Melepaskan

652 103 5
                                    

Flashback

Chaeyoung mempererat genggaman pedangnya. Tidak, dia tidak boleh merasa ragu seperti ini.  Dia sadar bahwa ada hal yang lebih penting dari hal lainnya, ada yang lebih ingin dia lindungi daripada yang satunya.

"Tetap di dalam, jangan keluar barang selangkah," ucap Chaeyoung.

"Aku akan menebus hutang nyawa ku pada kalian,"

Chaeyoung melangkah ke pintu, kilatan cahaya memancar dari kedua matanya yang menatap tajam ke depan. Tubuhnya mulai mengeluarkan energi besar yang sangat dahsyat dan kuat.

Sontak, gubuk kecil itu menjadi terang-benderang. Cahaya suci Chaeyoung menyilaukan mata siapa saja yang melihatnya, termasuk Jisoo yang hanya mampu terdiam di tempat. Hati gadis itu berdebar kencang, apakah ini karena dia takut melihat wujud asli Chaeyoung? Atau karena dia, sekali lagi, terpana pada Chaeyoung?

Chaeyoung memalingkan wajahnya, memandang Jisoo dari sudut matanya. Dia meneguhkan hati, memantapkan keputusan mana yang harus dia ambil.

Dengan begitu Chaeyoung membuka pintu kayu di hadapannya, membiarkan udara penuh amarah menyeruak ke dalam.

"Aku mencintai Jisoo..."

Chaeyoung keluar lalu menengadah ke langit. Di sana puluhan Malaikat terbang dengan senjata mereka masing-masing tergenggam dalam tangan. Di depan barisan para Malaikat itu ada Gabriel yang tampak sangat murka, matanya memancarkan halilintar amarah yang meluap-luap.

"Ini lah aku!" Teriak Chaeyoung dengan lantang.

"Gabriel! Sesuatu yang kau cari sudah kau dapatkan!"

"Kembalilah ke surga! Teman mu yang hilang, sudah kau temukan,"

Chaeyoung berusaha menutupi aura manusia Jisoo dan ibunya dengan aura sucinya yang kuat. Dia berdoa dalam hati agar Gabriel tidak menyadari keberadaan mereka berdua di dalam gubuk.

"Aku terluka parah dan menemukan gubuk kecil ini,"

"Aku memutuskan untuk istirahat sejenak di sini, memulihkan kekuatan ku dan menyembuhkan luka ku,"

"Maaf karena membuat kalian khawatir. Aku tidak bermaksud untuk menghilang dan-"

"PARK CHAEYOUNG!!!"

Gabriel berseru memanggil nama sahabatnya itu. Suaranya menggelegar, membelah tanah tempat Chaeyoung berpijak dan memporak-porandakan pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Chaeyoung berusaha menahan gubuk Jisoo agar tidak luluh lantak ke tanah dengan sekuat tenaga.

"Apakah aku baru saja mendengar kau bersaksi dusta?! Apakah kau baru saja mengucapkan kebohongan padaku?!"

Gabriel mendekati Chaeyoung. Tatapan tajam mereka beradu, kekuatan mereka saling menekan satu dengan yang lainnya. Mereka adalah Malaikat terkuat yang dimiliki surga, energi mereka sangat besar hingga mampu menghancurkan semua hal yang ada di dekat situ terkecuali gubuk Jisoo tentunya.

"Apa yang telah mereka perbuat padamu?! Apa yang telah mereka perbuat hingga kau berani melanggar perintah Tuhan dan berbohong padaku?!"

"Demi melindungi dua manusia yang ada di dalam gubuk itu, kau bersedia melawan kami saudara mu?" Suara Gabriel penuh dengan kekecewaan.

Chaeyoung mulai terdesak. Bukan karena Gabriel lebih kuat darinya namun karena keraguan kembali mengombang-ambing hatinya.

"Park Chaeyoung! Mereka adalah manusia yang harus kita basmi, kenapa kau melindungi mereka?!"

Gabriel memancarkan energi yang lebih kuat lagi. Amarahnya semakin memuncak saat melihat keraguan dalam mata Chaeyoung. Apa alasan dari keraguan itu? Hal apa yang lebih besar daripada Tuhan yang sedang mereka bela?

IBLIS BUCIN || ChaeSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang