25. Panda

34 6 2
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Malam yang cukup dingin dan diterangi lampu remang-remang dan rembulan, Jauza duduk di bangku taman tempat favoritnya.

Ponselnya berbunyi tanda ada yang menelpon, ia pun mengecek siapa yang menelfon dirinya malam-malam seperti ini.

Ia mengerutkan keningnya saat mengetahui siapa yang menelfon itu.

"Ngapain Fajar nelfon gue?" Bingungnya. Tak pikir panjang ia langsung mengangkat panggilan itu.

"Assalamualaikum," ujar Jauza.

"Waalaikumsalam, Lo di kost apa lagi keluar?" Tanya Fajar yang semakin membuat Jauza bingung.

"Di kost, emang ada apa?" Tanya balik Jauza.

"Ke gerbang bentar dong," pinta Fajar.

Lah ni orang kenapa sih? Aneh banget. Nggak ada angin nggak ada hujan nyuruh gue ke gerbang. Monolognya bingung.

"Ke gerbang? Ngapain?"

"Udah ke gerbang dulu aja, buruan," pinta Fajar yang langsung memutuskan panggilan itu sepihak.

"Lah dimatiin," ujarnya menatap nanar layar ponselnya.

Ia pun beranjak dari bangku taman dan menuju gerbang, sesampainya di gerbang ia dapat melihat seseorang yang sedang berdiri di luar.

Ia membuka gerbang itu dan muncullah seorang kurir paket dengan sebuah paket berukuran cukup besar berada di atas motornya.

"Selamat malam kak, apakah benar dengan kak Jauza?" Tanya paket itu sopan.

"Iya mas, ada yang bisa dibantu?" Jawab Jauza sopan untuk menghargai kurir tersebut.

"Oh iya kak, ada paket buat kak Jauza," jawab kurir tersebut.

Paket? Perasaan gue nggak beli olshop deh. Bingung Jauza dalam hati.

"Maaf mas tapi saya nggak pesan apa-apa tuh," balas Jauza sopan.

"Eh emang nggak kak, tapi ini dari seseorang," jawab kurir tersebut.

"Seseorang? Siapa mas?" Tanya Jauza bingung.

"Saya nggak tau kak, orangnya cuma bilang ' mas tolong anterin ini ke calon bidadari saya mas, ati-ati jangan sampai lecet, salam juga mas buat dia, bilang jangan tidur malem-malem, bilang dari panda,' gitu kak," jawab kurir tersebut menirukan gaya bicara orang itu.

"Panda? Siapa panda?" Bingung Jauza yang semakin menjadi.

"Kak," panggil kurir tersebut.

"Eh iya mas, paketnya saya terima," putus Jauza untuk menerima paket itu.

"Tanda tangan di sini dulu kak," pinta sang kurir.

Jauza segera menandatangani kertas yang dibawa sang kurir tersebut dan diakhiri senyum khas yang jarang ia tunjukkan.

"Terimakasih kak, saya permisi dulu, selamat malam," pamit kurir itu.

"Malam."

Kurir itu pun pergi meninggalkan Jauza sendirian yang masih menatap paket itu.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang