahu kebahagiannya ada pada David." Andri berusaha tegar menerima kenyataan.
Aurel tidak menyangka sepupunya setegar itu. Dia jelas melihat sorot kesedihan Andri. Namun, Aurel belum siap untuk menjadi seperti Andri. Kebahagiannya juga ada pada David.
"Aku mau kamu melakukan hal yang sama," ucap Andri lalu berdiri dan masuk ke ruang rawat pak Rahardjo.
Aurel terdiam. Tanpa aba-aba air matanya menetes. Perasaannya berkecamuk. Dia tidak mau kehilangan David. Namun, perasaan bersalahnya terhadap Mikha muncul begitu saja. Aurel membenarkan ucapan Andri. Dialah yang menyisip diantara David dan Mikha.
"Aku harus apa? Ayah ... aku ...." Aurel berbicara sendiri.
Aurel semakin terisak. kedua tangannya menangkup wajahnya. Dia berusaha meredam tangisnya.
"Aurel ...." panggil seseorang.
Aurel cepat-cepat menghapus air matanya.
"Are you okay?" tanya Krish, orang yang memanggilnya tadi.
"Ya, aku baik-baik aja, Krish. Kamu dan ...." Aurel tampak berusaha mengingat sesuatu.
"Tania," ucap Krish memberitahu.
"Oh ya, Tania pacar kamu. Kalian sedang apa disini?" tanya Aurel.
"Eemm kami mau menjenguk ayah kamu. David yang memberitahu. Sebagai teman bukankah seharusnya aku menghiburmu?" Krish menjelaskan alasan keberadaannya dan Tania di rumah sakit.
"Makasih ya! Alhamdulillah ayah aku sudah lebih baik. Yuk ke dalam!" ajak Aurel.
*****David sudah berada di rumah. Dia langsung menuju kamar. Hari itu cukup melelahkan. Dia harus berhadapan dengan Andri ditambah urusan pekerjaannya yang sedang sibuk-sibuknya. David duduk di pinggiran tempat tidurnya.
"Aku pamit, Rel."
"David ... apa kamu enggak mau mengubah keputusan? Ayahku belum siap, Vid." Aurel menatap David penuh harap.
"Ini yang terjadi tahun lalu, Rel. Kalau saja waktu itu aku enggak mengiyakan permintaanmu. Semuanya enggak akan serumit ini. Aku udah mengambil keputusan. Kita harus akhiri semuanya." David menjawab dengan tegas.
"Tapi, Vid ...."
"Aurel ... bukan cuma kamu yang sulit. Aku, Mikha juga mengalami keterpurukan. Aku rasa Mikha udah tahu semuanya. Dia hanya enggak mau membuat semuanya semakin rumit," ujar David.
Aurel menundukkan kepalanya, menyembunyikan genangan air matanya.
David menarik Aurel ke dalam pelukannya. Entah apa yang terpikir olehnya sampai harus melakukan itu. Perlakuan yang hanya akan membuat Aurel semakin sulit melepasnya.
"Aku sayang kamu, Vid. Walaupun kamu udah buat ayah masuk rumah sakit, aku tetep enggak bisa benci sama kamu," ucap Aurel yang masih berada dalam pelukan David.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Fiksi UmumKita adalah Antara. Antara adalah sebuah pembatas dari setiap pilihan yang ada. Kita adalah pembatas itu, berada di tengah. Terkadang bingung mau ke kiri atau ke kanan, ke atas atau ke bawah. Pergi atau tetap tinggal. Seperti Mikha, yang awalnya pe...