9. Perpustakaan

79 33 10
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

"Kalo nggak tau nggak usah sok sok an nanya," dingin Jauza kemudian berlalu pergi.

Kedua sahabatnya langsung tertawa setelah kepergian Jauza.

"Jar sabar ya jangan di masukin ati Jauza emang gitu orangnya," ucap Ifa sambil memegang perutnya karena sakit setelah tertawa.

Fajar hanya mengangguk paham dan ia kembali duduk.

"Eh Jar kok gue liat-liat Lo kaya lagi ngedeketin Jauza ya?" Tanya Maya hati-hati, takut menyinggung Fajar.

Fajar kaget akan penuturan Maya, ia mengernyit bingung. "Mak.. maksudnya gimana May? Gue nggak ngerti?"

"Ya Lo kayanya akhir-akhir ini kaya ngejar-ngejar Jauza gitu," ucap Maya diangguki Ifa.

Emang keliatan banget apa gue lagi ngedeketin Jauza? Ucapnya dalam hati.

"Ahh eng...enggak lah, kan gue punya pacar satu aja cukup, gue ngedeketin Jauza biar tambah temen aja," bohong Fajar.

"Gue nggak bilang lho kalo maksud Lo deketin Jauza buat jadi pacarnya," ucap Maya sambil menaikkan satu alisnya.

"Ya, ya kan kali aja gitu tadi maksud Lo itu, kan Lo nggak jelas tadi ngomongnya," ucap Fajar membela diri.

"Iyain aja dah," ucap Ifa dan Maya kompak, padahal dalam hati mereka berkata lain.

~~~

Jauza berjalan menuju perpustakaan untuk meminjam buku, itu sudah hal biasa baginya.

Akhirnya buku yang ia cari pun ketemu dan segera mengambilnya, ia berjalan menuju bangku yang disediakan dan mulai membacanya dengan tenang.

~~~

"Eh emang Jauza pergi kemana sih?" Tanya Fajar pada kedua sahabat Jauza.

Keduanya pun mengerutkan dahinya, kemudian saling tatap dan saling bertanya harus menjawab apa melalui tatapan matanya.

"Ke..ke..ke toilet kali," ujar Ifa setenang mungkin agar Fajar tak curiga.

"Ohhh," balasan Fajar sambil mengangguk anggukkan kepalanya percaya.

Apa iya Jauza pergi ke toilet? Kok Ifa kaya nyembunyiin sesuatu ya. Ucapnya dalam hati.

"Eh ya udah deh gue ke kelas duluan ya, bye," putus Fajar kemudian pergi meninggalkan kedua orang tersebut yang masih dalam pikirannya masing-masing.

"Ahh iya...iya Jar gapapa," jawab Maya.

Keduanya menatap punggung Fajar yang kian menjauh, hingga akhirnya tak terlihat lagi setelah sang empu berbelok di pintu kantin.

Fajar tak benar-benar pergi ke kelas melainkan mencari Jauza disetiap penjuru sekolah.

Akhirnya mereka menghembuskan nafasnya kasar seolah-olah terbebas dari singa yang siap memangsanya.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang