7. Siapa yang salah?

96 31 17
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho, bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Inget masih ada Nina Jar, inget masih ada Nina Jar, inget masih ada Nina Jar... Kata-kata itu terus berputar di otaknya.

"Kenapa gue jadi kepikiran itu mulu sih?" diakhiri hembusan nafas panjang dan mengusap wajahnya kasar berkali-kali guna menghilangkan kata-kata itu dari otaknya namun sia-sia.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka ia segera menolehkan kepalanya, ternyata mamanya.

"Kakak belum tidur?" Tanya Fani-mamanya Fajar.

"Eh mama bentar lagi ma, ada apa ma tumben masuk kamar Fajar?"

"Mama liat akhir-akhir ini kamu banyak melamunnya deh, terus juga berangkat sekolah jadi pagi banget? Kamu kenapa kak?" Tanya Fani penuh heran.

"Eh e-en-enggak papa kok ma, Fajar cuma lagi pengen aja berangkat pagi," jawab Fajar bohong dengan fake smile tentunya ia tidak mau membuat mamanya khawatir.

"Emm ya udah ma Fajar tidur ya."

Fani membalasnya dengan senyuman, "ya udah good night kak."

"Night too ma."

Setelah mendapat jawaban dari putranya Fani mencium kening putra tunggalnya itu, kemudian keluar dan menutup pintu perlahan.

Dilain hal Fajar belum juga tidur ia berbohong jika dirinya ingin tidur itu hanya alibinya agar tidak terus diberondongi pertanyaan dari mamanya.

Sekarang Nina lagi ngapain ya? Udah dari kemarin nggak ada kabar? Monolognya.

Sudah berkali-kali ia menghubungi nomor Nina tapi tidak satupun dibalas.

~~~

Perempuan itu sedang sibuk dengan buku dan alat tulisnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar ternyata ada panggilan masuk.

Ia buru-buru mengangkatnya.

"Assalamualaikum, gimana Fa?"

"Waalaikumsalam Za, eh Za jadi gini Lo sama Fajar sekarang gimana?"

Jauza mengerutkan keningnya bingung, apa maksud dari pertanyaan sahabatnya ini.

"Maksud Lo gimana gue nggak ngerti?"

"Ya Lo kan udah deket tuh sama tu anak, kenapa nggak jadian aja?"

What!! pertanyaan macam apa ini? Apa dia ini udah gila? Ahhh emang pada gila. Batin Jauza sambil menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Apa-apaan sih Fa, dia punya pacar nggak mungkin gue jadian sama dia, gue nggak mau dianggap yang nggak-nggak sama anak anak lain..." Jeda Jauza untuk mengambil nafasnya, "lagian nih ya gue kasih tau, nggak mungkin gue sama dia jadian, gue sama dia itu jauh banget."

"Ya kali aja gitu Lo jadian sama dia, gue dukung kok 100 persen,"

"Makin nggak waras Lo, udah lah kalo Lo nelfon gue cuma buat bahas itu sorry gue nggak bakal angkat telfon Lo lagi. Dah ya gue mau belajar, assalamualaikum," ujar Jauza yang langsung mematikan sambungan sepihak.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang