Berharga

542 94 10
                                    

"Aku membutuhkan bantuan mu," ucap Jisoo, memandang Rosé dengan mata berbinar.

"Katakan, aku akan meletakkannya di pangkuan mu dalam beberapa detik,"

"Bukan, bukan bantuan yang seperti itu, Chaeng," Jisoo tertawa kecil.

Rosé menaikkan satu alisnya.

"Lalu?"

"Hmm... Jadi, setiap akhir bulan aku dan ayah akan memasak untuk seluruh masyarakat kota. Ini kami lakukan untuk mempererat hubungan antara kuil dan masyarakat, juga untuk menyampaikan rasa terimakasih kami pada mereka yang selama ini selalu membantu kegiatan kuil,"

"Tapi ayah sedang pergi ke kota sebelah dan aku belum mempersiapkan apapun untuk hari ini,"

Jisoo memanyunkan bibirnya, dia merasa bodoh karena melupakan hari sepenting ini.

"Aku sebenarnya berpikir untuk membatalkan acara bulan ini, tapi rasanya hal itu tidak benar..."

"Aku tidak punya begitu banyak waktu lagi. Dalam beberapa jam, matahari akan berada di posisi teratas dan itu berarti waktu untuk makan siang telah tiba,"

"Jika tidak memiliki kekuatan super maka rasanya mustahil..." Jisoo menghela napas panjang.

"Hey..."

Rosé mengangkat dagu Jisoo dengan jari telunjuk nya, dia menatap sepasang mata yang terlihat kecewa itu dengan penuh kasih.

"Kamu mempercayai ku 'kan?"

"Tentu saja! Setelah Tuhan dan ayah, aku paling mempercayai mu,"

"Pfft... Jangankan posisi sebagai prioritas hidupnya, kau bahkan tidak menempati posisi kedua!" Cibir Lisa.

"Bukankah kau bilang bahwa kau mendukung ku? Sialan!"

"Tentu... Tentu... Aku mendukungmu dengan segenap hati ku, Yang Mulia,"

"CK!"

"Chaeng?"

"U-uh... Percayakan pada ku, Jisoo-ya. Katakan apa saja yang dibutuhkan untuk memasak itu dan aku akan melakukannya,"

"Aku dan kalian semua," Rosé memberi perintah pada keempat Jenderal nya yang memandang dari kejauhan.

"Hmm..."

Jisoo terlihat berpikir. Apa yang harus dia lakukan pertama kali? Biasanya kepala kuil lah yang mempersiapkan semua hal dan dia hanya ditugaskan di dapur untuk mengolah bahan-bahan yang sudah tersedia. Ah! Kalau begitu yang pertama kali harus disiapkan adalah...

"Belanja! Kita harus membeli bahan-bahan nya di pasar,"

"Ayo!"

Jisoo langsung menarik lengan Rosé dan berlari menuju satu-satunya pasar yang ada di kota Domus Aurea.

"Pelan-pelan! Nanti kamu jatuh,"

"Tidak akan. Kamu tidak akan membiarkan ku terjatuh," ucap Jisoo, menoleh ke belakang dengan senyum lebar tergurat di bibirnya.

Rosé hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Jisoo. Mengetahui bahwa ada seseorang yang begitu percaya padanya membuat Rosé merasa senang.

"Tidak usah berlebihan, Yang Mulia. Banyak iblis yang percaya padamu, jadi ini bukanlah hal yang luar biasa," Lisa, yang ikut berlari di belakang mereka, berucap.

"Benar! Kami juga percaya kepada Yang Mulia dengan sepenuh hati!" Setuju Soyeon.

"Ya, tapi Yang Mulia tidak pernah tersenyum seperti itu pada kami. Sungguh mengecewakan," ucap Soojin sambil menggeleng.

IBLIS BUCIN || ChaeSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang