Kenapa?

435 83 12
                                    

Kota Domus Aurea

"A-apa maksud mu, Jenderal? Tidak mengingat apapun tentang Jisoo?"

"Aku menyadari ini setelah mendengar laporan mu. Aku ingat bagaimana pertemuan pertama antara mereka berdua kemarin. Rosé bahkan tidak mengingat wajah dan namanya,"

"Kenapa bisa begitu?"

"Ntahlah. Aku juga tidak mengerti,"

"Jadi...
Yang Mulia Rosé jatuh cinta pada orang yang sama dalam jarak waktu beribu-ribu tahun?"

"Yah... Kau bisa mengatakan cintanya abadi dan masih ada hingga saat ini,"

"Cinta mereka benar-benar luar biasa," ucap Minnie terkagum-kagum.

"Benar. Itulah sebabnya aku ingin mendukung mereka,"

"Meskipun tau bahwa ini mungkin akan membawa bencana bagi mereka?"

"Jalani jalur yang sudah tampak oleh matamu. Jika terlalu takut akan hal yang belum tampak di depan sana, bagaimana kaki mu berani melangkah maju?"

"Jenderal..."

"Lagi pula apapun yang akan terjadi, kita akan tetap berada di sisi Yang Mulia. Untuk mendukungnya, membelanya, dan menjadi pedang perisainya,"

"Tentu... Tentu saja akan begitu,"

"Yaaahoooooooo! Teman-teman kemarilah! Sup nya sudah selesai!"

Teriakan Jisoo menandakan berakhirnya percakapan antara Lisa dan Minnie. Kedua jenderal kerajaan iblis itu segera meninggalkan tempatnya berdiam dan segera menghampiri Jisoo, tidak lupa menyeret Soyeon dan Soojin yang masih berkutat dengan daging panggang.

"Mana? Mana?" Tanya Soyeon dengan mata berbinar.

"Uwahhh... Ini terlihat lezat!" Ucap Lisa, mengintip ke dalam pot besar.

"Lisa-yah! Jangan pegang pot nya, itu masih panas!" Seru Jisoo panik.

"Hah? Panas? Pot ini?"

Bukannya melepaskan tangannya, Lisa justru mengelus-elus pot hitam yang terbuat dari tanah liat di hadapannya dengan santai. Apakah perasaan geli ini disebut panas? Kalau begitu keadaan di istana kerajaan Iaerox bisa disebut ultra-mega-super panas?

Rosé juga ikut-ikutan mengelus pot berisi sup sayuran itu, hanya untuk membuat Jisoo menarik tangannya menjauh cepat.

"Chaeng! Kamu tidak apa-apa? Tangan mu tidak sakit?"

"Kenapa kamu menyentuh pot itu? Itu sangat panas, kamu bisa terbakar,"

Jisoo memperhatikan kedua telapak tangan sang ratu iblis dengan seksama, sesekali meniup tangan yang terlihat memerah itu. Hati Rosé menjadi sangat berbunga-bunga dengan tindakan penuh cinta Jisoo itu namun dia tidak ingin membuat Jisoo khawatir terlalu lama.

"I'm Chaeyoung, I'm okay..." Ucap Rosé dengan senyum lebar.

Jisoo tertawa geli lalu memukul bahu Rosé beberapa kali. Sang ratu iblis tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengambil simpati, lebih tepatnya ingin dimanja, Jisoo.

"Aduh, aduh sakit sekali..."

"Bahu ku rasanya bergeser dari tempatnya,"

"Jisoo-yaaaa ini sakit sekali,"

Rosé memegangi bahu yang tadi dipukul oleh Jisoo, dia memasang raut wajah penuh kesedihan.

"Menjijikkan sekali..." Cibir Lisa.

IBLIS BUCIN || ChaeSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang