33. Jadian?

14 2 0
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

"Mau ngomong apa Jar?" Tanya Jauza saat sudah sampai di taman samping sekolah.

"Hmmm...gimana ya," ujar Fajar bingung, dapat dilihat dari raut wajahnya dan perilakunya saat ini.

Jauza yang heran dengan sikap Fajar menyipitkan matanya untuk fokus menatap mata laki-laki di depannya ini.

"Heh," ucap Jauza dengan menjentikkan jarinya di depan wajah Fajar, hal itu mampu membuat Fajar menatap Jauza sedikit ragu.

"Mau ngomong apa? Ini udah mau bel Jar," ujar Jauza mengingatkan.

Masih tak ada kata yang keluar dari mulut Fajar saat ini yang semakin membuat Jauza penasaran. Jauza berniat untuk meninggalkan Fajar jika ia masih tak membuka mulutnya untuk berbicara.

"Jar!!" Panggil Jauza kesal, tapi masih tak mendapat respon dari Fajar.

"Udahlah, masa bodo Lo mau ngomong apa. Gue mau balik ke kelas," kesal Jauza dan mulai melangkah meninggalkan Fajar.

Tapi langkahnya terhenti saat tangannya di tarik yang membuat tubuhnya terhempas kebelakang, yang membuatnya semakin kaget adalah saat tubuhnya tiba-tiba dipeluk oleh Fajar.

Sangat erat seolah tak ingin kehilangan seseorang yang sangat berarti, pelukan itu membuat Jauza mengingat bahwa pernah ada seseorang yang memeluknya sama persis seperti ini.

Kehangatan, kenyamanan, keamanan yang ia rasakan pun sama. Membuatnya sedikit menunjukkan senyum manisnya, setidaknya perlakuan Fajar saat ini membuatnya sedikit mengurangi rasa rindunya.

"Gue...gue...gue minta maaf sama Lo Ki, gue nggak tau kenapa gue bisa sampe kaya gini ke Lo. Maafin gue Ki, maaf," ujar Fajar yang membuat Jauza bingung kenapa Fajar terus-terusan meminta maaf pada dirinya.

Ia pun melepaskan pelukan hangat itu dan menatap Fajar sedikit bingung.

"Minta maaf untuk?" Tanya Jauza bingung.

"Maaf untuk semuanya," jawab Fajar dan mendapat anggukan sebagai balasan.

"Ki, jujur gue nggak mau Lo kenapa-napa," ucapan Fajar sukses membuat Jauza bingung sekaligus takut.

"E...emang gue bakalan kenapa?"

"Gue tau mungkin ini bukan waktu yang tepat buat gue ngomong kaya gini ke Lo," ucap Fajar serius.

Jauza yang masih bingung dengan sikap Fajar hanya diam dan menunggu sampai hal apa yang Fajar akan bicarakan. Dan yang lebih membuatnya bingung, Fajar tiba-tiba menggenggam tangannya tulus.

"Jar," panggil Jauza karena merasa ada hal yang sangat aneh saat ini.

Kenapa sih susah banget ngomongnya? Fajar Lo harus bisa, ini kesempatan Lo buat ngomong sama Kia. Batin Fajar.

"Kalo Lo emang nggak bisa buat ngomong sekarang gapapa, mungkin nanti sore, ntar malem, atau besok juga gapapa," lanjutnya.

Tapi diluar dugaan Jauza, saat ini Fajar masih sama saja, diam tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya. Karena dirinya mulai kesal, ia menghela nafasnya sedikit kasar dan menatap Fajar dingin yang kemudian melepaskan genggaman tangan Fajar yang membuat laki-laki itu menatap tangannya.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang