36. Dua kali

17 1 0
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

"Gue harus temuin tu cewek," ujarnya yakin kemudian keluar dari kamarnya.

"Tapi gimana caranya? Kan namanya aja gue nggak tau," lanjutnya.

"Tapi mau gimana lagi? Gue harus temuin tu cewek," kesalnya.

"Atau minta bantuan dari orang suruhan papi aja ya?" Tanyanya pada diri sendiri kemudian duduk di taman belakang rumahnya.

"Tapi alasannya apa dong?" Lanjutnya kesal.

"Pikir besok aja lah," ujarnya kemudian menatap lurus pada rumput hijau dihadapannya.

~~~

"Jar, gue ke toilet dulu ya," pamitnya saat kepalanya mulai sakit kembali, Fajar yang mendengar itu mengangguk pelan kemudian meminum ice cappucino miliknya.

Sesampainya di toilet kepalanya seakan mau pecah, ia berusaha meredamnya dengan menghela nafasnya berulang kali.

Hingga ia melihat sebuah tetesan darah di wastafel, melihat itu ia langsung melihat dirinya di cermin. Itu memang darahnya, ia segera membersihkannya cekatan takut jika kelamaan Fajar akan mencarinya. Setelah bersih ia menatap dirinya bingung.

Sebenarnya gue sakit apa? Udah 2 kali gue mimisan hari ini. Batin Jauza penuh tanya.

Cukup lama ia menatap dirinya dicermin, hingga tiba-tiba ponselnya berbunyi ia segera mengambilnya dan mengeceknya, panggilan telefon dari Fajar. Rupanya laki-laki itu sudah menunggunya.

"Assalamualaikum," jawab Jauza berusaha tenang agar Fajar tak curiga.

"Waalaikumsalam, Ki Lo gapapa kan? Kok lama banget di toilet?" Tanya Fajar yang sudah khawatir.

"Gue gapapa kok, gue kesana sekarang," jawab Jauza agar Fajar tak khawatir.

"Ya udah kalo emang gapapa," jawab Fajar kemudian langsung memutuskan panggilan itu.

Setelah mengetahui panggilan itu terputus ia menghela nafasnya pelan dan menatap dirinya dicermin dan tersenyum kecil.

Lo harus kuat Za, Lo nggak boleh buat orang lain khawatir sama Lo. Batin Jauza kemudian meninggalkan toilet dan menemui Fajar yang sedang memainkan ponselnya.

"Maaf lama," ucap Jauza meminta maaf pada Fajar sembari ia duduk ditempatnya duduk tadi.

Fajar yang mendengar itu langsung meletakkan ponselnya dimeja dan menatap Jauza, meskipun perasaannya kini agak aneh melihat Jauza yang sedikit pucat.

Tapi ia masih berusaha berpikir positif, semakin ia berusaha berpikir positif yang ia dapat hanya kegelisahan.

"Gapapa, nggak ada masalah kan?" Tanya Fajar memastikan bahwa Jauza memang baik-baik aja.

"Hah, gue gapapa kok. Emang kenapa?" Jawab Jauza sedikit terkejut dengan pertanyaan Fajar.

"Enggak, muka Lo pucet. Kita pulang aja ya, biar Lo bisa istirahat," jelas Fajar yang berusaha untuk terlihat tidak terlalu khawatir pada orang disampingnya.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang