Ruang Pengadilan Agung Surga
Saat ini di dalam ruang pengadilan, Rose yang dalam terikat tangan dan kakinya, berlutut di depan meja persidangan. Di belakang meja itu ketiga Malaikat Agung: Michael, Raphael dan Gabriel, duduk di atas kursi singgasana mereka masing-masing. Mereka bertiga sebenarnya enggan melaksanakan pengadilan ini, mereka bahkan sudah berulang kali berusaha untuk menunda namun pada akhirnya mereka kalah dari desakan para Malaikat.
"Jatuhkan hukuman mati!"
"Jatuhkan hukuman mati!"
"Jatuhkan hukuman mati!"
Terdengar teriakan-teriakan dari para Malaikat yang berada di balik pembatas pengunjung sidang. Malaikat Agung Michael menghela napas sebelum akhirnya dia membuka suara.
"Aku memberikan mu waktu untuk membela diri, Chaeyoung," ucapnya sambil memandang Rose dengan penuh rasa kasihan.
Namun, Rose hanya terdiam, tidak berniat untuk mengucapkan sepatah kata apapun untuk membela dirinya.
"Ucapkanlah sesuatu, Chaeyoung. Pembelaan mu sangat berarti saat ini," Michael mengajak Rose berbicara dengan telepati, tidak ingin menuangkan minyak ke atas api dan menyulut amarah para Malaikat karena dia terkesan membela sang Ratu Iblis.
"Aku tidak ingin menjatuhkan hukuman apapun terhadapmu, namun aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kau tidak membela diri sedikitpun,"
"Chaeyoung... ayolah..."
"Atau berpura-purahlah mengamuk dan kabur dari sini, aku akan membiarkan mu pergi,"
"Hey! Ayolah!"
"...."
"...."
"Tidak apa-apa, Michael. Tahan saja aku," akhirnya Rose menjawab.
"Apa? Tidak! Aku bahkan tidak mengerti kenapa kau ada di sini. Kau tidak melakukan hal jahat apapun saat berada di Domus Aurea. Aku bahkan mendengar dari Malaikat Jennie bahwa kau berusaha untuk melindungi masyarakat di sana dengan tidak mengeluarkan energi mu untuk melawan para Malaikat yang datang. Padahal kau bisa dengan mudah mengalahkan mereka dan kabur bersama para Jenderal mu,"
"Satu-satunya yang kau lakukan hanyalah mendekati Jisoo yang sedang memurnikan diri. Aku tidak menemukan kesalahan apapun tentang itu,"
"Itulah kesalahannya, Michael. Itulah kesalahannya,"
"Aku mendekatinya dan membuat dia hampir saja gagal memurnikan diri. Karena nafsu ku, dia hampir saja gagal,"
"Hmm? Darimana kau mendapatkan informasi ini?"
"..."
"Katakan kepadaku, siapa yang memberitahu mu?"
"..."
"Kau tidak seharusnya mengetahui hal ini jadi pasti ada seorang di antara kami yang memberitau mu. Katakan siapa dia,"
"..."
"Baiklah jika kau memang tidak ingin memberi tau ku. Aku akan mencari tau sendiri,"
"Tapi Chaeyoung, ketahuilah hal ini. Apalah arti iman yang tidak pernah diuji? Bagaimana kau tau bahwa kau memiliki iman jika kau tidak pernah di uji? Saat memiliki iman maka kau pun akan terus-terusan di uji, untuk melihat apakah kau bisa mempertahankan nya atau tidak. Dan semakin besar iman mu, maka semakin sulit pula ujian yang akan datang,"
"Saat ujian itu datang kau bisa memilih untuk menghadapinya atau justru memalingkan punggung mu dan melarikan diri. Kalau menghadapinya, terlepas dari menang atau kalah, iman mu akan tetap bertumbuh meski hanya sebesar butiran pasir,"
KAMU SEDANG MEMBACA
IBLIS BUCIN || ChaeSoo
RomanceKisah seorang Ratu Iblis yang jatuh cinta pada seorang gadis biasa. Namun sepertinya gadis itu akan menjadi alasan dari kehancuran kerajaan sang Ratu. Apakah sang ratu akan melepaskan cintanya demi keselamatan rakyat miliknya? Atau justru kisah ini...