Hai semua.
Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.
Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭
And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.
thanks
Happy reading 😉
///
Ia sedang berjalan pulang dari rumah sakit, ia berjalan melewati gang kecil untuk menuju tempat kostnya. Kurang satu belokan lagi ia akan sampai di tempat kostnya, akan tetapi seseorang berpakaian serba hitam mengejutkannya dari depan.
Refleks ia berhenti dan menatap orang itu, tapi sayang orang itu memakai topi, masker, dan kacamata hitam yang membuatnya sulit mengenali orang didepannya ini. Ia mundur beberapa langkah saat ia semakin takut karena orang itu semakin mendekatinya, dan terdapat sebuah benda dalam genggamannya.
Jauza yang melihat itu bingung sekaligus takut, beberapa kali ia menghirup udara dalam-dalam serta meraba belakangnya agar tidak terpentok benda dibelakangnya.
"M...mau ngapain Lo?" Tanya Jauza memberanikan diri.
Orang itu masih diam dan terus berjalan hingga membuat Jauza berhenti saat tubuhnya menabrak sebuah tembok tinggi dibelakangnya.
Orang itu menghentikan langkahnya dan menatap Jauza dari balik kacamata hitamnya sebentar lalu melempar pelan benda yang ia genggam tadi di depan kaki Jauza. Orang itu langsung pergi begitu saja setelah melempar benda itu, Jauza melihat benda didepannya dan orang tadi yang berjalan menjauhinya.
Ia mengambil gulungan kertas yang ia yakini didalamnya terdapat sebuah batu, ia segera membukanya dan ternyata benar terdapat sebuah batu didalamnya.
Ia semakin terkejut dan takut saat membaca pesan yang disampaikan di kertas itu.
JAUHI FAJAR SEKARANG JUGA
ATAU SAHABAT LO YANG KENA BATUNYAMembaca itu pikirannya tertuju pada Ifa dan Maya yang saat ini jauh darinya.
Ia segera mengambil ponselnya di dalam tas dan mencari nomor ponsel Ifa lalu menelfonnya, tak peduli jika Ifa sedang mendapat shift siang dan pastinya sedang berjaga.
Beberapa kali ia mencoba menelfon Ifa tapi masih belum juga diangkat. Ia beralih mencari nomor ponsel Maya, ia tidak tau apakah saat ini Maya sedang mendapat shift atau tidak. Ia segera mencoba menelfonnya dengan penuh harap supaya Maya segera mengangkat telfonnya.
"Ada apa Za?" Ucap Maya yang terdengar ditelinga Jauza yang membuatnya sedikit lega.
"Lo lagi dimana? Lo gapapa kan?" Tanya Jauza sedikit cemas.
"Gue lagi jaga UGD gue juga gapapa, ada apa sih?" Tanya Maya yang berusaha bersikap tenang.
"Beneran lagi jaga?" Tanya Jauza sedikit tak percaya.
"Iya, ada apa? Gue lagi jaga ini, buruan ada apa? Jangan lama-lama ntar gue dimarahin sama dokternya," ujar Maya yang dibuat seakan-akan seperti sedang takut akan dimarahi dokter yang sedang berjaga dengannya.
"Akh nggak, cuma pengen tau keadaan Lo aja. Maaf ya gue ganggu, pulangnya hati-hati," ujar Jauza yang merasa bersalah karena mengganggu Maya yang sedang berjaga apalagi dia jaga di UGD.
"Hmmm," gumam Maya yang kemudian memutuskan panggilan itu.
Jauza menatap ponselnya yang hanya berlayar hitam, ia kembali menatap kertas yang ia pegang sedikit gemetar. Ia memijit pelipisnya pelan yang terasa sakit, Jauza menghela nafasnya kasar lalu menggelengkan kepalanya supaya rasa sakitnya menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully Of Love { END}
Teen FictionMohon ninggalin jejak dulu ok 👌 Thanks. Kisah seorang remaja SMK kesehatan yang hidupnya diubah karena perilaku orang yang sering mengganggunya. Jauza Askia Bella, perempuan kelas XI jurusan Keperawatan, perempuan cantik, pintar dalam akademik mau...