23. Manik panda

41 8 1
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Kini Jauza sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, meskipun wajahnya masih sedikit pucat.

"Za, yakin Lo mau berangkat hari ini? Lo masih pucet Za," tanya Lesya khawatir takut Jauza kenapa-napa.

"Iya kak, takut ketinggalan materi, lagian juga sekarang udah mendingan," jawab Jauza.

"Bener Za? Lo nggak usah berangkat deh Za gue takut ntar Lo pingsan lagi," khawatir Lesya.

"Enggak kak udah deh gue mau berangkat, assalamualaikum," pamit jauza yang langung keluar kamar tanpa menunggu jawaban dari Lesya.

Lesya hanya menghela nafasnya dan menjawab salam Jauza, dalam hatinya berdoa agar jauza tidak kenapa-napa.

~~~

Jauza sudah sampai dikelas, kelas masih sepi hanya ada beberapa orang saja yang sudah dikelas.

Tapi yang ia bingungkan adalah sebuah kotak berukuran kecil berada diatas mejanya dengan pita kecil, ia mengangkat kotak itu dan menimang-nimang.

Kotak? Dari siapa. Pikirnya.

"Nia Lo tau nggak ni kotak dari siapa?" Tanya Jauza pada dia yang biasanya datang paling awal.

"Nggak Za, gue dateng tu kotak udah ada di meja Lo," jawab Nia.

"Ohhh ya udah makasih."

Dari siapa dong? Batin Jauza.

Tak berpikir panjang ia pun membuka kotak itu, sudut bibirnya terangkat saat melihat sebuah gelang dengan hiasan berbentuk panda.

Ia pun mengambilnya dan memakainya dan senyum yang tak luntur dari sudut bibirnya, ia melihat sebuah note kecil didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia pun mengambilnya dan memakainya dan senyum yang tak luntur dari sudut bibirnya, ia melihat sebuah note kecil didalamnya.

Tersenyumlah selalu

(F)

"F? Siapa?" Pikirnya.

Ia tak ambil pusing, ia menyukai gelang itu dan terus saja ia membelainya pelan sembari duduk menunggu Ifa.

Tak lama Ifa datang dengan suara khasnya itu.

"JAUZA," teriak Ifa sembari berlari menuju Jauza.

"Za tau nggak, doi baru gue mau ngajak gue ngedate, aduhh ya ampun gue nervous banget sumpah," heboh Ifa.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang