Lagu kita

729 112 9
                                    

Flashback

Hari-hari yang damai dan tenang dijalani Chaeyoung di dalam hutan, bersama Jisoo dan ibunya. Sayapnya yang sobek secara perlahan mulai membaik dan dia sudah bisa terbang rendah untuk jarak pendek. Luka tebas yang ada di punggung nya juga sudah mengering sempurna, menyisakan bekas memanjang yang tidak mungkin menghilang untuk selamanya.

Beberapa hari setelah tinggal bersama mereka, Chaeyoung akhirnya mengetahui bahwa ibu Jisoo bukanlah manusia sembarangan. Wanita paruh baya itu ternyata satu dari antara orang-orang terpilih yang memiliki kemampuan untuk melihat masa depan, hal itu sama saja artinya bahwa dia sebenarnya adalah musuh dari tentara surga, musuh Chaeyoung.

Awal mula peperangan antara Malaikat dan manusia dimulai karena muncul orang-orang yang mengaku bisa melihat masa depan. Orang-orang itu dalam sekejap mata berhasil menarik perhatian manusia, bukan hanya karena mereka mengakukan diri tapi juga karena mereka benar-benar membuktikan kemampuan itu. Mereka meramalkan bahwa akan ada badai di kota timur, maka dalam waktu dua hari kota itu hancur karena ada angin topan yang berkunjung. Masih banyak lagi ramalan-ramalan mereka yang terjadi secara nyata, membuat manusia semakin mempercayai kekuatan mereka.

Tapi itu tidak berarti manusia meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada orang-orang yang spesial itu. Bahkan pada kenyataannya, orang-orang berkemampuan itupun menyatakan dengan lantang bahwa kemampuan mereka semuanya berasal dari Tuhan. Jika penduduk suatu kota berhasil diselamatkan dari kematian berkat ramalan, maka mereka akan berkumpul di sebuah kuil dan mengucapkan syukur kepada Tuhan. Jika terjadi kemalangan yang tidak dapat dihindarkan pun mereka akan tetap berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan mereka.

Jauh dari Tuhan tidak akan pernah ada di dalam pilihan manusia, begitulah katanya.

Tapi dimana ada cahaya maka di sana juga pasti ada kegelapan. Para iblis mulai menyusupi kemampuan orang-orang spesial itu dan menyesatkan penglihatan mereka. Para iblis akan memberikan sebuah penglihatan akan bencana pada mereka dan mengirimkan bencana itu dengan kekuatan mereka sendiri. Bencana-bencana yang terjadi menjadi semakin besar karena tidak lagi berasal dari alam melainkan dari energi iblis yang bersifat menghancurkan.

Memang pada dasarnya manusia itu bodoh. Meskipun memiliki kemampuan hebat untuk melihat masa depan tapi manusia mulai tidak mampu membedakan mana masa depan yang sesungguhnya dan mana yang hanya rekayasa iblis.

Mereka mulai mengeluh karena bencana semakin sering terjadi. Kehancuran dan kematian berlangsung dimana-mana hingga tidak ada tempat yang aman untuk ditempati. Saat mereka berpindah ke barat maka akan ada bencana di sana, saat mereka berpindah ke selatan maka bencana pun mengikuti langkah mereka.

Manusia mulai menggerutu kepada Tuhan dan sesekali mengutuki Malaikat yang hanya diam saja melihat penderitaan mereka.

Malaikat, di lain sisi, merasa bahwa manusia semakin jauh dari Tuhan. Bahkan banyak Malaikat yang merasa bahwa manusia menduakan Tuhan, yang artinya melakukan dosa besar. Meskipun surga menjadi sangat terang karena puji-pujian dari manusia di bawah sana, tapi Malaikat tetap saja merasa manusia telah berpaling.

Alih-alih membantu manusia keluar dari penderitaan, Malaikat justru lebih memilih mengangkat senjata dan berperang melawan mereka. Semua itu dilakukan untuk membela Tuhan yang ditinggalkan manusia, untuk menunjukkan kasih mereka kepada Tuhan.

"Hey!"

Jisoo melompat, mendaratkan dirinya di samping Chaeyoung yang sedang duduk melamun di bawah sebuah pohon rindang.

"Jangan melamun di siang hari, nanti ada iblis yang masuk ke dalam dirimu,"

"Aku ini seorang Malaikat, Jisoo," ucap Chaeyoung, memandangi langit biru yang cerah.

IBLIS BUCIN || ChaeSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang