Kota Domus Aurea
"Kemarilah..."
Jisoo, dengan senyum lebar, memegangi pintu kuil agar tetap terbuka lebar untuk Rosé lewati. Ratu iblis itu melangkah ragu, dia tau pasti bahwa dirinya akan langsung mengalami penderitaan begitu masuk ke tempat terkutuk itu.
"Chaeng?"
"Uh... Ya,"
"Ayo!"
Jisoo yang tidak sabaran langsung menarik lengan Rosé masuk ke dalam kuil. Dia menggenggam erat tangan yang dingin itu, tidak ada tanda bahwa dia akan melepaskan nya dalam waktu dekat.
Rosé mengerjap, dia memejamkan matanya dengan erat, mengantisipasi rasa sakit yang akan membakar tubuh dan jiwanya yang jahat. Sebuah pikiran melesat cepat di dalam benak Rosé, bayangan dimana dia berteriak kesakitan di tengah ruang kuil, darah mencuat keluar dari setiap pori-pori kulitnya, energi gelapnya menguap ke udara dan saling berselisih dengan energi suci.
"S-sial!"
"Kenapa aku ketakutan?"
Namun, semua itu tidak terjadi. Tidak ada rasa sakit, penderitaan maupun luka yang timbul dari dirinya. Rosé membuka matanya dengan perlahan, napasnya masih tertahan di dada, dia menemukan dirinya sudah berada tepat di depan altar Tuhan yang megah.
Rosé diam membeku. Kapan terakhir kali dia sedekat ini dengan Tuhan? Rasanya baru kemarin dia bernyanyi-nyanyi di surga, berseru-seru tentang kemuliaan Tuhan. Tapi sekarang di sinilah dia, berdiri di hadapan Tuhan layaknya orang asing yang untuk saling memandang pun terasa aneh dan canggung.
Jisoo mengeratkan genggamannya pada telapak Rosé yang mulai dibasahi keringat, dia menarik si pemilik tangan itu untuk ikut berlutut di lantai bersamanya. Rosé yang masih terkesiap dengan keadaan hanya bisa mengikuti arahan Jisoo tanpa perlawanan apapun.
Mereka berlutut saling berhadapan, di sisi mereka altar suci berdiam tenang. Jisoo mendekati Rosé, hanya menyisakan beberapa ruang antara mereka. Dia meraih tangan Rosé yang satunya lagi kemudian mengatupkan tangan mereka bersamaan.
"Tuhan..."
Jisoo membuka suara.
"Terimakasih karena sudah mempertemukan ku kembali dengan Chaeng,"
"Aku sudah menemukannya, aku sudah menggenggamnya lagi,"
"Terimakasih, Tuhan..." Ucap Jisoo sambil tersenyum.
"Maafkan aku karena sudah merasa khawatir dan ketakutan,"
"Maafkan aku karena tadi, untuk sejenak, kehilangan imanku dan menjadi lemah,"
"Maafkan aku, karena sempat tidak mengandalkan Mu atas ketidakberdayaan ku,"
"Aku..."
Jisoo menyatukan dahi nya dengan dahi Rosé, berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan.
"Aku menaruh kasih yang teramat besar pada gadis yang ada di hadapan ku ini,"
"Dan aku tau, Tuhan mengetahui nya,"
Rosé membuka matanya lebar-lebar, dia memandang Jisoo dengan pekat dan penuh tanda tanya. Apa yang baru saja dia dengar? Apakah Tuhan sedang bermain-main dengan perasaan nya dan memasukkan nya ke dalam sebuah dunia ilusi? Tidak, tidak mungkin. Dunia ilusi adalah sesuatu yang diciptakan oleh iblis.
"Izinkan aku mencurahkan cinta yang berlimpah dalam hati ku ini kepada Chaeyoung, Tuhan,"
"Amin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
IBLIS BUCIN || ChaeSoo
RomanceKisah seorang Ratu Iblis yang jatuh cinta pada seorang gadis biasa. Namun sepertinya gadis itu akan menjadi alasan dari kehancuran kerajaan sang Ratu. Apakah sang ratu akan melepaskan cintanya demi keselamatan rakyat miliknya? Atau justru kisah ini...