45. Salam dari Nina

11 1 0
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

thanks

Happy reading 😉

///

Sudah 3 bulan lebih kelas XI meninggalkan sekolah untuk praktek lapangan, ini hari pertama mereka kembali datang ke sekolah.

Terlihat banyak siswa maupun siswi yang melepas rindu bersama sahabat-sahabatnya, di mulai saat ia memasuki gerbang sudah disambut dengan beberapa orang yang berteriak senang bertemu dengan sahabatnya.

Di lorong kelas pun cukup ramai, jujur ia juga rindu dengan suasana ini. Tak menyangka ia masih bisa bertahan sejauh ini, ia memasuki kelasnya dan duduk di kursi tempat biasa ia duduk.

"Nggak nyangka gue, ternyata gue masih diizinin buat duduk di kursi ini lagi," ucapnya pelan.

"ZAAA!!!" Taulah teriakan siapa. Ia datang dan langsung memeluk erat Jauza.

"Gue kangen banget sama Lo, sumpah ya gue nggak tenang tau waktu dirumah sakit. Apalagi saat Lo bilang stalker itu sering ngikutin Lo," ujarnya yang membuat Jauza tersenyum kecil.

"Iya gue juga kangen sama Lo, tapi tolong dong gue susah nafasnya ini," ujar Jauza menepuk lengan Ifa cukup keras.

"Eh maaf-maaf," ujar Ifa menyesali perbuatannya, dan Jauza hanya menghela nafasnya pelan.

Ia melihat Maya yang baru saja datang dengan wajah datarnya.

"Pagi May," sapa Jauza pada Maya yang hanya mendapat lirikan tajam dari Maya.

Melihat itu, Ifa menatap Jauza yang membalas lirikan tajam itu dengan senyumnya, Ifa tak percaya jika Jauza akan setenang ini dan sesabar ini menghadapi sikap Maya.

"Za," panggil Ifa yang membuat Jauza menoleh menatap Ifa bingung.

"Ya?" Tanya Jauza yang mendapati tatapan tak percaya dari Ifa, ia tau betul maksud Ifa hanya saja ia tak ingin membuat kegaduhan apalagi dengan sahabatnya.

Ifa bertanya melalui tatapan matanya yang membuat Jauza tersenyum kecil.

"Maya juga sahabat kita Fa, nggak baik kalo nggak saling sapa. Lebih baik menyapa walaupun tak dibalas daripada tak menyapa yang akan membuat suasana semakin kacau," ujar Jauza mengingatkan Ifa.

Mendengar itu Ifa hanya bisa diam tak tau harus menjawab apa lagi.

~~~

Hari yang cukup tenang menurutnya, ia memutuskan untuk pergi keluar kelas tanpa sepengetahuan teman-temannya.

"Hai," sapanya sambil menghalangi langkah perempuan didepannya, membuat perempuan didepannya sedikit risih.

"Siapa ya kak?" Tanya perempuan itu dingin.

"Masa nggak inget sama gue?" Tanya laki-laki itu sembari memainkan alisnya.

"Aku nggak kenal kakak siapa," ujar perempuan itu yang mulai terpancing emosi.

"Gue yang udah lempar bola ke kepala Lo nggak sengaja, gue yang nganterin Lo periksa ke dokter waktu itu, gue yang sering ada disekitar Lo meskipun Lo nggak tau," ujarnya menatap Jauza yang sedang menatapnya bingung.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang