35. Cafe Mentari

17 1 0
                                    

Hai semua.

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

"Za, seriusan Lo gapapa? Tapi itu muka Lo pucet tau," tanya Ifa memastikan.

Jauza pucet? Emang dia kenapa? Batin Maya.

"Gue gapapa Fa, mungkin kurang minum aja," jawab Jauza bohong.

"Ya udah pulang yuk," ajak Ifa pada Jauza dan diangguki Jauza.

Saat Ifa ingin berjalan ia ditahan oleh Jauza, Ifa bertanya lewat tatapan matanya.

"May, pulang bareng yuk," ajak Jauza pada Maya yang sedang memainkan ponselnya.

"Duluan aja," ucap Maya tanpa mengalihkan pandangannya.

Ifa yang melihat itu membuatnya geram dengan sikap Maya pada Jauza yang sangat berbeda, saat dirinya ingin berbicara ia terdiam saat Maya memegangi dadanya.

"Auhhh," rintih Maya pelan, Jauza yang melihat itu langsung sigap menanyakan apa yang terjadi.

"Kenapa May?" Tanya Jauza sedikit khawatir, dengan memegangi pundak Maya tetapi langsung ditepis.

"Gue gapapa."

"Serius May? Tapi Lo pucet tau," ujar Jauza.

Ifa yang mendengar itu mulai memperhatikan kedua sahabatnya yang sama-sama pucat seperti ada yang disembunyikan dari dirinya.

"Wait...wait...wait, May Za Lo berdua kenapa bisa pucat barengan sih? Kalian sakit?" Tanya Ifa penasaran.

"NGGAK!!" sarkas kompak Jauza dan Maya.

"Bener nih?" Ucap Ifa tak percaya.

"Iya," jawab Maya dan diangguki Jauza.

"Ya udah pulang yuk, ntar biar bisa langsung istirahat," ajak Ifa pada keduanya.

"Duluan aja," ucap Maya yang kembali memainkan ponselnya.

Ifa dan Jauza yang melihat itu hanya menghela nafasnya pelan, Ifa sangat ingin memarahi sikap Maya yang keterlaluan pada mereka. Tapi ditahan oleh Jauza melalui tatapan matanya dan gelengan pelan.

"Ya udah kita duluan ya," ucap Jauza pelan yang hanya dibalas gumam oleh Maya.

"Udah ayok," ajak Jauza saat Ifa mulai kembali terpancing emosinya.

~~~

"Na na na na na na na na, akhirnya jadi juga," ujarnya sambil menuju motornya.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang