Jangan

521 94 2
                                    

"A-apa? Chaeng? Jangan!"

Jisoo mencengkram lengan Rosé dengan erat, berusaha menghentikan apa saja yang sedang tergambar dalam pikiran si iblis itu.

"Kamu mau meninggalkanku? Sendirian di sini?"

Namun bibir Rose tetap diam terkatup rapat, bahkan menoleh pun tidak.

"Chaeng, aku mohon... Jangan lakukan ini..."

Jisoo menyandarkan kepalanya ke bahu Rosé, menunjukkan kepada sang ratu iblis betapa dia sangat menginginkan kehadirannya di sisinya. Rosé bisa merasakan keputus-asaan Jisoo dan dia membenci itu. Dia benci bisa merasakan perasaan Jisoo dengan sangat jelas. Dia benci bisa merasakan kesedihan Jisoo dan dia sangat benci kenyataan bahwa dialah alasannya.

"Apa kalian tidak mendengarku?? Cepatlah Malaikat sialan! Apa lagi yang kalian tunggu?!!" Rosé berteriak, dia mengeluarkan energi iblisnya yang kuat.

"Bawa aku sekarang atau pedangku akan menancap di leher kalian,"

Para Malaikat tersentak, mereka dapat merasakan kekuatan yang amat besar dari dalam diri Rosé. Meskipun pernah berperang melawan kerajaan iblis, para Malaikat kalangan menengah ke bawah sebenarnya belum pernah berhadapan langsung dengan iblis besar. Merasakan kekuatan Rosé sekarang membuat mereka sedikit ketakutan.

"Malaikat Jennie..." ucap si penjaga perbatasan.

"Keluarkan busur anda dan ikat iblis ini," pintanya.

"Lakukanlah sendiri! Apakah kalian menginginkan aku melaksanakan semua kehendak kalian yang bodoh itu?"

"Tangkap lah sosok yang kalian anggap aib itu dengan tangan kalian sendiri, sebab dalam pandanganku aib itu justru terlihat lebih mengerti arti kasih daripada kita semua,"

Setelah mengucapkan itu, Jennie mengepakkan sayapnya beberapa kali kemudian terbang naik ke surga. Dia meninggalkan bala tetara surga yang dia pimpin dalam kebingungan dan ketakutan. Namun dia tidak peduli, dia sudah cukup kecewa atas dirinya sendiri, atas para Malaikat surga terutama atas ketidakberdayaannya. Dia malu menjadi bagian dari penangkapan ini, dia malu saat berhadapan dengan cinta yang begitu besar antara Jisoo dan Chaeyoung.

"M-malaikat Jennie!" seru para Malaikat.

Mereka saling berpandangan satu dengan yang lain, berusaha menguatkan hati dan mecari solusi.

"C-cepat! Keluarkan energi kalian untuk membuat benang surga. Iblis ini tidak akan mampu melepaskan diri dari benang surga,"

Para Malaikat bergegas merapalkan doa-doa, mengeluarkan energi yang mereka miliki sebanyak mungkin. Rosé tau bahwa benang surga yang berasal dari Malaikat rendahan hanya akan mampu menyiksanya dengan pemurnian tapi tidak akan mampu mengalahkannya, jadi dia menarik kembali energi itu kedalam tubuhnya.

"Jangan cari aku lagi, Jisoo-ya... Bahkan menyebut namaku lagi pun jangan,"

"Setelah hari ini berakhir, anggap saja kamu baru terbangun dari sebuah mimpi buruk dan aku adalah monsternya," ucap Rosé lalu tertawa kecil.

"Bolehkah aku meminta sesuatu dari mu, Jisoo?"

Jisoo menggeleng.

"Tidak boleh jika ini menjadi permintaan mu yang terakhir padaku,"

"Tolong... Jadikan mimpi buruk ini sebagai mimpi mu yang terburuk hingga kamu tidak bisa melupakannya selama-lamanya,"

"Baiklah... Selamat tinggal ya?"

Rosé bangkit berdiri kemudian berjalan ke arah para Malaikat yang masih sibuk, dia menyerahkan kedua tangannya kepada mereka dan dengan segera benang surga yang belum sempurna itu melilitnya. Para Malaikat tertegun melihat tindakan Rosé itu namun ada sedikit ketenangan yang mencuat dalam hati mereka melihat Rosé menyerah tanpa perlawanan.

IBLIS BUCIN || ChaeSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang